Hey kha melemparkan majalah yang ada di genggamannya itu ke meja.
Amanda sempat terkejut melihat hal itu, terlebih lagi hey kha menatap tajam dirinya, seperti seekor singa yang hendak mencabik-cabik Mangsa yang ada di hadapannya.
Namun Amanda tidak perduli dan malah semakin senang, karena hey kha mulai kesal dengan apa yang ia katakan.
( Wanita, mana yang tidak kesal mendengar,, pria yang ia cinta dan sempat berkhianat padanya, terpesona dengan wajah wanita lain. Hmm, sungguh cinta yang rapi. )
Gumam Amanda merasa senang dan juga puas.
Hey kha yang melihat raut wajah senang Amanda serta senyum tipis di bibirnya, membuat hey kha semakin kesal.
" Aku ingatkan. Jangan coba-coba memprovokasi ku, disini hanya kita berdua. Jika aku memutuskan lidahmu itu sekarang juga, semua pelayan yang ada di rumah ini akan tutup mulut. Dan tidak ada yang akan mau bersaksi untukmu. Jadi jagalah sikapmu, selagi aku berbaik hati. "