Hari mulai pagi, dan kicauan burung membangunkan hey kha.
Hey kha melihat Juan yang masih tertidur pulas di sampingnya.
Sungguh, hey kha selalu saja terpesona dengan wajah suaminya itu.
" Sungguh, karya Tuhan, yang amat sangat sempurna. "
Hey kha merasa hatinya selalu indah, karena tiap kali ia membuka mata selalu saja ada suaminya yang tampan di hadapannya, yang memanjakan mata.
" Kau selalu saja membuatku, jatuh cinta padamu Juan, setiap detik, menit, jam bahkan hari. Tak terhitung berapa kali aku terpesona dengan wajah tampan serta menggemaskan mu. "
Gumam hey kha, yang masih terus memandangi wajah Juan yang tertidur pulas.
Hey kha pun beranjak dari tempat tidurnya. Setelah itu pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan.
Namun ia melihat bibi Han dan juga para pelayan sedang sibuk didapur.