Chereads / Cinta di Ujung Senja / Chapter 2 - Air Terjun yang Dingin

Chapter 2 - Air Terjun yang Dingin

Keesokan harinya..

***

"Fadil," sambil mengulurkan tangan.

"Malikah," menyambut uluran tangan itu.

"Ah, Melinda. Aku juga belum tahu namamu kemarin."

Malikah kaget dengan pernyataan temannya. "Emm, sebenarnya aku tak mengenalnya. Tak apa kan."

Malikah melengos dan melangkahkan kaki ingin meninggalkan tempat janjian mereka.

"Bisakah kau tetap disini," kata Fadil mencoba menghentikan langkah Malikah.

"Aku menerima ajakanmu kemarin hanya karena kamu temannya Melinda. Tapi,"

"Sekarang kita sudah jadi teman bukan? Ayolah, sekali ini kita happy nikmatin pemandangan air terjun," kata Melinda sambil menarik lengan baju Malikah.

***

"Jumlah tangga disini ada berapa?" kata Melinda kepada temannya.

"100 anak tangga," kata kedua temannya serentak.

"Kalian pernah kesini sebelumnya? kompak banget!" kata Melinda lagi.

Keduanya jadi salah tingkah ketika pertanyaan itu terucap dengan tidak sengaja.

"Waktu masih sekolah," kata Fadil tersenyum mengingat masa lalunya.

"Dulu rekreasi sekolah," Malikah menimpali.

"Apa? kalian membohongiku, seolah tak saling kenal ternyata kalian mantan ya.." kata Melinda dengan tawa puas terasa menangkap basah kelakuan tidak baik seseorang.

"Iya"

"Tidak"

Keduanya menjawab secara bersamaan.

"Maksudnya, Iya dan Tidak?"

"Perginya iya pulangnya tidak!" katanya Malikah jelas.

"Emm, waktu itu aku membuat kesalahan. Maaf!" kata Fadil ingin memegang tangan Malikah tetapi Malikah menghindar secara otomatis.

"Sekarang masih sama! tetap salah!" kata Malikah sedikit kesal.

"Emm, apa aku harus Pergi?" kata Melinda jadi tidak enak berada di tengah-tengah mereka.

"Jangan selangkah pun!" kata Malikah menahan badannya.

"Baiklah, tapi berhentilah saling menatap seolah aku ini obat nyamuk!" kata Melinda yang tidak enak hati.

Hening...

"Apa Sella baik-baik saja?" kata Malikah memulai pembicaraannya lagi.

"Baik." kata Fadil lagi.

"Emm. Syukurlah," kata Malikah.

"Kita sekarang masih berteman baik," kata Fadil berusaha menjelaskan kesalah pahaman yang dulu pernah terjadi.

"Lupakan saja, itu sudah berlalu."

Melinda tersenyum, mendengarnya. Seolah mengerti apa yang terjadi saat itu.

***

"Kita sudah sampai," kata Melinda sambil merentankan kedua tangannya sampai kedua temannya itu terdorong ke belakang.

"Mel, sengaja ya.." kata Malikah sambil mengejar Melinda yang menuju genangan air di bawah air terjun.

***

"Tetap dingin..." gumam Fadil sambil menyentuh genangan air itu.

***