Chereads / Terbelenggu / Chapter 15 - Kehidupan baru dan dendam yang berjalan

Chapter 15 - Kehidupan baru dan dendam yang berjalan

Terdengar suara ribut dari luar ruang kamarku, aku membuka mataku dan melihat sekeliling ku. Aku tak tau entah kapan dan siapa yang memakaikan bajuku. Tapi aku bangun dan mulai berjalan ke luar kamar.

" Adamson ??? ( panggilku pelan ).

Saat memasuki ruang tamu aku melihat Dirga dan William tepat di depan mereka ada Adamson sedang duduk.

" Tasya ... !!! ( Dirga melangkah dan menarik Tasya ).

" Dirga .... !!! William !!! ( menatap ke arah dua lelaki yang sedang terbakar emosi).

" Adamson !!! lampiaskan semuanya padaku jangan lampiaskan pada Tasya !!! ( menunjuk ke arah Adamson), Aku takkan membiarkan kau membawanya pergi dari ku. Dia adalah kekasih ku dan juga calon istriku !!! Jika kau tidak ingin aku membunuhmu sebaiknya pergi dan tinggal kan tempat ini !!! ( Perintah Dirga).

" HAHAHAHA kenapa aku harus memberikan istri ku kepadamu !!! ( Berdiri dan menarik tangan ku ).

" Silahkan tanya Ana dia memilih mu mantan pacar nya atau dia lebih memilih ku suaminya !!! ( Mencium pipi Ana di hadapan William dan Dirga ).

" Kau BAJINGAN !!!! ( satu pukulan datang dari William ), jangan menyentuh nya !!!

" William bawa Tasya pergi dari sini, biarkan aku menyelesaikan hal ini dengan bajingan Ini !!!" ( ucap Dirga dengan wajah yang siap menerkam mangsa).

Spontan mendengar perkataan Dirga membuat ku takut dan menghentikan nya secepat mungkin.

" Tidak !!! Dirga aku memilih tinggal bersama suamiku, Aku harap kau jangan lagi menggangguku !!! (memegang tangan Adamson ).

Dirga mengepal tangannya kuat.

" Tasya kamu ga perlu takut, aku ada disini Sya !!! Kemari lah !! ( mengulurkan tangannya).

" Maaf Dirga tapi suami ku adalah Adamson, sebaiknya kalian pulang !! Nanti aku akan datang menjenguk nenek. ( berjalan ke arah William).

" Wil aku mohon bawa Dirga pergi dari sini !!! Aku mohon..., nanti aku akan menjelaskan segalanya padamu !!! ( bisik Tasya ).

Seolah mengerti dengan perkataan Tasya William menarik Dirga keluar.

" Apa pun yang terjadi jangan ragu untuk menelpon kami Sya !!!" ( William memegang tangan Tasya )

"William Maaf kan aku untuk situasi ini, tapi kali ini sepertinya aku harus mengalah sedikit demi Dirga dan nenek " ( Di luar pintu)

Setelah menutup pintu aku masuk dan ke arah Adamson yang sedang terluka akibat pukulan tadi. Aku langsung pergi ke kamar untung mengambil kotak obat obatan.

" Biarkan aku membersihkan lukamu !!! ( menyodorkan kapas ke arah bibir Adamson).

" Memang sudah seharusnya begitu, kekasih mu yang membuat masalah maka harus kamu yang membersihkannya !!! " ( JAWAB Adamson ).

" Tapi kenapa kamu tidak membalasnya ??? ( tanya Ana mengingat Adamson biasanya akan kembali memukul jika diperlakukan seperti tadi ).

" Semalam dan tadi bukankah aku sudah membalasnya !!! Dengan tubuh wanita yang dia cintai sebagai gantinya. (bisik Adamson).

Aku yang mendengar perkataan Adamson spontan menamparnya keras.

" Parrrrrrrrrrr !!! Kau BAJINGAN !!! ( dengan mata yang berkaca kaca).

" Silahkan ambil tubuh ku tapi ingat cintaku hanya untuk Dirga, Tapi bukankah Dirga juga sudah mengambil tubuh Cindy !!!" Jadi kita impas ....

Mendengar kata kata ku Adamson terlihat marah dan mencekik leher ku.

" Bu..Bu...Nuh SAJA AKU !!! ( terbata bata ).

" Se..tidak...nya Itu akan membuatku bebas dari manusia seperti mu !!! ( air matanya mengalir membasahi tangan Adamson).

" Jaga kata kata mu, atau kau akan merasakan akibatnya !!!" Mulut mu tak pantas menyebutkan nama Cindy !!! ( melepaskan cengkraman nya dan pergi meninggalkan Ana).

" Uhukkkkkk!!! uhukkkk!!!uhkkkn ( terbatuk).

Setelah menyakiti ku Adamson keluar dari apartment dan pergi entah kemana, Aku hanya terpaku dan menahan rasa sakit akibat cekikan Adamson barusan. Tak lama

Aku memutuskan pergi ke kediaman William untuk melihat nenek, karna Adamson Tak kunjung datang aku memutuskan pergi sendiri menggunakan taksi.

Di kediaman William.

" William bagaimana keadaan nenek ? ( tanyaku pelan saat William selesai memeriksa nenek).

" Kondisinya masih sama, Jantungnya sangat lemah !!! Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga nenek mu. ( menepuk pundak Tasya).

" Oooo... iya, Apa yang sebenarnya terjadi dengan mu dan Adamson ??? ( Tanya William antusias).

" Kenapa lehermu ?? ( melihat bercak biru di leher Tasya).

" Aku tak bisa menceritakan banyak padamu William, tapi yang jelas aku hanya ingin melindungi Dirga dan nenek . Biarkan aku menuruti apa kemauan Adamson, asalkan dia berhenti mengganggu Dirga dan nenek !!! ( sahut Tasya).

" Apa dia yang melakukan ini padamu ??? (Tanya William sambil memegang leher Tasya).

Aku memilih diam dan tidak berkata apa apa.

"Sya .... !!! ( sapa Dirga ).

" Sebaiknya aku pulang dulu William, dan besok aku akan terbang ke Indonesia bersama suami ku, Tolong jaga nenek ku ! Aku percaya padamu . ( memeluk William dan berjalan meninggalkan kamar untuk menghindari Dirga).

Tak berapa lama aku berjalan, aku tepat berada di luar rumah kediaman William tapi tiba tiba saja Dirga menarik ku dan melumat bibir ku, mendorong ku merapat ke dinding.

" Aku sangat mencintaimu, sangat sangat mencintaimu !!! Tolong jangan pergi Tasya !!! Bercerai lah dengan Adamson. ( kembali melumat bibir Tasya).

Aku berusaha melawan tapi seakan aku pun merindukan Dirga. Tanpa sadar aku menikmati ciuman dari Dirga, seolah ciuman ini akan menjadi ciuman perpisahan untuk kami.

" Maaf kan aku Dirga !!! Tapi aku harus pergi, jika boleh aku ingin sekali tinggal di sisi mu. Menghabiskan hari hari ku bersama mu tapi aku tak ingin kebersamaan kita membuat banyak orang menderita, termasuk kau sendiri." ( dalam hati).

" Plokkkkkk plokkkkkk plokkkkkk !!! ( suara tepuk tangan yang membuat ku mendorong Dirga).

" ADAMSON !!!! ( terkejut).

" Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa !!! ( seru ADAMSON).

" Dirga tinggalkan kami !!! ( mendorong Dirga ).

" Tidak akan, aku akan tetap disini !!! Kau milikku. ( memegang tangan Shella).

" Benarkah !!! ( mengeluarkan pistol dari mantelnya)

Pistol nya tepat di arahkan ke kepala Dirga.

" Apa yang ingin kau lakukan !!! ( Jerit Tasya)

Dengan cepat aku menarik pistol itu dan mengarahkannya tepat di kepalaku .

"Tembak aku, bukankah dengan kematian ku akan membuat mu bahagia !!! ( ancam ku ).

" HAHAHAHAH benar sekali, jika kau mati maka bajingan itu akan hancur berkeping keping !!! ( tertawa dan menarik pelatuk pistol nya).

" ADAMSON JANGAN !!! ( jerit DIRGA).

" BUNUH AKU ADAMSON !!! ( Air mata Ana lagi lagi mengalir, tapi tanpa berkedip dia menatap wajah ADAMSON).

"emmmmmm.... Tapi jika kau mati maka penderitaan kalian berakhir begitu cepat. Dan itu terdengar membosankan, bagaimana jika kita mulai dari sini.... menarik Ana keperluannya dan membuatnya menghadap ke arah Dirga, Dan terdengar satu tembakan terlepas dari pistol Adamson.

" Thorrrttttttttt!!!!! ( suara tembakan).

Tembakan itu tepat mengenai kaki Dirga, dan semua itu jelas terlihat oleh mataku sendiri. Aku melihat Dirga terjatuh dan merintih kesakitan. Tak berapa lama William dan beberapa pengawal berlari keluar mendengar suara tembakan.

"DIRGA!!! DIRGA!!! DIRGA ( JERIT ANA).

Melihat keadaan itu William terlihat sangat marah dan mengeluarkan pistol dari mantelnya.

" ADAMSON !!! ( Mengarahkan pistol ke wajah Adamson).

" wowww Jika kau menembakkan maka aku akan mati bersama istri ku bukan !!!! ( mengarahkan pistol ke kepala Ana ).

" Apa kau mau melihat wanita yang kau cintai mati !!!" ( sambung Adamson).

Perlahan William menurunkan pistolnya, mengingat Adamson akan melukai Tasya membuatnya tidak bisa melakukan apa pun.

"Sebaiknya katakan kepada sepupu mu, Adamson Masih memiliki banyak peluru jadi jika tidak ingin peluru peluru itu menembus jantung saudara mu, sebaiknya jangan lagi mendekati istriku !!! ( ancam Adamson Dan berjalan menarik ku meninggalkan kediaman William).

" DIRGA!!!!!! ( rintih ku sepanjang jalan dalam keadaan shock ).

Kejadian ini sama persis seperti di mimpiku, aku sangat takut dengan pria yang saat ini menggenggam tanganku. Tak terasa tubuhku bergetar hebat, rasa takut ku semakin menjadi jadi. Ku tepis kan tangan Adamson yang menggenggam ku .