Pagi hari itu Santi sudah terlihat rapi , karena ia sudah tidak sabar menanti kedatangan suami yang sangat ia rindukan. Ditemani dengan Rita, mereka berdua sudah meluncur menuju tahanan ibu kota.
Para wartawan sudah menunggu ternyata di pintu keluar, sedangkan Rita harus membawa ibunya melewati pintu lainnya. Meskipun mereka harus mendapatkan pengawalan dan pengawasan yang super ketat.
Sebuah ruang tunggu yang sempit dan kecil, menjadi tempat mereka untuk menunggu saat ini. Ada dua penjaga yang menjaga pada pintu masuk, memegangi senapan laras panjang dengan postur tubuh yang sigap.
Suara langkah kaki yang semakin mendekat, membuat Rita dan Santi semakin menatap pada sebuah pintu yang menyambungkan mereka pada pintu lainnya. Dan tidak lama sosok Brama muncul, pria itu memberikan senyum kecilnya untuk Santi.