Andi tampak tegang, tatapannya masih menatap jalan di depannya. Putri benar-benar terlihat marah dan kesal, menggerutu, sesekali mengumpat kesal atas ide kakak laki-lakinya. "Apa sih yang mereka pikirkan." Ucap Putri dengan kesal sambil menambah kecepatan kendaraan mobilnya.
"Putri tenang, bahaya kalau kau mengebut seperti ini." Andi memegangi dasboard yang didepannya, beberapa kali kepalanya terhuyung karena aksi rem yang kasar dari Putri. Putri sedikit melirik ke arah Andi, mulai merubah raut wajahnya. Ia hampir lupa Andi masih berada disampingnya, "Kamu.. Kenapa kamu mau ikut Andi?" Tanya Putri yang baru sadar dengan kecurigaannya.
"Eee.... aku khawatir?" Ucap Andi tampak bingung dengan jawabannya sendiri, "Kamu khawatir? Kamu tidak perlu khawatir denganku, aku akan baik-baik saja." Ucap Putri meyakinkan Andi, sedangkan pandangannya belum teralihkan oleh jalan didepannya.
"Aku tidak khawatir dengan mu, Putri." Andi kembali menjelaskan dengan suara pelan, "Apa? Makdsud kamu??"