"Kenapa kamu suka banget mencium aku?"Kata Faras setelah gue mengehentikan ciuman panas kami.
Dengan napas yang saling bersautan gue terkekeh.
"Coba kamu tebak,"
"Yakan kamu ynag cium aku, kenapa aku yang tebak coba."
Dia mendengus dan berjalan keluar setelah mendorong tubuhku menjauh. Gue berjalan mengikuti langkah Faras dan berkata pada penaga yang menunggu dari jarak sedikit jauh kini mendekati gue, dia membawa baju yang gue ambil juga tadi.
"Tagihanku kamu kirim ke Dian dan kirim ke alamat rumah keluarga Gunawan."
"Baik pak,"
Berjalan bersisian mengitari mall, gue tidak pernah melepaskan tangan gue untuk memeluk tubuhnya. Masa bodo dengan para pasang mata ynag melihat kearah kami yang terlihat intim, gue hanya memperingati para lelaki di sini jika Faras sudah punya pawang.
Faras sesekali melepaskan diri untuk masuk ke toko skincare dan jajanan kekinian. Dia merengek agar aku memberikannya atas sikap gue mencium dia, gue tersenyum melihat tingkahnya.
