"Kau yakin bahwa si pembunuh memilih korban tanpa pertimbangan?"
"Tidak. Ini hanyalah satu diantara sekian banyak kemungkinan. Teori ini tidak menjelaskan Wara Nongyo. Maksudku, mungkin ia dengan sengaja meninggalkan boneka-boneka itu di sana hanya untuk memperlihatkan bahwa mereka dibunuh oleh orang yang sama dan ruangan terkunci mungkin dibuat untuk alasan yang sama."
Yang mana itu berarti ketika kasus beralih meninggalkan Hollywood ke bagian barat kota maka akan membingungkan penyelidikan. Semakin banyak orang di kasus yang berhubungan, maka akan makin rumit pula penyelidikan nantinya…, dan memilih gadis kecil sebagai korban kedua telah memberinya kesan bahwa ia seseorang yang psiko.
"Melihat dari sudut pandang orang yang abnormal… hmm, mungkin pemikiran untuk melakukan hal itu cukup abnormal," kata L. Misora terkejut mendengar ia mengungkapkannya dengan emosi yang begitu terasa. Perasaan yang ia rasakan sangat mendekati jika harus dikatakan sebagai perasaan kagum, dan ia segera melanjutkan topik pembicaraan untuk menutupi reaksinya, atau paling tidak menyembunyikannya.
"Jadi, L, konyol rasanya mencari hubungan diantara kedua korban. Kurasa polisi telah melakukan tugas itu dengan baik, dan… Terus terang saja, memeriksa orang-orang yang mengenal masing-masing korban pasti lebih berguna. Maksudku, korban ketiga, Backyard Bottomslash… ia mungkin terkait dengan segala bisnis yang melibatkan bank."
"Tapi Naomi Misora," potong L. "Ini bukan waktunya mencari tahu hal itu. Saya percaya akan ada pembunuhan ke empat kedepannya."
Ia mengatakan hal yang mirip kemarin. Bahwa ada kemungkinan korban akan bertambah. Tapi berdasarkan apa? Dengan pembunuh yang masih bebas berkeliaran, benar-benar kemungkinan yang masuk akal, tapi sepertinya pembunuhan akan berakhir di korban ke tiga. Itu semua bergantung pada keinginan si pembunuh sebagai seorang peneliti, ia tahu sulit rasanya mengatakan kemungkinan ganjil itu lebih dari lima puluh-lima puluh.
"Jumlah Wara Ningyo," kata L. "Empat ditempat anda sekarang, tiga pada korban kedua, dan dua pada lokasi ketiga. Di L.A bagian Barat—berkurang satu di setiap lokasi."
"Ya, jadi?"
"Jumlah bonekanya masih bisa berkurang satu."
Ia seharusnya tahu. Bahkan, masuk akal jika menghitung mundur dari empat sampai dua kemudian berhenti. Namun jika teori Misora benar, dan dia membunuh secara acak hanya untuk menjadikannya sebagai kamuflase korban sebenarnya, maka akan lebih efektif jika memakan lebih banyak korban. Tentu tiap pembunuhan menambah resiko, tapi hasilnya mungkin memuaskan. Terang saja, tidak mungkin kita dapat mengatakan bahwa si pembunuh bahkan memikirkan tentang resiko itu memang ada pembunuh tertentu yang memperhatikan sungguh- sungguh tentang pembunuhan yang mereka lakukan. Dan lagi, cukup abnormal jika berpikir sebagai orang abnormal…
"Jadi, L… kau pikir akan ada pembunuhan lagi?"
"Lebih dari sembilan puluh persen kemungkinan.," katanya. "Saya ingin mengatakan seratus persen, tapi ada kemungkinan kecil jika sesuatu terjadi pada pihak pembunuh, yang membuatnya tidak bisa membunuh lagi. Jadi mungkin sembilan puluh dua persen. Namun Misora, jika sesuatu terjadi, tidak akan ada dua hanya satu. Hanya ada tiga puluh persen kemungkinan untuk pembunuhan kelima."
"Tiga puluh persen?"
Perbedaan yang cukup signifikan.
"Kenapa? Hanya ada dua Wara Ningyo lagi… dan apabila ia menggunakannya untuk menunjukan jumlah korbannya…"
"Tapi jika begitu kasusnya, ia tidak akan bisa membawa Wara Ningyo di pembunuhan kelima. Boneka itu memperlihatkan bahwa ini adalah pekerjaan seorang pembunuh yang kejam, tapi…"
"Oh! Begitu," kata Misora, malu akan kebodohannya sendiri. Yang jelas apa pun motif si pembunuh, meninggalkan Wara Nongyo adalah bagian dari rencananya. Ia akan kesusahan membunuh korban kelima jika jumlah Wara Ningyonya sudah mencapai nol.
"Ada kemungkinan tiga puluh persen jika si pembunuh tidak berpikir sejauh itu, tapi hal itu sangat meragukan. Lagipula, ia juga membongkar stop kontak lampu…"
"Jadi totalnya hanya ada empat korban. Akan ada satu orang lagi."
"Tidak. Yang ketiga adalah yang terakhir," kata L datar. Bahkan dengan suara palsu. "Tidak akan ada lagi korban. Tidak dengan saya didalamnya."
Percaya diri?
Atau sombong?
Misora tidak mengklaim salah satu dari kedua opini tersebut, tidak untuk sekarang. Kejadian beberapa minggu terakhir menyadarkannya.
Seperti apa kepercayaan diri itu?
Seperti apa kesombongan itu?
Misora tidak lagi tahu.
"Tapi saya membutuhkan bantuanmu, Naomi Misora. Saya berharap banyak dari penyelidikan anda."
"Oh ya?"
"Ya. Dan tetap berpikir dengan hati membeku selagi anda bekerja. Dalam pengalaman saya, kasus seperti ini sangat membutuhkan pemikiran yang tidak mudah goyah akan apapun. Anggap saja anda sedang bermain catur dalam es."
"…"
Bukankah itu namanya mempersulit diri sendiri?
"L, apakah kau tahu jika aku tidak sedang bekerja?"
"Ya. Itulah mengapa saya meminta bantuan anda. Dalam kasus ini, saya membutuhkan seseorang yang dapat bekerja secara individual."
"Jadi kau tahu alasan mengapa aku tidak bekerja?"
"Tidak," katanya, membuat Misora terkejut. "Saya tidak tahu hal itu."
"Kau tidak memeriksanya?"
"Saya tidak tertarik. Anda berpengalaman, dan sedang longgar, dan hanya itu yang penting kecuali jika ada sesuatu yang harus saya ketahui? Kalau begitu, saya dapat mencaritahu kurang dari semenit."
"Tidak." Ia berkata, sedikit panik.
Ia telah berpikir seluruh dunia tahu tentang kesalahan besarnya, namun bahkan sang detektif terhebat di dunia tidak mengetahuinya. Dan ia telah menerjemahkan hilangnya Misora sebagai waktu 'longgar'. Ia tidak pernah pernah berpikir untuk mengira-ngira, tapi sepertinya L tidak punya selera humor.
"Baik, L, jika kita akan menghentikan pembunuhan ke empat, mari kita mulai. Sekarang apa yang harus kulakukan?"
"Apa yang bisa anda lakukan?"
"Aku bisa melakukan apa pun yang kubisa," kata Misora. "Aku tahu aku terlalu banyak bertanya, tapi jika aku harus memeriksa tempat kejadian ini lagi dan lagi, mencari sesuatu yang si kriminal tinggalkan selain Wara Ningyo… apa, tepatnya, yang harus kucari?"
"Segala jenis pesan."
"Pesan?"
"Ya. Ini tidak ada di data yang saya berikan pada anda, tetapi sembilan hari sebelum tanggal 32 Juli, sebelum pembunuhan pertama, LAPD[1] mendapat sebuah surat."
"Surat?"
Kemana arah kasus ini? LAPD…?
"Apa surat itu berhubungan dengan kasus ini?"
"Saat ini, tidak ada satu pun detektif yang menyadari hubungannya. Saya tidak begitu yakin jika memang ada, tapi saya berpikir ada."
"Berapa persen?"
"Delapan puluh persen."
Respon yang cepat.
"Pengirimnya tidak diketahui ia menggunakan jasa antar, jadi tidak mungkin kita bisa mencari tau siapa pengirimnya. Di dalam amplop terdapat secarik kertas yang ditulisi crossword puzzle[2].
"Crossword puzzle? Huh…"
[1]Departemen Kepolisian Los Angeles, yang resminya disebut Departemen Kepolisian Kota Los Angeles, adalah badan penegakan hukum untuk kota Los Angeles, California, Amerika Serikat.
[2]Crossword Puzzel berarti Teka-Teki Silang(TTS)