"Anya? Apa kau tidak apa-apa?"
Anak laki-laki itu terus saja mendekai Anya, yang masih memasang wajah panik dan cemas.
"BEN? Benjamin? Apa yang sedang kau lakukan di tempat ini?" Anya sudah tidak lagi melangkah mundur, justru mendengus kesal sambil menegakkan wajahnya.
Benjamin memijati bagian belakang lehernya, "Aku tidak bisa tidur, lalu... Aku mendengar suara langkah kaki. Karena aku penasaran, aku mencoba untuk mencari tahu," ucap Benjamin menjelaskan.
"Sial... Apa dia tahu kalau aku yang tadi menyelinap?" batin Anya, sambil ia berpikir untuk menyusun rencana lainnya.
"Uhm.... Aku juga mendengar suara aneh tadi," celetuk Anya tiba-tiba.
Tadinya dia berpikir jika ide seperti itu akan bergunauk mendukung alibinya saat ini.
Tapi....
"Apa?!" Seru Benjamin dengan suara lantang. "Jadi... Kau mendengarnya juga? Wah... Aku tidak menyangka jika rumah pops akan seseram ini."