Sepasang langkah kaki berlari dengan cepat menyusuri koridor rumah sakit, tidak peduli jika dia harus menubruk beberapa perawat yang langsung memberikan sorot mata kesal kearahnya.
Melisa masih mengenakan seragam abu-abu, tas selempang berwarna cokelat terlihat lusuh dan kumuh dengan banyak tambalan yang terlihat. Wajahnya sudah penuh dengan air mata yang masih terus mengalir dengan deras, napasnya tersengal kuat karena ia terus saja berlari dari sekolah menuju rumah sakit. Rasanya paru-parunya akan meledak, karena terus saja memompa masuk udara untuk tubuhnya.
Akhirnya langkah kakinya terhenti pada sebuah daun pintu berwarna abu-abu, Melisa menunduk dan tangan kanannya mulai memegangi gagang pintu. Masih menunduk dengan napas tersengal-sengal, kemudian Melisa menyeka hidung dengan tangan kirinya. Dan dia mulai mengantur napasnya agar terlihat normal.