Akhir pekan, sesuai janjiku aku akan mengakhirinya dengan benar. Ini adalah kencan terakhirku bersama Reina dan kencan ini sudah diijinkan oleh yang mulia ratu ku Madoka.
"Apa yang orang pikiran jika melihat guru dan murid kencan?," Ucap Reina yang baru sampai.
Dia terlambat 3 menit dari waktu yang dijanjikan. Sudahlah, lagian aku akan melakukan ini sebentar saja.
"Mau makan—".
"Katakan saja! Cepat!".
Sepertinya Reina sudah tau apa tujuanku mengajaknya kencan hari ini. Aku belum mengakhirinya dengan benar dan aku akan melakukannya seperti saat aku mengakhirinya bersama Chloe dan Kizuna.
"Terima kasih telah mau bersama dengan orang bodoh seperti ku. Jika ditanya apakah aku masih mencintaimu maka akan ku jawab iya, tapi cintaku kepada Madoka sudah lebih besar dari cintaku kepadamu."
Kami berada didepan patung Hachiko dan sekarang banyak orang yang melihat kami berdua setelah aku mengatakan perkataan ku tadi dengan lumayan keras.
"Lanjutkan," ucap Reina.
Aku mengambil satu tarikan nafas. "Reina, pada akhirnya tidak ada akhir untuk kita berdua. Maafkan aku dan terima kasih telah mencintaiku."
Setelah itu Reina menangis dan semua orang langsung membicarakan aku serta mengataiku laki-laki bajingan, kampret, dan lelaki kerdus. Terserah apa kata orang, aku adalah laki-laki dan aku harus berani dengan keputusan ku.
Reina mendekati ku lalu menampar ku dengan sangat keras. "Ingat ini! Kigahara Kazuto!! Aku akan menjadi wanita dewasa yang cantik dan manis hingga kau menyesal karena telah meninggalkan ku!!!".
Bukankah kau yang meninggalkan aku duluan? Dasar tidak tau diri. Kalau aku berkata seperti itu maka aku akan digebukin oleh orang sekitar.
Ah sudahlah situasi ini lama-lama jadi tidak enak, aku harus menghentikan nya. "Berjuanglah Reina dan buat aku menyesal nantinya! Tapi aku berharap saat itu terjadi… kamu menemukan seseorang yang lebih pantas dibandingkan aku."
Tangisan Reina tambah jadi dan dia memelukku dengan erat. Orang-orang disekitar menatapku dengan tajam yang seolah-olah mengatakan "PELUK BALIK LELAKI KERDUS!!". Aku pun memeluk Reina dan menyenangkan. Banyak yang menyoraki Reina untuk tetap semangat walau sudah ditolak olehku dan ada juga orang yang mengutukku karena sudah menolak perempuan yang manis dan cantik.
Keesokan harinya akibat dari kejadian itu, ayah memanggil ku dan Reina untuk menanyakan bagaimana bisa terjadi kejadian itu. Ayah bisa tau kejadian kemarin karena ada orang yang menerkamnya lalu menyebarkannya ke media sosial dengan judul "LAKI-LAKI BODOH MENOLAK PEREMPUAN CANTIK! NOMOR 5 BIKIN BORKEN HEARTH" begitu.
Setelah kami menjelaskannya, ayah melepaskan kami dan ayah berusaha menghapus semua video-video kami yang tersebar di media sosial.
Lalu setelah aku dibebaskan ayah… ada satu bencana yang tau kejadian itu dan bersiap menumpahkan lahar gunung berapi kepadaku.
(BAGAIMANA PELUKANNYA? ENAK?,) Tanya datar namun mengancam oleh Madoka.
Baru saja aku mengangkat telpon nya dia sudah marah besar kepadaku. Ya mau bagaimana lagi, aku cuman bilang kalau aku akan pergi makan dengan Reina tapi terjadi kejadian yang tidak dapat diduga.
"Maafkan aku yang mulia. Lagipula kamu mengijinkannya juga kan?," Pembelaan dariku.
(TAPI AKU GAK PERNAH INGAT MENGIJINKAN BERPELUKAN)
Aku tidak bisa meredam amarah yang mulia ini.
"Aku mencintaimu."
Tiba-tiba hening dan tiba-tiba dia berteriak tidak jelas.
(AKU JUGA BODOH!!! TAPI MELIHAT… Melihat kamu dipeluk oleh seseorang membuat hatiku sakit….)
Aku tersenyum. "Aku jadi semakin ingin menikahimu!!! Ayo menikah setelah lulus!!!".
(B-B-Bodoooooooooh!!!! Jelaskan! Kita past akan me-me-menikaaaaaaah!!!!!).
"Ayo punya banyak anak!," Ucapku.
(Terlalu cepat tau!!!).
Tidak semua perpisahan itu berakhir dengan kesedihan dan tidak semua kesedihan berakhir dengan buruk. Jika saja... Jika saja saat itu aku tidak bertemu dengan Madoka mungkin aku masih ditempat asing sambil depresi.
Mungkin Madoka bukan cinta pertamaku dan cinta pertamaku adalah Reina tapi….
Madoka akan menjadi cinta terakhir ku.