"Senior. Maafkan penampilan kasarku."
Yukeli menatap Iblis Kelas Raja itu. Dia bisa melihat kebanggaan di matanya, kebanggaan yang membungkuk saat meminta pengampunan. Tampaknya iblis itu berpikir bahwa dia adalah seniornya.
'Ah, Aku mengeluarkan gaung samar dari Hukum Kemurkaan karena Naga Kemarahan ini.' Dia mengangguk dalam hati. Matanya menyipit saat dia melihat ke Iblis itu.
DUAR
Lengannya mengabur, terlalu cepat untuk dilacak saat dia menghantam Iblis itu ke samping, melemparkannya beberapa ratus meter ke kejauhan. Dia jatuh menghantam rumah pertanian itu, mengirimkan pecahan kayu dan batu ke udara.
"Meminta maaf tidak akan membuatku mengampunimu." Matanya dingin.
Berkurangnya satu Iblis di dunia adalah sebuah hal yang baik.
"Ahhh!" Namun, matanya berkedut saat sebuah jeritan melengking di telinganya. Dia berbalik, menatap sosok wanita pemerah susu yang bergetar.