Chereads / Kar98K Saat Mendarat! / Chapter 3 - Aku bangga, Lantas kau mau apa!

Chapter 3 - Aku bangga, Lantas kau mau apa!

Seorang anak muda dengan wajah polos berseru senang ketia dia melihat Liu Zilang. "Langzi disini!"

Tiba-tiba, orang-orang yang lalu lalang disekitar mereka berbalik kearahnya. Mereka penasaran siapa itu yang menggunakan nama panggilan yang aneh di zaman sekarang .

Orang yang memanggil Liu Zilang adalah teman seasramanya, Chen Zhifei, berasal dari Henan. Dia adalah teman sekamar yang paling tua, dan melihat penampilannya, dia adalah orang yang jujur dan terbuka. Meskipun demikian, seseorang tidak seharusnya menilai buku dari sampulnya. Zhifei lebih liar dari penampilannya. Liu Zilang teringat hari pertama dia datang ke asrama. Orang ini dengan segera mulai mencari situs-situs web, bertukar berkas torrent, dan berbagi pengalamannya. Dalam kurun waktu seminggu, dia telah berteman dengan seluruh penggemar film yang tinggal di lantai asrama yang sama.

Liu Zilang merasa kewalahan sejak ia turun dari mobil.

Dia kemudian kembali tenang dan berjalan menghampiri Chen Zhifei, hanya untuk disambut dengan tangan panjang yang melingkari lehernya. "Kakak tertua, ada banyak orang disini, jangan buat aku malu."

Anak muda lainnya, yang rambutnya diikat kebelakang dengan penjepit rambut, terkekeh saat mendengarnya. "Benar kakak tertua, kakak kedua masih perlu menjaga citranya."

Setelah berkata seperti itu, dia memeriksa gaya rambut Liu Zilang yang berantakan sembari mendecih tidak setuju sebelum menghela nafas."Kakak kedua, gaya seperti ini… apa kamu mencoba untuk terlihat seperti gelandangan?"

Orang ini tampan, namun berpakaian sangat santai. Dia adalah anggota termuda di asrama Liu Zilang, Ran Maotong.

Dia berasal dari Chongqing, dan seringkali dipanggil dengan nama panggilannya,'Mantou.'

Nama panggilannya muncul setelah dia memperkenalkan diri pada teman-teman seasramanya di awal semester. Saat mereka saling bertukar kontak, secara tidak sengaja namanya tersimpan sebagai 'Ran Mantou' oleh tiga teman asramanya. Oleh sebab itu, nama tersebut melekat, dan ditakdirkan untuk selamanya dikenal sebagai panggilan barunya.

Satu orang lainnya yang berdiri disana tampak tinggi besar. Orang ini bernama Pu Taizhuang, dialah yang mengundang Liu Zilang kemari.

Meskipun namanya berarti 'tidak terlalu kuat' (Red.: Dalam pelafalan China namanya terdengar mirip dengan 'bu tai zhuang', yang secara literal diartikan 'tidak terlalu kuat'), namun hal tersebut sangatlah tidak benar. Pada kenyataannya, dia sangat besar!

Kelompok pertemanan ini dikenal sebagai orang-orang yang riang dan jujur. Secara umum, orang-orang dengan kepribadian ini mudah menyinggung orang lain namun sebenarnya mudah akrab jika sudah mengenal mereka. Sebagai tambahan, Pu Taizhuang, khususnya, terlihat agamis dan seringkali menjunjung tinggi moralitas. Karenanya, dia terkenal di asrama maupun di kelas. Banyak perkumpulan dan kegiatan kelas yang diadakan olehnya; Untuk urusan membuat grup sementara di awal semester, orang-orang akan cenderung tertarik kepadanya.

...

Melihat Liu Zilang yang berjalan lambat, Pu Taizhuang menepuk bahunya dan segera berkomentar,"Mengapa kamu berjalan lambat sekali? Aku rasa dari seluruh penghuni asrama, kamu yang paling melodramatis. Aku tidak percaya kamu pulang ke rumah di hari libur Nasional."

"Tidak seperti itu!" Liu Zilang melambaikan tangannya menolak."Aku hanya terjebak orang lalu-lalang. Lagipula, rumahku dekat. Apa lagi yang harus aku lakukan di Hari Libur Nasional?

Ran Maotong berdiri di samping mereka dan terkekeh saat berkata,"Kakak Ketiga, ini yang pria 'kasar' sepertimu tidak paham. Kakak Kedua mungkin ada kencan di Hari Libur Nasional. Siapa tau? Dia bahkan mungkin menyembunyikan seorang gadis di rumahnya."

"Ayolah, hentikan omong kosong ini!" Liu Zilang memberi tanda untuk diam dengan melambaikan tangannya.

Segera setelah Ran Maotong menyebutkan menyembunyikan seorang gadis di sebuah rumah, Liu Zilang teringat dengan Zhang Xiaotong. Anak kecil itu mungkin terlihat muda untuk sebagian orang, tapi masih sangat arogan.

Mereka bercakap sebentar di depan pintu masuk warnet sebelum akhirnya memasukinya karena desakan terus menerus dari Pu Taizhuang.

Melihat Pu Taizhuang yang begitu bersemangat, Liu Zilang tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya,"Game apa ini? Kakak Ketiga, kamu lebih bersemangat bermain game ini daripada masuk kamar pengantin."

Chen Zhifei yang sedari tadi tak bersuara, wajahnya tampak bersinar saat dia mendengar Liu Zilang berkata demikian. Matanya menyala dengan antusias saat dia mengedipkan matanya pada Liu Zilang dan berkata, "Chicken dinner!"*(red.: kata slang untuk mendeskripsikan kemenangan dalam permainan)

"Hmm? Apakah warnet semewah ini zaman sekarang?" Liu Zilang sedikit kaget. Dia teringat saat dia masih belum cukup umur untuk memasukinya. Dahulu, dia hanya bisa memasuki warnet ilegal, gelap, dan diselimuti asap.

Pu Taizhuang menyenggol lengan Liu Zilang sembari tersenyum dan berkata, "Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Begini, game ini sangat seru untuk dimainkan. Aku jamin kamu akan kecanduan begitu mulai bermain."

Mereka bercakap saat berjalan menuju warnet.

Bartender melihat grup kami masuk dan bertanya dengan sopan,"Boleh saya tahu ada berapa orang di grup ini? Apa kalian butuh minuman? Sehubungan dengan acara pertandingan PUBG (red.: PlayerUnknown's Battlegrounds - game menembak hingga pemain terakhir) di warnet kami, akan ada hadiah untuk setiap chicken dinner!"

Sebelum ada yang menjawab, Ran Maotong angkat bicara. Dia tersenyum dan berkata, "Kami berempat, nanti kami akan pesan minuman. Aku penasaran hadiah seperti apa yang disiapkan jika mendapat chicken dinner."

Dia terdengar sangat angkuh.

Namun, bartender wanita itu sangat profesional. Tentu harus demikian, karena warnet seperti ini dekat dengan area universitas, ada beragam orang yang sering datang kesini. Dia telah bertemu banyak orang seperti Ran Maotong sebelumnya.

Dengan tersenyum, dia menunjuk pada poster di dinding disampingnya dan berkata, "Isi kegiatan kita bisa ditemukan di sana, untuk lebih jelasnya silahkan dapat dilihat."

Dia kemudian mengambil kartu identitasnya dan menggeseknya di mesin.

Ran Maotong belum mendapatkan jawaban yang dia inginkan dan terus mencoba menggoda namun tiba-tiba didesak oleh Liu Zilang. "Kakak Keempat, ada apa disana?"

Ran Maotong melihat ke arah yang ditunjuk Liu Zilang dan segera mendapati layar besar di zona rekreasi lantai pertama warnet tersebut.

Pada saat itu, banyak orang berdiri di sekitar layar besar itu. Beberapa adalah pelanggan yang sedang disela-sela sesinya, sementara lainnya telah selesai namun belum meninggalkan area. Ada juga beberapa yang datang untuk menemani teman-temannya tapi tidak ikut online. Ada bisik-bisik terdengar di antara mereka saat mereka menatap layar dengan seksama.

"Lima belas kali membunuh! Keren!"

"Apa-apaan! Orang ini terlalu licik!"

"Benar! Apa yang terjadi barusan membuatku takut!"

"Camper*(red.: Orang yang duduk dan menunggu lawan memasuki area sebelum membunuh mereka secara sembunyi-sembunyi)! Benar-benar camper!"

"Tersisa sepuluh orang. Ini pasti chicken dinner!"

"..."

Game menembak yang dimainkan dari sudut pandang orang ketiga (TPP) disiarkan langsung di layar besar. Liu Zilang telah melihat iklannya baru-baru ini saat browsing internet, tapi dia tidak menyangka akan menjadi sepopuler ini dalam waktu relatif singkat.

Game terakhir yang disiarkan disini yang mampu mengumpulkan massa sebanyak itu tidak ada selain LoL.

Menahan keraguan di hatinya, Liu Zilang melirik ke arah lobi warnet di lantai pertama.

Dia tidak begitu memperhatikan sebelumnya, tapi pada saat itu, tujuh puluh atau delapan puluh persen pengguna warnet bermain game yang sama dan disiarkan di layar besar.

"Ada orang disana, disana!"

"Dimana? Laporkan lokasinya!"

"Hidupkan aku, aku hampir mati!"

"Siapa yang menembakiku?"

Teriakan para gamers bersahutan di seluruh sisi ruangan.

Liu Zilang menatap Pu Taizhuang dan bertanya, "Kakak Ketiga, game yang kamu bicarakan bukan ini, kan?"

Pu Taizhuang tertawa seketika."Bagaimana menurutmu? Seru bukan! Sudah aku katakan, kamu pasti suka jika kamu mencobanya. Selain itu, warnet ini menyiarkan game yang kamu mainkan saat kamu mencapai skor tertinggi. Jika itu terjadi, cewek-cewek cantik akan bertebaran menontonmu."

Secara tidak sadar, otaknya menghiraukan penyebutan gadis-gadis saat dia kembali melihat layar besar. Setelah beberapa saat, Liu Zilang ragu-ragu bertanya, "ini game FPS kan?"

"Game FPS? Apa itu?" Pu Taizhuang menggaruk belakang kepalanya kebingungan.

Ran Maotong tersenyum dan menjawab untuknya. "Artinya first-person shooter. Kakak kedua, disini kamu salah. Game ini bisa jadi orang pertama, tapi biasanya, dimainkan dalam mode orang ketiga. Hehe, game ini tentang keahlian menembak, strategi, dan bertahan hidup, semuanya dilebur jadi satu!"

Liu Zilang perlahan mulai memahami setelah dijelaskan oleh Ran Maotong.

Liu Zilang jarang ikut serta dalam game menembak seperti ini karena biasanya sangat sedikit orang yang mengetahuinya.

Sekembalinya dia ke universitas pasca putus sekolah, dia hanya sesekali bermain LoL setiap kali dia online, selain dari menonton drama seri Amerika, film, dan entah apa di waktu senggangnya.

Pada titik ini, Liu Zilang ingin menolak.

Meskipun demikian, setelah melihat wajah bersemangat dari tiga teman asramanya, dia menahan diri untuk melakukannya.

Mereka tentu saja akan mengerti jika dia menolak untuk bermain - lagipula, mereka hampir menjadi sepenuhnya dewasa. Tetapi, mereka pasti akan kecewa.

Dia mungkin akan ditandai sebagai seorang yang 'tidak kooperatif' di asrama dan di kelas.

Saat dia memikirkan hal itu, Liu Zilang tidak dapat menahan diri untuk menggelengkan kepalanya. Dia menghela nafas pada dirinya. 'Lupakan, karena Mantou menyebutkan game ini adalah orang ketiga, tidak ada salahnya bermain. Anggap saja salah satu bentuk hiburan.'

...

Beberapa saat kemudian, bartender telah selesai menggesek seluruh kartu identitas mereka di konter, yang mereka ambil kembali sebelum meninggalkannya untuk mencari tempat duduk.

Mereka mengelilingi warnet, tapi karena hari ini adalah Hari Libur Nasional, ditambah karena dekat dengan area universitas, warnet itu sudah terlanjur penuh. Ada beberapa komputer kosong tersebar di sekitarnya, namun tidak ada satu baris komputer kosong dimana mereka dapat bermain berdampingan satu sama lain.

Kekecewaan.

Semua paham rasanya tidak dapat duduk berdampingan dengan kelompoknya di sebuah warnet.

Hal itu tidak masalah bagi Liu Zilang. Namun, tepat saat dia akan menyarankan bahwa tidak masalah berkomunikasi via suara atau teks jika mereka duduk berjauhan, dia melihat Pu Taizhuang menggenggam sebungkus rokok dan berjalan ke arah kursi di samping dua komputer kosong di warnet.

Dua remaja yang menduduki kursinya sedang bermain PUBG, dan satu babak baru saja berakhir.

Pu Taizhuang sangat mudah ditebak. Setiap saat dia perlu meminta bantuan, dia sangat sopan, sampai-sampai menawarkan rokoknya.

Kedua pemuda itu melihat sikap Pu Taizhuang dan langsung setuju untuk bertukar kursi.

...

Setelah duduk dan log in, Pu Taizhuang mengepalkan tangannya dan menyeringai dengan antusias. "Tidak mudah mengatur grup ini, jadi semuanya perlu merayakan momen ini. Kita harus mendapatkan chicken dinner sore ini!"

'Oke!'

Ran Maotong penuh percaya diri. Dia menggosok-gosokan kedua tangannya dengan cepat dan berkata, "lihat saja Kakak Ketiga! Beri aku senapan 98k dan aku jamin sore ini chicken dinner."

"Enyahlah!" Pu Taizhuang berseru, "Kamu tidak pernah bisa menembak siapapun dengan senjata itu, kamu cukup pakai UMP9 dan jadi menjadi umpan."

Chen Zhifei dengan datar menambahkan,"Mantou bisa menembak, hanya saja bukan ke arah lawan. Dia sebelumnya menembak kepalaku dengan peluru nyasar. Melihat lubang peluru di ubun-ubunku benar-benar sesuatu tahu!"

Saat Chen Zhfei dan Pu menyudutkannya, Ran Maotong hanya bisa tersenyum pahit. "Itu salahku, setiap orang pernah ceroboh."

Pu Taizhuang mengangguk dan berkata serius, "Itu sebabnya kita tidak akan memberimu kesempatan untuk melakukan kesalahan seperti itu lagi."

Dia lalu menghadap ke arah Liu Zilang yang tampak sangat kebingungan mendengarkan percakapan mereka lalu berkata, "Langzi, kau kan anak baru. Di game ini, kau hanya perlu mengambil barang-barang dan melaporkan apa yang kau lihat. Ingat untuk mengambil lebih banyak barang medis!"

Ran Maotong sontak bertepuk tangan dan tertawa, "Ide yang bagus! Tim kita membutuhkan peran seorang medis dan support. Kakak kedua, jika kau dapat memberiku cukup peluru, maka aku pasti akan dapat menunjukan kejayaan '98King' hari ini!"

"'98King? Kamu memberi julukan untuk diri sendiri?"

"Kakak Ketiga, jangan ejek aku! Aku masih berkembang, tapi sebentar lagi bisa!"

"..."

Sementara beberapa dari mereka tertawa dan bercanda sebelum menjalankan game, pikiran Liu Zilang berlarian di kepalanya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu yang terjadi di masa lalu.

'Aku penasaran bagaimana kabar mereka sekarang.'

Sembari menghela nafas, Liu Zilang menggelengkan kepalanya dan melihat tampilan masuk ke game-nya.

"Bagaimana caranya mendaftar?" Dia bertanya.

Pu Taizhuang yang duduk disampingnya melihat seketika layarnya dan berseru, "Oh, untuk mendaftar kau perlu menggunakan kartu identitasmu, lalu menghubungkannya dengan kartu kredit pribadimu."

"Sesulit itu?" Liu Zilang agak terkejut.

Ran Maotong menyeringai dan mengangkat jempol tangannya.

"Kakak Kedua, kau tidak perlu pusing dengan semua itu. Kalau Tencent (red.: Konglomerat yang mengelola PUBG di Cina) tidak mengharuskannya, maka game ini tidak bisa memegang status hampir tanpa kecurangan saat ini.

"Tanpa kecurangan?" Liu Zilang benar-benar kaget dengan apa yang ia dengar.

Tidak seperti game MOBA (red.: Multiplayer Online Battle Arena), game menembak FPS tidak pernah jauh-jauh dari pemain yang curang. Bisa dikatakan mereka berdua selalu bersama.

Karir professional Liu Zilang dalam bermain game sebelumnya adalah untuk kompetisi offline. Sehingga, lingkungannya masih relatif lebih baik dibandingkan lingkungan pvp (red.: Player versus player) yang kacau. Meskipun demikian, bukan berarti dia tidak menyadari bahwa sebagian besar server online adalah lingkungan yang tidak terkontrol penuh.

Sekarang, seseorang mengklaim bahwa game menembak tanpa kecurangan!

Reaksi pertama Liu Zilang adalah menganggap orang ini pasti bercanda.

Namun, menilai dari rumitnya prosedur registrasi, Liu Zilang sendiri mulai percaya.

Jika sesuai seperti yang mereka katakan, maka alasan mengapa game ini sangat populer dalam waktu singkat selain dari permainannya, pemain yang curang tidak dapat masuk disini.

Setelah melewati prosedur registrasi yang rumit dan merepotkan, Liu Zilang akhirnya mendaftarkan akunnya. Karakternya dalam game adalah seorang perempuan dengan kepang kuda.

"Undang kami, undang kamu," Pu Taizhuang mendesak. Dia lalu melihat layar komputer Liu Zilang. "Aku tambahkan kau sebagai teman, apa username-mu?"

"Oh, Vic123," Liu Zilang menjawab setelah melihat ke layar.

Nama ini adalah kependekan dari nama sebelumnya yang dia pakai, Victor. Sayangnya, 'Vic' telah digunakan, jadi Liu Zilang memutuskan untuk menambahkan beberapa angka dibelakangnya.

Beberapa saat kemudian, permintaan pertemanan muncul di layar.

''Improud_whatareyougoingtodoaboutit' meminta untuk menambahkanmu sebagai teman!'

"Pfft!" Melihat namanya, Liu Zilang tidak dapat menahan tawanya.

Dia berbalik melihat Pu Taizhuang disampingnya. Mencoba menahan tawanya, dia berseru, "Kakak Ketiga, ini username-mu?

Setelah melihat reaksi Liu Zilang, Ran Maotong dan Chen Zhifei tertawa kecil juga.

Pertama kali tiga orang itu bermain bersama, Pu Taizhuang tidak berpikir panjang tentang username-nya. Dia hanya mengetikan apa yang terlintas pertama kali di benaknya, namun berujung pada Ran Maotong dan Chen Zhifei tertawa terbahak-bahak.

Saat dia melihat Liu Zilang tertawa hingga meneteskan air mata, Pu Taizhuang tampak sedikit malu saat wajahnya berubah gelap perlahan."Jangan membuang-buang waktu lagi, cepat setujui, aku akan mengundangmu."

"Oke, oke." Liu Zilang menahan tawanya dan mengiyakan permintaan pertemanan itu.

Setelah memasuki kelompok dalam game, dia menyadari bahwa username Chen Zhifei dan Ran Maotong juga dipenuhi huruf, bahkan kombinasinya.

Username Ran Maotong adalah 'GrassFlowerThief' (red.: Terjemahan secara literal menjadi 'pencuri bunga diatas rumput'. Istilah itu digunakan di China untuk menggambarkan pria cabul atau pemerkosa), sementara username Chen Zhifei adalah 'UnderwaterContra' (red.: Contra adalah rujukan untuk sejumlah seri game di Jepang).

Kedua orang ini memiliki perangai yang serupa - yang satu terlihat mesum, yang lainnya secara tidak langsung sama.

...

Setelah berkumpul, mereka menekan tombol mulai dan dengan segera masuk antrian untuk dipertemukan dalam pertandingan.

Yang mengejutkan bagi Liu Zilang, mereka memasuki arena pertandingan segera setelah menekan tombol mulai.

'Secepat itu?'

Setelah muncul layar loading, yang terbentang dihadapannya adalah lapangan luas dengan pesawat terbengkalai dan orang-orang yang tak terhitung jumlahnya baik laki-laki maupun perempuan berjalan maju mundur. Beberapa dari mereka mengenakan rompi sementara lainnya tak berpakaian.

Beragam bunyi tembakan terdengar nyaring saat dia mendengarkan orang-orang bersahut-sahutan di segala penjuru ruangan.

"Jangan lari, bro. Pinjami aku bajumu!"

"Kiri kanan kiri kanan, QEQE, berdiri saja tidak akan membuatmu dapat chicken dinner!"

"Ayolah! China nomor 1!"

"Mendarat di bandara! Mendarat di bandara jika kau lelaki! Siapa yang tidak melompat pengecut!"

"Bunuh bajingan itu! Bunuh bajingan di depan itu!"

"..."

Liu Zilang terkejut mendengar semua keributan itu. Dia dengan cepat melepas headphone-nya dan bertanya, "Kenapa berisik sekali?"

Ran Maotong yang belum memasang headphone terkekeh dan berkata, "Ini disebut spawn area, nanti kau akan segera terbiasa." Dia kemudian menambahkan, "Kau dapat mematikannya di pengaturan, punyaku sudah otomatis di set mati."

Saat dia berbicara, Pu Taizhuang, yang duduk disampingnya juga telah memasuki spawn area dan sekarang berbicara dengan seseorang.

Yang lebih mengerikan, bahkan kakak tertua yang jujur dan lugas, Chen Zhifei, turut lepas kendali. Liu Zilang tak habis pikir mengapa mereka menyanyikan lagu anak-anak di spawn area.

...

Setelah beberapa saat, tampilan di layar berubah.

Sebuah pesawat terbang yang sedang mengudara muncul di layar Liu Zilang.

"Lompat dimana kita? Lompat dimana kita?"

"Lihat jalurnya!"

"Cari tempat dimana tidak banyak orang sehingga kita bisa bersiap."

"..."

Setelah mendengarkan percakapan mereka, Liu Zilang melirk layar Pu Taizhuang disampingnya dan melihat dia menampilkan sebuah peta dengan menekan sebuah tombol. Pesawat tersebut dapat terlihat terbang ke atas dari bawah menuju ke tengah peta.

Pu Taizhuang tiba-tiba tersenyum, "Kak, lihat ini!"

Liu Zilang tahu bahwa senyuman itu tidak biasa dan langsung menyadari temannya akan melakukan sesuatu yang licik.

Lalu, ia mendengar Pu Taizhuang berteriak dengan suaranya yang berat dan keras, "Ayo bertarung di bandara! Datang ke bandara jika kau laki-laki. Jika bukan, abaikan saja apa yang kukatakan!"

Setelah dia selesai berbicara, dia mendengar para pemain menjawab, "Sialan! Aku tidak takut! Siapa yang tidak datang ke bandara adalah pengecut!"

Liu Zilang berbalik dan melihat senyum licik yang sama di wajah temannya.

Apa yang ia coba lakukan?

Saat Liu Zilang memikirkan hal itu, Chen Zhifei tersenyum dan memarahi dengan nada bercanda, "Kalian jahil sekali, mengelabui orang untuk bertemu di bandara."

Dia lalu berbalik ke Liu Zilang kembali dan berkata, "Adik kedua, tekan M untuk melihat peta dan kau akan mengerti. Bandara terletak di pulau di bagian bawah peta. Lalu lihat dimana kedua orang ini menaruh tanda."

Liu Zilang menampilkan peta sesuai petunjuk dan segera meliha dua tanda - satu berwarna kuning dan satu berwarna biru muncul di dekat daerah bernama Georgopol di sisi kiri peta, jauh dari bandara yang mereka bicarakan.

Beberapa insiden di masa lalu membuktikan bahwa Liu Zilang memiliki IQ yang tinggi dalam bermain game. Jadi meskipun dia belum pernah memainkan game ini, Liu Zilang mengerti alurnya dalam sekejap.

Pada saat itu, dia dalam diam menyaksikan pesawat melintasi bandara di layar. Sebuah pemandangan luar biasa puluhan orang berjatuhan diiringi pemandangan Pu Taizhuang dan Ran Maotong tertawa jahat.

Hal ini dapat dianggap kursus kilat dari apa yang disebut 'strategi' menurut Ran Maotong.

...

Pesawat terbang melewati sekolah dan, dibawah komando Chen Zhifei, ketiga orang itu segera mendarat untuk mencari sebuah mobil.

Liu Zilang, sesuai dengan instruksi dari yang lain, merentangkan tangannya dan melayang-layang di udara, sebelum berdiri di lereng bukit beberapa waktu.

"Kakak kedua, masuk ke mobil!" Tak lama bereelang, Ran Maotong mengemudikan sebuah sedan oranye.

Setelah Liu Zilang memasuki mobil, Pu Taizhuang dan Chen Zhifei menemukan mobil Soft Top UAZ

Dua mobil itu bertemu dan langsung menuju ke pusat kota yang dibicarakan sebelumnya oleh Pu Taizhuang.

Setelah mereka sampai di tujuan, Liu Zilang masih terdiam bosan di dalam mobil. Dia menggerakan kursornya untuk mengubah pandangannya, dan setelah melihar sekitar, secara tidak sengaja dia melihat beberapa titik hitam di langit di belakangnya.

"Apa itu?"

Pu Taizhuang menolehkan kepalanya terkejut saat berseru, "Sialan! Grup brengsek ini benar-benar mendarat di Georgopol! Cepat, kita perlu mencari perlengkapan! Apa lagi yang kita tunggu!?"

Chen Zhifei mengganguk kagum. "Ya, lebih sulit mencari perlengkapan di Georgopol. Jangan khawatir kita jelas lebih cepat dari mereka!"

Setelah mereka selesai berbicara, kedua mobil itu berpisah.

Liu Zilang duduk di dalam mobil merasa kewalahan dan sedikit bingung apa yang perlu dilakukan. Dia berdoa dan berharap seseorang dapat mengajarinya dasar permainan saat mereka keluar dari mobil.

Namun, melihat ketiga temannya tergesa-gesa, seolah-olah lawan yang tangguh muncul di hadapan mereka, Liu Zilang tidak dapat menahan diri untuk tidak menggaruk kepalanya.

Liu Zilang tak berdaya hanya dapat mencari panduan permainan melalui ponselnya sambil bermain secara bersamaan.

Dia terlihat berbeda dari Chen Zhifei dan yang lainnya. Mereka seperti perampok yang sibuk menjarahi setiap ruangan dari sebuah rumah, sementara Liu Zilang terlihat sangat rileks. Perilakunya membuatnya seolah-olah calon pembeli sedang melihat-lihat rumah untuk dibeli.

Saat dia menaiki tangga ke lantai atas, dia dengan santainya mempelajari tata letak dan pencahayaan ruangan, semua itu dilakukan dengan santainya.