Mu Yinan bicara sungguh-sungguh dengan perasaan sedih yang berkumpul di matanya yang sudah tua.
Mu Lingshi berpikir sejenak, lalu ia hanya bisa menyuarakan apa yang sudah lama dipikirkannya, "Kakek dan Nenek pasti saling menyayangi. Meski biasanya kalian berdua bertengkar, aku bisa merasakan cinta Kakek pada Nenek. Kadang-kadang, aku iri pada kalian berdua. Selama bertahun-tahun, aku sangat berterima kasih kepada Kakek dan Nenek, serta Ayah dan Ibu karena telah menjadi teladan bagi kami. Kalian semua yang memberi kami kebahagiaan atas kehangatan keluarga."
Mu Lingshi menghabiskan teh di cangkirnya dalam beberapa tegukan sebelum melanjutkan, "Kadang-kadang, aku berpikir bahwa kita tidak tahu bagaimana harus merasa puas. Kita selalu menginginkan lebih, tanpa belajar bagaimana menghargai apa yang kita miliki, dan itulah mengapa kita terkadang tidak bisa menjaga semua yang kita miliki."