Akhirnya Qi Lei menyudahi lamunannya. Terkadang melihat pemandangan yang indah dan menyentuh seperti itu malah menimbulkan perasaan lain dalam hatinya.
Menghela napas pasrah, ditutupnya jendela dan membereskan kembali dokumen tadi. Rupanya saat itu dia merasa lapar. Melangkah keluar dari ruang studinya, dipikirnya untuk memasak sepiring mi instan.
Sang pria bukanlah seorang yang dapat memasak. Yang hanya bisa dibuatnya hanyalah bubur, dan itupun bubur tawar. Pertama kali dia mencoba memasaknya, dia memasukkan banyak beras dan air. Sejak hari itu adalah festival, maka dia sempat berpikiran untuk merayakannya sendiri.
Dibukanya kulkasnya, dan yang ada hanyalah tomat dan beberapa botol bir.
Dirinya hanya mampu tertawa miris. Diambilnya sebotol bir dan membuka tutupnya, menikmatinya.
Beberapa saat kemudian didengarnya bel rumah berbunyi. Mungkin dia salah dengar, pikirnya, namun benar ternyata ketika membuka pintu, muncullah Yang Sheng.
