Sore itu, di rumah Shen.
Suara lantunan musik akordeon yang merdu terdengar dari ruangan Shen Yue. Kala itu angin berembus dengan sejuknya, seolah turut membawa lantunan itu ke sana dan kemari.
Lan Zilang terlihat berjalan di sepanjang koridor dengan koper kerja, tersenyum menuju ruang studi.
Sang CEO tua sepertinya memainkan akordeonnya lagi. Caranya memainkannya– semakin sempurna dari waktu ke waktu.
Didengarnya bahwa sang CEO suka dengan lagu itu. Kesukaan istrinya, yang adalah seorang yang cenderung romantis. Meski sudah berpuluh-puluh tahun, Sang CEO tidak pernah melupakannya. Setiap tahunnya, dia akan memainkan musik itu beberapa kali dengan merdu.
Lan Zilang membuka pintu, dan benar saja. Tampak Shen Yue duduk membelakangi pintu ruangan.
Shen Yue tahu bahwa itu adalah Lan Zilang, sehingga dia terus memainkan alat musik di tangannya. Diputarnya kursinya perlahan, melihat kemunculan pria itu.