Begitu didengarnya ocehan kakeknya itu, Xi Xiaye semakin menyeringai. Dilihatnya saja kakeknya ini beberapa saat, kemudian bangkit dari sofa. "Aku mau ke dapur dulu."
Baru saja menuju dapur, diendusnya aroma yang menggoda. Dilihatnya sosok ibunya di situ.
Meski berumur lima puluh tahunan lebih, Shen Wenna cukup melakukan perawatan diri dengan baik dan masih terlihat cantik untuk wanita yang telah berumur. Jika lebih muda, pasti mirip dengan Xi Xiaye. Mereka akan terlihat seperti kakak beradik kalau saja berdiri berdampingan.
"Kau kembali!"
Shen Wenna menoleh saat mengetahui Xiaye yang berdiri di belakangnya. Dilihatnya anaknya ini dengan hati-hati, sorot matanya yang dingin tampak berubah.
"Mmm," jawab Xi Xiaye lembut, kemudian melangkah maju untuk mencuci tangan.
"Sudah beberapa hari sekolah libur, kakekmu juga tidak terlalu sibuk. Kalau lowong, sering-seringlah mampir dan temani kakekmu. Dia rindu," katanya sambil mengaduk sayuran.