Laporan tersebut menyebutkan kalau Robert Kennedy sebagai Jaksa Agung mencurahkan segala upaya dan kemampuannya untuk menumpas kejahatan yang ada di Amerika.
Kejahatan yang dia maksud, yang akan dia tumpas adalah kelompok mafia. Ya, apalagi induk kejahatan di Amerika kalau bukan Mafia!
Memang ada komplotan lain yang juga sadis, yaitu ku klux klan. Namun ada perbedaan yang menyolok antara kedua kelompok penjahat ini. Ku klux klan hanya menujukan terornya pada penduduk Indian dan terutama Negro. Sementara mafia menujukan kejahatan pada semua bangsa. Tak peduli orang manapun. Ku klux klan tidak menentukan dalam hal perekonomian. Mafia amat memegang peranan dalam hal yang satu ini. Mengatur segala sesuatu di Amerika. Mereka adalah perantau-perantau dari pulau Sicilia di Eropa sana.
Mereka bisa mengatur siapa yang akan menjadi gubernur di suatu negara Bagian. Mengatur siapa anggota senat yang akan diangkat. Mereka juga mengatur pembunuhan-pembunuhan politik. Dan inilah tugas utama Jaksa Agung Amerika itu, menumpas Mafia. Motonya adalah Amerika menumpas Mafia atau Mafia yang akan menumpas Amerika.!
Lebih lanjut Komisi Kongres itu melaporkan : Dengan membunuh Bob (panggilan dari Robert Kennedy) para anggota Mafia harus pula menghadapi kemarahan Abang Jaksa ini, yaitu Presiden Amerika Kennedy. Mungkin Presiden akan mengerahkan angkatan bersenjata untuk memberikan pukulan yang mematikan Mafia.
Mengingat akibat yang besar ini,maka sasaran utama segera ditukar. Yang dibunuh terdahulu haruslah si Presiden! Jika akan membunuh ular, pukul kepalanya. Bukan ekornya! Jika presiden sudah mati, adiknya dengan mudah dihabisi.
Dengan demikian, bertukarlah sasaran utama pembunuhan yang direncanakan mafia tersebut, kedua rencana itu ternyata berhasil. Kennedy dibunuh tahun 1963, adiknya terbunuh dalam masa pemilihan di tahun 1968!
Komisi Kongres Amerika dalam penyelidikannya membuktikan pula hubungan yang jelas antara kedua pembunuhan kakak beradik itu. Yang selama ini disiarkan atau diduga dilakukan oleh berbagai pembunuh yang bertindak sendiri-sendiri.
Sebagai tokoh-tokoh inti dalam komplotan membunuh kedua Kennedy bersaudara itu, komisi menyebut dua orang pimpinan penting Mafia, yaitu Garlos Marcello alias "Kaisar Louisiana" yang menguasai dunia Gangster di belahan tenggara Amerika Serikat, dan Santos Trafficante, raja perdagangan gelap heroin di Florida.
Komisi berpendapat, dalam mempersiapkan pembunuhan Presiden di Dallas itu, Marcello dan Trafficanto membatasi hanya mengeluarkan perintah-perintah saja. Kontak-kontak antara mereka dengan Oswald serta beberapa orang Cuba anti Castro, yang ingin menggagalkan suatu pendekatan antara Kennedy dengan pimpinan Cuba tersebut, diselenggarakan oleh beberapa orang "Letnan" Mafia, Sam Giancana dari Chicago dan Jhon Roselli dari Miami.
Pada tahap persiapan itu, Jim Hoffa pun memainkan peranan penting. Hoffa adalah seorang tokoh menonjol dalam dunia kejahatan dan menjadi presiden suatu sindikat yang paling berkuasa di Amerika Serikat. Yaitu sindikat "supir pengangkut barang". Hoffa memang tengah terlibat dalam suatu "peperangan" yang sia-sia melawan Jaksa Agung Amerika Serikat, Robert Kennedy, yang sudah hampir berhasil melemparkannya ke penjara. Agen-agen penghubung Hoffa ini mempunyai seorang pembantu di Dallas, namanya…Jack ruby!
Komisi menganggap Ruby sebagai salah satu tokoh sentral dalam komplotan tersebut. Pembunuh ini telah menerima perintah untuk menembak mati Oswald! Oswald harus ditembak mati ketika dibawa dari penjara bawah tanah Dallas. Tugas ini berhasil dengan baik, berkat sama dengan beberapa anggota polisi Dallas!
Jauh sebelum peristiwa itu, tepatnya pada 4 april 1961, seorang lelaki berperawakan kecil, dengan rambut agak beruban sedikit di pelipis kiri dan kanan, sedang melangkah menuju kantornya di New Orleans. Pada jarak tertentu berjalan para tukang pukulnya, mengawasi Boss ini dengan seksama. Menjaganya dari berbagai kemungkinan yang tak diingini. Mereka tidak hanya ahli karate dan judo yang tangguh, tetapi juga ahli tembak yang jitu. Di balik bajunya mereka menyelipkan sepucuk pistol berpeluru penuh!
Orang beruban di pelipis itu, yang bertubuh kecil dan berjalan dengan tenang itu tak lain tak bukan daripada Carlos Marcello. Tak ada yang tak mengenalnya. Dialah orang yang paling kaya dan paling berkuasa di Louisiana. Dia pemilik puluhan Casino, hotel, motel, pabrik-pabrik juke box, bar tempat- tempat striptease, pemimpin perdagangan gelap narkotika, rumah-rumah lacur, dan segala bentuk judi lainnya. Tak seorangpun berani menyentuhnya. Dia seperti berada di luar jangkauan hukum Amerika. Dia bisa dengan mudah mengibaskan tangan kirinya ketika ada Jaksa atau Polisi yang mencoba menangkap atau mengusutnya.
Kekuasaannya diperoleh berkat uangnya. Dia menyogok dan "membeli" para penguasa dan polisi dengan uang dan perempuan. Ini menyebabkan penguasa tak berani dan tak kuasa menghadapinya.
Tetapi pada 4 April 1961 itu, saat dia berada di puncak kekuasaannya itu, ketika sang raja ini tengah melenggang didepan selusinan anak buahnya. Tiba-tiba beberapa mobil berhenti, dan beberapa lelaki berlompatan keluar dan meringkus raja tak bermahkota itu. Tangannya langsung diborgol, ketika dia mencoba meronta dan berkata bahwa dia seorang terhormat, bahwa para penguasa akan membebaskannya, orang yang meringkusnya itu, yang tak lain dari anggota FBI, meninju mulutnya hingga pecah. Danketika para pengawalnya yang sejak tadi hanya melongo kaget akan membantu, anggota FBI itu, menodong mereka dengan senapan mesin. Para tukang pukul itu tak berdaya. Dan orang yang mereka lindungi itu dilemparkan FBI kedalam mobil yang segera dipacu meninggalkan tempat itu. Mobil itu segera menuju lapangan udara. Disana telah disiapkan pesawat terbang khusus. Hanya beberapa menit setelah itu dia telah berada di Guatemala! diusir dari Amerika Serikat!
Suatu penghinaan yang tak ada duanya. Yang membuat para bandit lainya mengigil ketakutan.
Siapakah yang telah demikian beraninya melemparkan sang raja ini dari tahtanya?
Siapakah dia yang tak mau peduli dan tak takut pada beking raja penjahat ini? Orang itu, yang memerintahkan FBI itu, tak lain dan tak bukan adalah Jaksa Agung Robert Kennedy!
Tindakan Kennedy itulah yang membangkitkan amarah para tokoh-tokoh Mafia! namun Marcello hanya berada dipembuangan selama dua bulan. Mafia menunjukan kalau mereka memang berkuasa di Amerika Serikat. Dua bulan, Marcello sudah kembali ke Louisiana serta menunjuk ke foto Jaksa Agung Amerika tersebut sambil mengeluarkan perintah "Cabut paku ini dari sepatuku!"
Perintah mencabut "paku dari sepatu"itu dikeluarkan dihadapan pertemuan Mafia. Pertemuan para pemimpin Mafia itu diadakan bulan September 1962. Ketika itu Bob Kennedy baru saja melancarkan suatu pukulan baru pada organisasi penjahat itu.
Seorang tokoh mafia yang sudahuuù tobat, Joseph Falachi, mengungkapan rahasia-rahasia kejahatan Mafia yang penuh sensasi. Untuk pertama kalinya, cara kerja organisasi yang ditakuti ini diketahui orang. Hubungan antara sindikat Hoffa dengan Mafia dikemukakan didepan hakim.
Mafia menggelepar-gelepar dihadapan dan cengkraman Robert Kennedy. Mereka bertekad untuk membela anggota pilihan mereka seperti Hoffa itu. Orang ini baru saja meminjamkan uang sejumlah satu setengah juta dollar pada Trafficante. Dia juga sering memberi pinjaman pada pimpinan Mafia, dan tak pernah menagihnya kembali. Dengan demikian Mafia tak bisa berdiam diri ketika Hoffa diterkam kejaksaan agung Amerika.
Namun tindakan pembalasan nampaknya belum dapat dilakukan segera. Kennedy bersaudara juga tahu, bahwa tindakan Bob yang Jaksa Agung itu merupakan tindakan membangunkan singa yang tidur. Oleh karena itu, Presiden Kennedy menyuruh melindungi adiknya secermat mungkin oleh pihak keamanan.
Siapa nyana, adiknya, terlindung dengan baik sementara dirinya terbuka terhadap rencana pembunuhan.
Bulan September 1963, Bob Kennedy kembali melakukan aksi. Kali ini gerakannya merupakan aksi menetukan terhadap Mafia. Bulan September itu ratusan Anggota FBI serta petugas Kas Negara menyerbu semua casino-casino di LasVegas. Di tempat mana Trafficante menanam saham yang besar, Bob tengah mengarahkan bidikannya ke jantung Mafia! Presiden Kennedy juga tak tinggal diam.
Dalam rangka menekan Komisi dia mengirmkan Inspektur-inspektur FBI ke Cuba. Dia menyuruh kontak orang-orang yang anti Castro di Florida dan Louisiana. Orang-orang anti Castro itu diminta untuk menghentikan serangan terhadap Cuba. Kennedy tak ingin Komisi mendapat angin dengan tekanan-tekanan kekerasan. Tekanan itu justru memperkuat komisi. Sistemnya harus dirubah. Castro harus dirangkul, bukan dimusuhi.
Peristiwa itu terjadi setelah skandal Teluk Babi yang tersohor dan sempat akan memantik Perang Dunia III. Yaitu hancurnya pasukan Amerika yang mencoba mendarat di Cuba untuk menggulingkan Castro.
Kini Kennedy ingin merangkul Castro, mengikat hubungan baik. Langkah ini ternyata amat ditentang amat dan tak disukai oleh orang-orang tertentu di Amerika. Dan orang-orang tertentu itu ternyata punya jalur kuat dalam Mafia. Orang-orang tertentu itu adalah juga penguasa Amerika yang naik ketangga kekuasaan lewat jenjang yang dibuat Mafia.
Mereka lantas mempercepat proses penyingkiran kedua adik beradik Kennedy ini. Komisi Kongres untuk sementara tak menyebutkan keterlibatan CIA, badan intelijen luar negeri Amerika, terlibat dalam pembunuhan presiden itu.
Namun siapa lagi yang harus bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan Kepala Negara Amerika, jika bukan badan ini? Dan komisi punya bukti, bahwa CIA punya hubungan dengan semua anggota Mafia yang disebut Mafiosi, yang terlibat dalam pembunuhan Kennedy bersaudara.
Tatkala Fidel Castro tahun 1969 berpaling pada Uni Sovyiet dan menasionalisir seluruh perusahaan Amerika di Cuba, maka pemerintahan Presiden Esinhower menjadi gelisah dan kalang kabut. Usaha untuk menyingkirkan Castro dibuat. Pembunuh-pembunuh bayaran direkrut.
Namun prilaku pembunuh bayaran terkadang menggelikan. Salah seorang diantaranya harus menghidangkan secangkir minuman coklat yang sudah dibubuhi racun kepadaCastro. Apa lacur, saat menghidangkan itu dia ketakutan dan menggigil sedemikian rupa sehingga dia tertangkap basah. Yang lainnya menyembunyikan sebutir pil beracun dalam krim untuk rias muka Castro saat akan tampil di depan televisi. Namun karena suatu hal, pil itu ternyata sudah meleleh. Dan tugasnya pun gagal.
Komisi penyelidikan Senator Chruch, yang tidak menaruh perhatian terhadap makar di Dallas, tetapi cuma pada rencana-rencana pembunuhan terhadap Castro, menganggap telah mendapatkan seorang saksi yang penting pada diri Jhony Roselly. Dia ini diancam dengan ancaman dengan pengusiran dari Amerika Serikat apabila tak bersedia jadi saksi.
Roselly berumur tujuh puluh tahun dan tak ingin sampai diusir dari Amerika. Namun diapun sudah tahu, memberikan kesaksian sama artinya dengan bunuh diri. Komisi menjanjikan identitas baru, tempat persembunyian yang baik dan uang 100 ribu dollar padanya. Roselly setuju, namun dia hanya mengungkapkan sebagian saja dari masalah yang amat rahasia itu.
Yaitu bagaimana dia dihubungi CIA untuk menyingkirkan Castro. Pada tanggal 8 Agustus mayat Roselly terdampar di pantai di teluk Miami. Delapan hari sebelum itu, pada tanggal 30 Juli, tokoh penghubung lainnya antara Mafia dan CIA, Jimmy Hofman, telah hilang dari rumahnya di Detroit. Mayatnya tak pernah diketemukan.
Senator Cruch mengira masih ada cara lain, yakni melalui Ciancana. Setelah terjadi makar di Dallas terhadap Presiden Kennedy, Ciancana lari ke Meksiko. Di sana dia memakai nama palsu dan tinggal di sebuah rumah mewah yang mirip sebuah Puri dekat Cuernavaca. pSenator Churc yang mengepalai komisi kongres itu menyuruh menculik orang ini untuk mencari jejak pembunuh Kennedy.
Dengan perintah kongres dengan wewenang yang luar biasa itu, suatu hari FBI di bantu polisi-polisi Meksiko mengepung Puri Ciancana di Meksiko city.
Bandit kelas satu ini tak menyadari, bahwa jejak pelariannya telah dicium hamba hukum. Dia tengah tidur telanjang bulat berpelukan dengan gadis meksiko yang panas, yang berusia belasan tahun, ketika FBI dan polisi Meksiko mendobrak pintu kamarnya.
Dia diseret kemobil, dan masih dalam memprotes keras, dibawa kepesawat, diterbangkan langsung ke Amerika Serikat! Dia langsung dihadapkan kedepan sebuah juri yang mengintimadasi dirinya. Pria berumur 67 tahun ini diancam akan dijebloskan kepenjara sampai akhir hayatnya.