Kemudian Senator Chruch menawarkan pembebasan padanya dengan identitas baru dan uang 100 ribu dollar. Orang berharap akan banyak diperoleh keterangan tentang pembunuhan Kennedy dari mulut penjahat ini. Namun keadaan ternyata sama saja, dengan Hoffa dan roselly. Dia tak punya kesempatan banyak untuk bicara. Lima hari sebelum dia tampil bercerita didepan juri, lima lelaki yang mengaku dan diakuinya sebagai sahabat dekatnya datang berkunjung. Mereka minum anggur dan bicara hangat dan akrab dalam bahasa Italia, yaitu bahasa asal para bandit itu.
Menjelang tengah malam, sahabat-sahabatnya itu pamitan. Hanya seorang yang masih tinggal bersamanya. yaitu sahabatnya yang paling akrab. Untuk sahabatnya ini Ciancana memerlukan membuat makanan khas italia di dapur. Saat dia berdiri dekat Oven "sahabat" sahabat karibnya itu menembaknya di kepala!
Sahabatnya itu merasa belum cukup menembaknya dikepala saja. Dia masih belum merasa belum puas, sebelum menembaki tubuh Ciancana yang tak bernyawa itu hingga pistolnya kosong dari peluru!
Kini, semua tokoh penghubung antara CIA dan Mafia telah mati! Jejak telah dihapus dengan sempurna. Meski mereka yang bersalah dapat ditunjuk, namun sudah terlambat.
Hukum di Amerika mengatakan, tanpa saksi, tak seorangpun bisa diseret kemeja peradilan. Alangkah tragisnya, kematian seorang Presiden Amerika, negara terkuat dan pelopor demokrasi, pelopor dari negara-negara hukum, tak mampu menyeret pembunuh Presidennya kedepan hakim!
Itulah keterangan yang dalam laporan dapat dibocorkan. Publikasinya menimbulkan kehebohan di Amerika Serikat. Tapi seperti diketahui, hampir dua puluh tahun setelah itu, tak ada seorangpun yang diadili sehubungan dengan pembunuhan Presiden Kennedy dan adiknya!
Kepada Yoshua, Indian berbudi itu, telah disampaikan si Bungsu bahwa dia tak mungkin berada di Dallas berlama-lama. Lambat atau cepat, dia pasti bertemu lagi dengan Michiko.
Hal itu akan melukai hatinya kembali. Lagi pula,di kota ini ingatannya akan kematian Angela selalu menyiksa dirinya. Dia menyesali kenapa dia tak memaksa Angela untuk melarikan diri dari penjara itu.
"Saya harus disini Bungsu ,saya tak bisa berada di luar. Saya tak sangsi pada kemampuanmu untuk melindungiku. Tapi kemana saya harus pergi dari negeri ini? ini negeri saya. Saya tak mau jadi buronan, kau mengerti maksudku kan?"
Begitu kata gadis itu dahulu, saat diajak untuk lari dan memberitahu, dia akan dijadikan kambing hitam dalam pembunuhan Kennedy.
Dia ingin menghapus kenangannya tentang Michiko, ingin melupakan kenangannya dengan Angela. Dia ingin pergi, entah kemana. Ada terlintas di fikirannya untuk kembali ke Minangkabau, pulang kekampungnya.
Tapi, tanpa pendidikan, apa yang akan dikerjakannya disana? Dia punya Uang, lalu berniaga? Ah, tak ada bakatnya sedikitpun untuk berniaga. Nampaknya dia dilahirkan bukan untuk itu.
Ditengah niatnya meninggalkan Dallas tak terbendung, suatu hari Yoshua mengajaknya kesebuah ranch. Bertemu dengan temannya yang bertempat tinggal disisi yang lain kota Dallas.
Mereka sampai disebuah rumah ditengah peternakan dan perkebunan jauh diluar kota, lebih megah dari rumah Thomas Mackenzie, suami Michiko.
"Dia teman saya. Tidak hanya dermawan yang menjadi donatur bagi kami orang Indian, tapi tanah dimana rumah kami sekarang berada, adalah hutan perburuan miliknya. Saya lama menjadi sopir dan Ajudannya. Dan suatu hari, hutan seluas sepuluh hektar itu dia berikan begitu saja pada saya. Dia ingin minta bantuanmu.."ujar Yoshua.
"Minta bantuan?"
"Ya, kalau kau bersedia.."
"Bantuan apa?"
"Nanti kita dengar bersama. Kendati dia teman saya dan amat dermawan. Namun kalau engkau tak bisa menolongnya, jangan segan untuk menolak…"ujar Yoshua.
Itu dialog mereka saat akan ke rumah teman Yoshua tersebut. Di rumah yang mewah itu, sebelum diperkenalkan, dia melihat betapa akrabnya Yoshua dengan lelaki berusia enam puluhan bernama Alfonso Rogers, warga Amerika blasteran Inggeris – Spanyol itu. Mereka saling sapa dan saling dekap erat sekali. Ketika giliran dia berjabatan tangan, jabatan lelaki bermata biru itu terasa hangat dan kukuh.
"Senang bertemu dengan Anda, Bungsu. Teman Yoshua adalah teman saya. Saya sudah lama mendengar cerita tentang diri Anda dari Yoshua. Saya memang meminta agar Yoshua mempertemukan Anda dengan saya…" ujar lelaki itu.
"Terimakasih, saya juga senang bertemu dengan Tuan…"
"Kenalkan, ini sahabat saya, McKinlay. Kolonel Jhon McKinlay, pensiunan perang Vietnam…"
Si Bungsu menjabat uluran tangan mantan kolonel itu. Mereka lalu bicara hilir mudik tentang Dallas, kemudian makan siang, kemudian pindah duduk di ruang tamu yang amat luas.
Alfonso menceritakan masalah yang merundungnya selama ini. Anak gadisnya yang bernama Roxy Rogers, yang bertugas sebagai perawat di kesatuan Angkatan Darat, pada tahun 1971 ditugaskan ke Vietnam. Saat kesatuannya sedang bertugas merawat tentara dan penduduk yang terluka di sebuah desa pantai, di Teluk Tonkin, tak jauh dari Kota Ha Tinh, desa itu diserang Vietkong.
Sejak itu tak ada kabar beritanya. Berbagai pasukan telah berupaya melacak jejak para perawat dan tentara yang hilang di desa itu saat diserang Vietkong. Namun usaha itu sia-sia, sampai akhirnya dimasukkan ke daftar MIA, Missing In Action, hilang saat bertugas.
Dia sudah mengeluarkan uang jutaan dolar, membayar tiga tim pencari jejak untuk mencari anaknya. Namun gadis itu tetap hilang tak berbekas.
"Saya ingin meminta tolong pada Anda mencari anak saya di belantara Vietnam itu. Saya yakin, dia masih hidup di suatu tempat…" ujar Alfonso dengan suara bergetar.
Si Bungsu menatap lelaki itu.
"Mengapa harus saya? Saya tak pernah ke Vietnam. Tak mengenal negeri itu sama sekali…"
"Maaf, tapi kami telah mempelajari berkas Tuan yang ada di dokumen rahasia yang dimiliki Amerika. Bermula dari kasus pembunuhan tentara Amerika tak bermoral di Tokyo yang akan memperkosa seorang gadis di Hotel Asakusa. Dokumen itu menceritakan telaah mengapa Tuan sangat mahir mempergunakan samurai. Di usia yang sangat remaja bertahan hidup di dalam belantara Gunung Sago yang amat ganas, sekaligus mempermahir cara mempergunakan samurai. Kendati hutan liar memiliki ciri khas tertentu, namun secara garis besar hutan di manapun memiliki persamaan. Itulah apa sebab saya ingin meminta bantuan Tuan. Kami juga membaca arsip yang menceritakan betapa Tuan mengalahkan pendeta-pendeta dan Saburo Matsuyama, pimpinan Kuil Shimogamo. Lalu pertemuan Tuan dengan Zato Ichi…"
Si Bungsu tertegun. Begitu detilnya arsip tentang dirinya yang dimiliki Amerika. Namun di sisi lain dia juga merasa heran, kalau benar Kolonel McKinlay yang beberapa kali terjun ke perang Vietnam, kenapa tidak dia saja yang menolong?
"Mengapa tidak…?"
"Meminta bantuan saya…?" potong McKinlay yang sejak tadi hanya mendengarkan dengan diam.
"Ya. Karena pernah berperang di sana Tuan tentu amat mengenal belantara Vietnam…"
MacKinlay tak bicara, dia mendadak meraih ujung pipa celana kanannya. Mengangkatnya ke atas sampai ke batas lutut. Dan si Bungsu melihat bahwa kaki kanan mantan kolonel itu adalah kaki palsu. Dia jadi faham kini apa sebab bukan McKinlay yang dimintai bantuan mencari gadis itu ke Vietnam.
Hari itu mereka belum memutuskan apapun. Si Bungsu tidak menerima, tidak pula menolak. Namun pertemuan antara mereka setelah itu tetap berlanjut di berbagai tempat. Mereka jadi empat sekawan yang "aneh". Alfonso blasteran Inggeris – Spanyol, McKinlay seorang Amerika yang berasal dari Wales, Inggeris. Yoshua seorang Indian suku Sioux. Terakhir si Bungsu, anak Indonesia dari Minangkabau.
Sesekali mereka menyinggung juga soal hutan dan perang Vietnam. Cerita itu terutama dituturkan oleh McKinlay. Dia ternyata kehilangan kaki dalam pertempuran amat mencekam di sebuah bukit yang, karena saking banyaknya tubuh tentara Amerika hancur berkeping oleh tembakan artileri, mortir dan ranjau Vietkong, diberi julukan "Hamburger Hill". Bukit daging cencang!
Soal hilangnya Rocky Rogers dan kawan-kawannya, Pemerintah Amerika sudah berupaya dengan segala cara untuk mencari tahu dan membebaskannya. Segala cara!
Diplomatik, sogok, sampai menyelusup diam-diam. Alfonso Rogers sendiri sudah tiga kali membayar dan mengirim tim menyelusup ke belantara itu. Bahkan menyuap perwira Vietkong, untuk mencari informasi tentang keberadaan anaknya. Namun semua usaha itu sia-sia.
Diam-diam si Bungsu membeli buku tentang Vietnam dan mempelajarinya. Dia menjadi tahu, nama asli negeri itu adalah Cong Hoa Xa Hoi Chu Nghia Viet Nam. Paling tidak ada empat bahasa yang dipakai sebahagian besar penduduk. Yaitu bahasa Vietnam sebagai bahasa resmi, kemudian bahasa Cina, Perancis dan Inggeris. Ada macam-macam agama di sana, tapi yang terbesar agama Budha, jauh di bawahnya agama Katolik Roma, lalu Islam dan menyusul kumpulan agama-agama lokal lainnya.
Secara geografis, dua sungai paling besar yang mengalir di sana adalah Sungai Songkayang disebut juga sebagai Sungai Merah di utara, dan Sungai Mekong di selatan.
Kedua sungai itu, dan sungai-sungai kecil lainnya, selain memuntahkan airnya ke Laut Cina Selatan, lembahnya menciptakan hutan rawa yang amat luas dan.. amat berbahaya!
Di utara, tanahnya juga bergunung-gunung. Dataran tinggi Tonkin sebagian besar adalah gunung batu yang ketinggiannya dari permukaan laut lebih dari 1.000 m dengan puncak tertinggi berupa gunung bernama Fan-Si-Pan, dengan ketinggian 3.143 m. Inilah pegunungan paling tinggi dan paling besar di negeri ini.
Domisili penduduk di utara terpusat di kawasan delta Sungai Songka, di selatan delta Sungai Mekong. Dari sisi kelompok etnik, penduduk Vietnam amat beragam. Yang terbesar adalah orang Vietnam. Kelompok minoritas ada etnik asli, ada pula pendatang. Kelompok pendatang terbesar Cina, Thai dan Khmer. Sedangkan dari puluhan etnik penduduk asli yang terbesar adalah Champa dan Montagnard (orang gunung) di selatan, sementara di utara etnik Muong, Nung dan Tay.
Entah kenapa, si Bungsu akhirnya tertarik untuk "jalan-jalan" ke Vietnam. Dia sama sekali tidak berpretensi akan mampu menaklukkan keganasan belantara negeri itu, atau akan mampu melawan Vietkong dan membebaskan Roxy Rogers. Dia hanya ingin tahu, seganas apa perang dan rimba di negeri itu, dan ingin membantu Alfonsdo Rogers mencari informasi tentang putrinya.
Hal itu pun dia lakukan karena tak tahu akan kemana dia setelah pergi meninggalkan Dallas. Hidupnya kini seperti layang-layang putus!Kalaupun dia hilang atau mati di belantara ganas itu, atau di manapun, tak seorang pun yang akan merasa kehilangan. Tak seorang pun!
"Hmm… Vietnam dengan Sungai Mekong dan Sungai Songka, dengan pegunungan paling kasar berpuncak Gunung Fan-Si-Pan, dengan kelompok etnik Cina, Thai, Khmer, Champa, Montagnard Muong, Nung, dan Tay, Vietnam dengan neraka Hamburger Hill, aku akan datang mengunjungimu…!" bisik hati si Bungsu.