Chereads / TIKAM SAMURAI / Chapter 161 - Piyama itu dibawa Elang Merah dari kota…

Chapter 161 - Piyama itu dibawa Elang Merah dari kota…

"Katakan siapa yang telah membunuh temanku itu…"katanya si Bungsu

"Jahanam, kau takkan mendapatkan apa-apa…"

Si Bungsu menggerakkan tangan. Samurai kecilnya berpindah dari sisipan di lengan ketangannya. Tanpa banyak bicara, samurai kecil itu disayatkan ketelinga yahudi itu, yahudi itu melolong. Telinganya yang kanan putus!

Situasi perumahan di mana yahudi ini tinggal membuat dia tak tertolong. Rumahnya dibangun di tanah yang luas dengan pekarangan padang rumput dan pohon mahoni. Rumah terdekat ada ratusan meter dari sana, jadi tak bakal terdengar oleh mereka suara-suara letusan itu di rumah mereka.

"Sebutkan siapa yang membunuh kawanku itu dan siapa yang menyuruhnya.."

"Kau laknat.." makinya terputus karena si Bungsu menyayat hidungnya, dia kembali meraung kesakitan. Yahudi itu akhirnya menyerah. Dia menyebutkan nama dan alamat yang diperlukan si Bungsu.

"Kau harus melepaskan saya. Kau telah memperoleh apa yang kau inginkan, kau harus sportif.." kata yahudi bertubuh besar yang malam tadi memuaskan nafsunya dengan memperkosa Angela secara brutal.

"Ya. Saya membebaskanmu. Saya takkan menyakitimu seujung kaki pun.."kata si Bungsu.

"Benar?"

"Benar!"

Si Bungsu meninggalkan pembaringan itu. Kini yang maju adalah Angela. Gadis itu menatapnya dengan tatapan seperti akan merobek tubuhnya. Yahudi yang malam tadi alangkah ganasnya itu menjadi menggigil. Dia menghimbau si Bungsu yang baru menyatakan takkan menyakitinya itu.

"Tt..tolong saya. Anda mengatakan tadi akan membebaskan saya…"

"Ya, saya berjanji dan saya tepati…."ujar si Bungsu dari pintu dengan tenang.

"Tapi…tapi kawan anda ini…"

"Itu bukan urusan saya. Antara kau dan aku tak ada urusan lagi. Tentang gadis itu mungkin kau ada urusan, maka kalian harus menyelesaikan nya sendiri.." si Bungsu berkata dengan tenang.

Wajah yahudi itu, yang malam tadi begitu ganasnya kini menjadi pucat.

"Ya, kita ada persoalan, bukan? Kita akan menyelesaikannya menurut cara kita.."kata Angela penuh dendam.

Sebelum lekaki itu sempat bereaksi, popor bedil di hentakkan Angela ke wajahnya. Yahudi itu kembali meraung. Hampir seluruh giginya rontok. Mulut dan hidungnya hancur. Namun Angela menatapnya dengan dingin.

"Berdiri…"desis gadis itu. Yahudi itu menyumpah.

"Berdiri.."ulang gadis itu dengan mulut bedil mengarah kekepala si yahudi.

"Bagaimana aku akan berdiri…"

"Ku hitung sampai lima, jika tidak kepalamu kuhancurkan. satu..dua…"

Dengan menahan sakit yang luar biasa, dari kakinya yang hancur di tembak Angela tadi, Yahudi itu berdiri dengan menopangkan berat badannya di kaki kirinya yang masih normal.

"Ku beri kalian semua kekayaan ku, uang, permata, emas. saya bersumpah takkan mengganggu…"ucapannya terhenti.

Sebuah letusan bergema. Bedil di tangan Angela menyalak, pelurunya menghantam lengan kanan yahudi itu hingga putus antara siku dan bahu. Sebelum raungnya habis, sebuah tembakan lagi kembali memutus lengan kirinya. Dia terhenyak duduk di pembaringan dengan kaki remuk dan kedua tangannya putus. Matanya melotot ketakutan menatap Angela.

"Yahudi iblis, klu klux klan setan, kau rasakan pembalasanku…"desis Angela.

Sebuah tembakan menggema lagi. Dalam jarak hanya tiga depa itu peluru menghantam selangkangan si yahudi, peralatan di selangkangannya itu hancur, matanya mendelik, tubuhnya terhempas kebelakang, tertelentang, mampus!

Angela sudah membalaskan dendamnya. Meski kehormatannya tak pernah bakal kembali setelah dinodai malam tadi. Namun dia puas telah menjagal yahudi jahanam itu. Dia berbalik dan menatap pada Indian yang membawanya kesini. Indian itu, yang anak gadisnya diperkosa dan dibunuh di altar upacara klu klux klan itu, tetap tegak dipintu... menatap keluar, menjaga kemungkinan yang tak di ingini. Angela menatap Indian tersebut.

"Terima kasih pak, anda telah menunjukan sarang serigala ini…"Indian itu hanya menatap sesaat.

"Mari kita pergi, sebentar lagi tempat ini akan ramai.."katanya bergegas menuju kemobil yang mereka curi di markas klu klux klan itu.

Mereka segera masuk ke mobil. Kemudian Indian itu menjalankannya. Dia membawa mobil terus keselatan, kearah jalan raya One South. Memasuki hutan lindung dan berhenti disana.

"Kita memintas hutan ini. Dua ratus meter kita sampai di jalan Two South. Disana kita mencegat taksi…"

Dan dia berjalan duluan, memasuki hutan lindung yang terawat bersih itu. Tak lama mereka sampai di jalan Two South yang tadi dikatakan indian itu. Dalam beberapa menit, mereka sudah berada dalam taksi.

"Kita ke flatku.."kata Angela.

"Tidak nona, rumahmu, rumahku atau kalau teman asingmu ini juga punya rumah, kini sudah tidak aman lagi. Setiap saat sudah akan terbakar. Klu klux klan tidak akan bertindak tanggung-tanggung, kita harus mencari persembunyian lain…"ujar si Indian.

Angela dan si Bungsu bertukar pandangan. Indian itu berkata 'kita' artinya mereka kini jadi suatu kesatuan yang terdiri dari tiga orang.

Siapa sebenarnya Indian ini? Dan kenapa dia sampai berurusan dengan Klu klux klan? Pertanyaan itu tak sampai terjawab. Sebab mereka harus cepat-cepat mencari tempat untuk menyusun langkah.

Angela meminta taksi itu berhenti disebuah telepon umum yang terletak di pinggir taman. Dia menelpon ke kantornya. Menceritakan sesuatu yang terjadi dengan ringkas. Memberi tahu pula tempat dimana dilangsungkan upacara ritual kelompok ku klux klan yang menjadikan gadis indian itu sebagai korban ritual dengan menodai dua orang gadis itu, menceritakan pula yahudi yang terbunuh itu.

"Kalau aku mati, sekurang-kurangnya mereka tahu harus mengusut siapa…" katanya setelah kembali duduk didalam mobil di samping si Bungsu.

"Kita harus ke hotelku, ada yang ingin aku ambil, sebentar saja…"ujar si Bungsu.

Indian itu menatapnya.

"Dimana, hotelmu…"

"Dallas hotel…"

Indian itu tidak bertanya lagi. Mobil diarahkan kesana. Setiba dihotel, setelah meneliti keadaan cukup aman, si Bungsu bergegas masuk mengambil pakaiannya. Kemudian menitipkan diresepsionis. Dia sendiri dengan berbekal uang dikantong, kemudian berjalan ke mobil dimana indian dan Angela menunggu dengan diam. Mereka melihat lelaki dari Indonesia itu muncul dengan tongkat kayu ditangannya. Meski heran, namun mereka tak berminat bertanya.

Ketika taksi berjalan, si Indian menyebutkan sebuah tempat. Nampaknya kesebuah tempat di pinggir kota bahagian utara. Melewati daerah perkantoran, kemudian melewati padang rumput yang luas. Ada sebuah hutan yang tak terawat. Taksi berhenti dipinggir hutan tersebut.

"Kalau ada yang bertanya, kita tak pernah bertemu. Ingat itu.."ujar si Indian itu pada sopirtaksi dan menerima bayaran dari Angela.

"Yes, sir…"jawab si sopir taksi sambil melambaikan tangan.

Mereka melanjutkan berjalan kaki sambil tetap berdiam diri mengikuti si Indian yang berjalan didepan.

Setelah berjalan beberapa saat. Mereka melihat sebuah rumah bertingkat dua dari kayu. Ada asap mengepul. Di halaman ada dua orang lelaki indian yang tengah bekerja. Ada anjing yang melolong dan menyongsong mereka.

Kedua orang lelaki indian itu serta merta berhenti bekerja dan tangan mereka dengan kukuh memegang bedil dan menatap yang datang. Anjing itu mendengus dan menjilat kaki si Indian yang terus saja berjalan. Tiba didekat dua Indian yang berhenti bekerja itu dia berhenti sejenak, saling pandang dan masih tanpa berkata sepatah katapun, dia menuju rumah.

Pintu terbuka dan dari dalam muncul seorang perempuan berkulit putih! Perempuan itu belum tua benar. Raut wajahnya masih memperlihatkan paras yang cantik. Baik si Bungsu maupun Angela segera melihat kemiripan antara perempuan separuh baya di pintu itu dengan gadis yang mati setelah dinodai di altar persembahan klu klux klan malam kemaren!

Perempuan itu menatap si Indian yang baru datang, Indian itu berjalan kearahnya. Tegak beberapa saat di depan si perempuan kulit putih itu. Dari jarak sepuluh meter, si Bungsu dan Angela melihat si Indian itu seperti berbicara, kemudian perempuan itu menangis, lalu memeluk lelaki indian itu. Lalu mereka tegak berpelukan di depan pintu di bawah tatapan mata Angela dan si Bungsu.

Ditatap pula oleh dua orang lelaki Indian yang bertubuh besar yang masing-masing tangannya memegang kampak. Kemudian lelaki Indian itu menoleh kepada mereka. Memberi isyarat untuk datang, Angela dan si Bungsu mendekat. Perempuan Amerika itu duluan masuk.

"Mari masuk…"ujar Indian itu.

Di dalam rumah, keadaannya kelihatan bersih, meski amat sederhana. Kedua Indian yang semula bekerja membelah kayu kini berkumpul dengan mereka.

"Ini, Elizabeth, istriku.."ujar Indian itu memperkenalkan perempuan berkulit putih itu.

Perempuan itu mengulurkan tangan pada Angela sambil mencoba tersenyum, kemudian pada si Bungsu. Keduanya mereka menyebutkan nama masing-masing.

"Mereka teman-temanku, kami sama-sama melarikan diri dari Klu klux klan.." ujar Indian itu menambahkan.

"Ini keponakanku Elang merah, ini adikku Pipa Panjang…"India itu memperkenalkan kedua orang Indian yang tadi di luar rumah.

Kedua Indian itu hanya mengangguk. Tidak mengulurkan tangan untuk bersalaman. Indian itu kemudian memperkenalkan siapa dirinya pada Angela dan si Bungsu. Dia berbicara, bahwa namanya Yoshua. Nama Indiannya adalah Beruang hitam. Mereka berasal dari nenek moyang suku Indian Apache. Yoshua bekerja diperkebunan di utara Dallas, di luar kota Admore. Di perkebunan itu banyak bekerja orang-orang Negro. Sekali seminggu, setiap sabtu, dia pulang kemari, kerumahnya ini.

Namun sebulan yang lalu, di perkebunan teh milik orang Amerika asal scotlandia di Admore itu terjadikerusuhan. Buruh-buruh menuntut kenaikan upah. Seorang negro mati dibunuh oleh mandor berkulit putih dengan menembaknya dikepala. Peristiwa itu terjadi didekat yoshua, dia tak dapat melihat orang itu berlaku sewenang -wenang. Dengan pisau yang ada ditangannya dia serang orang kulit putih itu. Tentu saja Mandor itu bukan lawannya. Si Mandor berusaha menggertak dengan senapan. Namun Yoshua adalah Indian yang berdarah kental. Dia menyerang dan kulit orang kulit putih itu putus! Itu memang kesalahannya. Salah karena membela orang negro, dia melarikan diri. Seminggu bersembunyi.

Tak berani pulang kerumahnya yang terletak didaerah selatan. Takut di tangkap, tapi ternyata orang-orang perkebunan itu meminta bantuan klu klux klan. Dua orang klu klux klan menangkap Choncita, anak Yoshua dengan Elizabeth. Penangkapan itu disertai pesan, Conchita akan di bebaskan kalau Yoshua menyerahkan diri.

Karena cinta pada anak. Dia memutuskan untuk menyerah. Tapi terlebih dulu dia membawa keluarganya secara sembunyi-sembunyi pindah kedaerah ini. Rumah yang tak diketahui siapapun. Untuk menjaga Istrinya, dia memanggil adik dan keponakannya. Dia lalu menyerahkan diri,namun siapa sangka. Ternyata klu klux klan berlaku biadab dengan mengorbankan Conchita setelah terlebih dulu di perkosa.

—oOOo—

Hari itu mereka istirahat di rumah Indian itu. Si Bungsu tahu, Indian itu ingin membalas dendam atas perlakuan terhadap anaknya. Mereka tidak bisa bergerak tanpa kendaraan dan tanpa senjata. Si Bungsu punya uang. Dengan uang yang ada dia suruh Yoshua membeli dua mobil bekas yang masih baik. Kemudian membeli bedil dan Amunisi. Sekaligus membeli daging dan keperluan dapur lainnya. Siapa tahu mereka akan terus menjadikan rumah ini sebagai markas besar.

Yoshua semula menolak, namun setelah dipaksa berkali-kali akhirnya menerima bantuan itu. Dia menyuruh adik dan keponakannya ke kota, membeli mobil dan senjata secara terpisah. Senjata dan amunisi bisa dibeli dengan bebas di kota ini.

Malam itu entah bagaimana, mungkin Yoshua menganggap si Bungsu dan Angela sebagai suami istri, atau dua orang kekasih, mereka ditempatkan di sebuah kamar berdua. Tentu saja yang kikuk adalah si Bungsu. Namun, tak tidur semalaman membuat dia tak punya daya untuk menolak rasa letih dan mengantuk yang amat sangat. Ketika Angela mandi dia sudah terbaring dan tidur…!

Dia terbangun mungkin lewat tengah malam. Di dapatinya dirinya berada dalam pelukan Angela. Gadis itu membuka mata begitu merasakan si Bungsu bergerak. Mereka bertatapan dalam jarak tak lebih dengan sejengkal. Angela tersenyum.

"Tidurmu nyenyak sekali…"bisik Angela sambil mendaratkan sebuah ciuman di mata si Bungsu yang hanya terlongo-longo.

Dan tiba-tiba dia menyadari kalau dirinya ada yang berubah. Artinya pakaiannya terasa ganjil. Senja tadi ketika dia akan tidur, dia masih berpakaian lengkap yang dia tukar dihotel, tapi kini pakaiannya itu tidak melekat lagi ditubuhnya. Kini Yang ada di tubuhnya adalah sebuah piyama yang bukan miliknya, dia tatap tubuhnya dengan merenggangkan pelukan Angela.

"Piyama itu dibawa Elang Merah dari kota…"kata Angela

Si Bungsu sebenarnya tidak peduli siapa yang membawa pakaian itu, apakah elang merah, elang hijau, maupun elang tak berwarna. Yang terpikir olehnya adalah bagaimana pakaian ini bisa melekat ke tubuhnya, bagaimana pakaiannya bisa bertukar dengan piyama ini.

Seperti mengerti kebingungan si Bungsu, Angela kembali berbisik.