"Saya…"
"Ambil perlengkapanmu dan kau tak usah kembali lagi kesini…"
Dan selesai sudah. Itulah yang dikhawatirkan petugas itu, dipecat! Di depan meja rollet, si bos yang mendatangi meja si Bungsu, mengulurkan tangan dan bersalaman dengan ramah.
"Anda amat beruntung. Selamat. Silahkan kekantor saya untuk mengambil cek anda karena kami tidak mempunyai uang kontan sebanyak itu.."
Si bungsu memegang tangan Angela. Kemudian membawa gadis itu mengikuti si bos kekantornya yang terletak di bahagian tengah pada dinding utara ruangan judi tersebut.
Ruangan yang dijadikan kantor itu, adalah ruangan yang mewah. Seluruh lantainya beralaskan beludru berwarna merah darah. Dindingnya di lapisi wallpaper yang menggambarkan air terjun Niagara. Dan disudut ruangan terdapat patung wanita telanjang. Demikian pula gambar wanita berukuran besar yang memperlihatkan bahagian yang seharusnya tertutup.
"Silahkan duduk, anda mau minum apa? scot, martini.."
"Terimakasih saya minum limun…"
"Anda Nona?"
"Saya gin saja, terimakasih…"
"Pakai es?"Angela mengangguk. Si bos mengambil sendiri minuman buat tamunya di sebuah bar mini di dalam ruangan mewah itu, kemudian menyerahkannya.
"Untuk kemenangan Anda berdua, selamat…? kata si bos sambil mengangkat gelas tinggi, kemudian mereguk minumannya. Si Bungsu mereguk limunnya dengan tenang. Angela juga.
"Dua juta Dollar, jumlah yang tak sedikit. Apakah anda bersedia menanamkan saham anda pada perusahaan kami?'si bos mulai mengajukan tawaran.
Si Bungsu bertukar pandang dengan Angela. Angela meminum gin dingin di gelasnya sambil memejamkan mata,
"Saya bukan pengusaha…."jawab si Bungsu.
"Saya tahu. Anda tinggal…"
"Terimakasih, saya tak berminat dengan tawaran Anda…"
Bos rumah judi itu tersenyum. Dan mendekati Angela.
"Saya kira, Anda tentu berminat menanamkan uang anda dalam usaha kami, Nona…"
"Ah, saya bukan pemilik uang itu…"
"Jangan merendah. Kami tahu pasti, uang itu adalah uang anda. Tuan ini hanya memasangkan saja. Secara hukum andalah pemilik uang itu…"Muka Angela jadi merah karena marah.
"Uang itu milik kami berdua…"desisnya.
"Tidak. Hanya milik anda…"
"Kalaupun milik saya, tak seujung kuku pun saya berminat untuk menanamkan saham di tempat anda…"
Si Bos hanya tersenyum. Dia makin mendekatkan wajahnya kewajah Angela.
"Anda akan mendapatkan kesusahan nona, atasan anda tentu tidak ingin perwiranya ikut berjudi…"
Angela tertegun. Ucapan orang ini diluar dugaannya. Ternyata mereka mengetahui siapa dirinya. Angela menatap si Bungsu. Lelaki itu tenang-tenang saja.
"Lebih baik anda buatkan cek kemenangan yang kami peroleh itu…"Kata si Bungsu pelan.
"Saya sedang bicara dengan pemilik uang itu…"ujar si bos memotong ucapan si Bungsu.
Sehabis berkata begitu lelaki jangkung keturunan yahudi itu menatap lagi pada Angela.
"Anda tentu tak ingin kehadiran dan ikutnya Anda berjudi diketahui oleh atasan…"
Ucapannya terhenti oleh tamparan angela.
Demikian kerasnya tamparan itu. Hingga bibir si bos berdarah. Tapi lelaki itu masih tenang. Dengan tenang pula dia menghapus bibirnya yang berdarah dengan sapu tangan yang dia ambil dari kantong jasnya.
"Anda akan menyesali hal ini, Nona. Akan menyesal sangat…"
Sehabis berkata begitu dia bertepuk. Si Bungsu tahu adalah semacam isyarat. Tapi yang di luar dugaan adalah kelanjutan dari isyarat itu. Tiba-tiba saja, dinding yang membatasi ruang kerja pemilik rumah judi itu seperti terangkat keatas. Dan dikeliling mereka, berdiri tak kurang dari dua puluh lelaki dalam pakaian tradisional klu klux klan! Berjubah putih dengan bertopeng dan tutup kepala putih yang hanya kelihatan matanya saja. Mereka semua memakai senjata otomatis.!
"Sudah kukatakan Nona. Anda akan menyesali tingkah anda itu. Anda telah banyak sekali membuat kesalahan pada kami. Pertama menyediakan diri anda menjadi penunjuk jalan bagi lelaki asing mencari markas kami. Dan kalian telah membunuh tiga anggota kami kemaren dan membakar toko tekstilnya. Hari inipun engkau datang kemari sebenarnya untuk mencari jejak pembunuh Niger itu, bukan..?"
Angela masih duduk di kursinya. Demikian pula si Bungsu. si Bungsu benar – benar tak dapat berbuat apa-apa. Apa yang dia perbuat dalam keadaan seperti ini? Di kelilingnya berdiri kurang sedikit dua lusin orang yang dilengkapi senjata otomatis. Dan dia ingin tahu siapa sebenarnya pemimpin dari orang-orang ini dan orang yang membunuh Tongky.
Dia memandang keliling. Dan tiba-tiba menyadari bahwa rumah judi ini adalah salah satu markas klu klux klan yang terkenal itu. Dia segera ingat buku yang dia baca di pustaka tua itu. Yang mengungkapkan bahwa organisasi iblis ini mendapat suplai biaya, peralatan dan persenjataan berkat beberapa anggotanya yang memiliki rumah judi, rumah lacur dan industri.
Seharusnya dia sudah bisa menduga kalau rumah lacur ini adalah salah satu tulang punggung dari organisasi tersebut. Namun hanya kalau sekedar untuk menduga, sudah cukup terlambat. Kini mereka hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi. Bos judi yang tinggi jangkung itu memberi isyarat, dibawah todongan senjata tangan si Bungsu diborgol.
"Kebetulan kami akan mengadakan upacara di kuil. Dan kami memerlukan korban. Anda berdua datang pada saat yang tepat…"ujar yahudi itu.
Mata si Bungsu kemudian ditutup dengan kain hitam. Mereka berdua di masukan kedalam mobil lewat pintu belakang. Si Bungsu mendengar lebih dari empat atau lima mobil yang berjalan mengiringi mobil yang mereka naiki.
Mereka berada dalam perjalanan cukup lama. aku Barangkali sekitar dua jam barulah kendaraan itu berhenti. Tutup matanya masih belum dibuka. Dia didorong turun dan jatuh bergulingan diatas tanah berpasir. Dia segera merasakan angin yang bertiup dan merasa di udara terbuka, sepi. Tutup matanya dibuka. Di depannya dia lihat ada api unggun. Dia berada disebuah lapangan yang tak begitu besar. Tapi jelas lapangan ini tempat suatu upacara.
Di samping api unggun ada sebuah pentas yang mirip dengan altar sembahyang suatu agama, di tengah pentas itu ada sebuah pembaringan batu. Dan sekitar lapangan yang tak lebih dari lapangan bola basket itu, kelihatan tegak sosok-sosok lelaki dan perempuan. Mereka menatap ketengah, kepada orang yang baru datang itu dengan diam.
Si Bungsu dan Angela segera diseret ketengah, menghadap altar yang terang benderang itu. Mereka ditekan sampai terduduk. Kemudian terdengar bunyi gendang, mirip seperti genderang yang dibunyikan suku indian.
Seiring bunyi genderang tersebut, muncul dua orang berjubah sambil meliuk-liukkan tubuhnya. Dari gerakannya segera diketahui. kedua mereka berdua adalah perempuan. Hal itu terbukti ketika mereka membuka tutup kepalanya dan melemparkannya ke altar. Mereka meliuk terus mengikuti irama genderang yang dipukul dari balik api unggun. Berputar dalam sebuah tarian ritual yang lebih banyak daya rangsang nya dari pada daya magisnya.
Beberapa saat kemudian mereka membuka jubahnya. Dan dibalik jubah itu mereka hanya memakai kutang dan cawat. Tubuh mereka luar biasa menggairahkannya. Dengan buah dada yang sintal dan pinggang yang padat, mereka meliuk seperti orang ketagihan atau tengah mengharap sesuatu yang merangsang.
Semua yang hadir dengan diam dari balik jubah dan topeng mereka. Kedua orang itu meliuk terus. Tangan mereka menyentuh tempat-tempat terlarang di tubuh mereka sendiri dengan gerakan yang merangsang. Mulutnya mendesah-desah da merintih. Kemudian salah seorang naik ke altar.
Di sana salah satu perempuan penari membuka kutang dan cawatnya. Kemudian berbaring diatas pembaringan batu pualam itu. Kemudian meliukan tubuhnya dengan naik turun, kekiri, kekanan. Kemudian terdengar seperti suara lengkingan. Lelaki bertubuh besar tinggi muncul dan melemparkan jubahnya, kini dia tak berpakaian!
Ditangannya ada sebuah kapak mirip milik bajak laut zaman dahulu kala. Dia melangkah satu-satu dengan tubuh agak membungkuk kemuka kearah altar dimana perempuan tadi masih mengeluh, menggeliat. Setiba dekat altar lelaki itu mengangkat kampaknya tinggi-tinggi, kemudian menetakannya kedada perempuan yang telentang itu.
Namun gerakan itu bukan untuk membunuh. Sejari sebelum mata kapak itu mencapai tubuh wanita tersebut, kampak itu berhenti. Dan lelaki itu melompat keatas pembaringan batu tersebut. Kedua kakinya mengangkang diatas tubuh perempuan itu. Dia tegak sambil menatap pada bulan penuh yang bersinar dilangit, mengangkat tangan nya keudara. Dan memekik seperti pekik orang purba.
Di bawahnya, di antara kedua kakinya, perempuan itu tetap menggeliat dan merintih. Kini kedua tangannya justru teracung keatas, seperti menanti turunnya tubuh lelaki itu.
Perempuan yang seorang lagi, masih tetap menari-nari disekitar altar. Dari orang-orang yang hadir disitu, tak terdengar suara apapun. Mereka diam menatap dari balik topeng seperti dibius,
Lelaki besar itu duduk berlutut. Menatap pada perempuan yang terlentang diantara jepitan kakinya. Menatap seluruh tubuhnya, dan sekali lagi dia mengangkat kampak tinggi-tinggi, dan dengan mengangkat kampak itu dia menghimpitkan tubuhnya pada tubuh si perempuan. Angela merasa jijik dan menundukan kepalanya dalam-dalam. Perempuan di altar itu merintih dan menggelinjang. Meronta, mendengus.
Di langit bulan yang bulat besar itu tiba-tiba menyelusup diantara awan-awan yang lembut. Lenyap beberapa saat di dalam palunan awan, keluar sejenak dan kembali masuk ke awan berikutnya. Bulan yang besar bulat itu beberapa kali masuk kedalam awan yang seperti menelannya bulat-bulat. Si Bungsu tetap memandang ke altar yang sedang melakukan adegan yang menjijikan itu. Dan tiba-tiba, ketika perempuan yang terbaring dibawah himpitan lelaki besar itu tengah berada dipuncak ganasnya yang hebat, kampak ditangan si lelaki bergerak cepat.
Crep!! tak ada suara lain. Tak ada pekik, tak ada keluhan, tak ada jeritan. Perempuan yang tengah diatas puncak kenikmatan itu mati dengan kepala terbelah dua! sepi.
Perempuan yang satu lagi, yang dari tadi menari meliuk-liukan tubuhnya, kini juga terhenti. Menatap temannya yang mampus di altar, dan seperti tersadar dari bius yang hebat, dia memekik histeris, berbalik dan berlari tak tentu arah.
Namun dia hanya jadi tontonan. Dan lelaki yang masih mengangkangi perempuan bugil di altar itu mengangkat kapaknya, dan dalam sebuah lemparan yang penuh perhitungan, kampaknya melayang crepp! kapak itu melekat persis di belahan dada perempuan yang tengah berlari berputar itu. Dia seperti ditendang tenaga raksasa, tubuhnya tersurut kebelakang, masih tegak beberapa saat dan rubuh dengan tubuh bermandi darah!
Kemudian suara gendang ditabuh perlahan, seperti suara magis yang menakutkan! Dum…Dum dum..dumm!Angela sempat melihat perempuan itu rubuh dengan kapak membelah dadanya. Dia pingsan disebelah si Bungsu yang tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab tangan nya masih diborgol.
Sungguh mati, sebagai perwira disebuah kota yang ganas seperti Dallas, dia telah banyak menyaksikan peristiwa-peristiwa yang tak berperikemanusiaan. Namun tetap saja yang dia lihat malam ini, merupakan puncak dari kebiadaban yang pernah dia saksikan.
Perempuan dikorbankan begitu saja terhadap nafsu setan kemudian dibunuh dengan kapak, semua dilakukan diacara ritual. Acara keagamaan dan kejayaan organisasi klu klux klan!
Bayangkan betapa banyak sudah perempuan yang sudah dikorbankan dan binasa dalam acara seks dan pembunuhan seperti ini sejak berdirinya organisasi ini tahun 1800-an. Si Bungsu tidak bisa berpikir banyak. Mereka segera digiring kesatu tempat, yang kemudian dia ketahui sebagai penjara. sekrang-kurangnya tempat itu digunakan sebagai tempat yang menahan pada terhukum menurut klu klux klan.