Chereads / Army of Angels: The Dark Side / Chapter 20 - Heilende Magie

Chapter 20 - Heilende Magie

Sihir Penyembuhan.

Tidak lama setelah aku bertarung dengan tanaman itu, akhirnya aku berhasil menebas dan mengalahkannya ketika dia mengigit lengan kiriku.Memanfaatkan celah ketika aku digigit aku berhasi menebas dan membelah batang dibawah kepalanya. Gigitannya sedikit sakit sih dan darah mengalir dari lenganku, tetapi aku rasa ini tidak terlalu parah.

Setelah dia mati ternyata tubuhnya bergerak keatas dan menjadi lurus seperti sebuah pohon bambu pada umumnya serta kemudian menegang dan mengeras. Cara mati yang aneh.

Kemudian aku memotong batangnya yang menjadi lurus tadi menjadi beberapa bagian dengan pedangku. Hasilnya? Dugaanku benar, batang bagian atas dekat kepalanya memang berlubang, mungkin sebagai lambungnya. Tapi bagian bawahnya beruas-ruas tertutup. Sehingga akupun mendapatkan tempat minum yang kubutuhkan.

Setelah menbuat 4 tempat minum aku memutuskan untuk mengisinya disungai serta membersihkan luka dan diriku dari darahku sendiri. Sungai ini terlihat jernih dengan pinggiran landai berbatu kecil dan tidak terlalu dalam dengan lebar kurang lebih 30 meteran. Sepertinya bagian yang lumayan dalam terletak ditengah-tengah sungai. Tetapi karena airnya sangat jernih sehingga aku bahkan bisa melihat ikan berenang disana.

Setelah selesai membersihkan diri dan menyiapkan air. Akupun menyiapkan api dan memasak makanan.

Tepat ketika aku selesai memasak mereka berdua datang.

Sepetinya mereka berdua sudah mulai akrab sekarang, tetapi Orxsia sepertinya memasang wajah ketidaknyamanan. Apa yang terjadi?

"Hei. Kalian tepat waktu. Mari sini duduk, makanananya sudah matang sekarang."

Melihatku mengatakan itu Orxsia tiba –tiba berlari panik kearahku.

" Tuan. Apakah Anda baik-baik saja? Kenapa tangan kiri Anda berdarah ? Apakah ada musuh menyerang?" Dengan panik Orxsia bertanya kepadaku setelah melihat darah mengalir dari lengan kiriku.

Meskipun sudah kubersihkan tetapi aku membiarkan darah tetap mengalir disana untuk menutup luka ku dengan sendiri. Aku menjelaskan bahwa tadi aku berniat mengambil minum dan bertemu dengan tanaman aneh yang dapat menyerangku. Karena aku pikir tubuhnya dapat dibuat untuk tempat minum maka akupun memutuskan untuk mengalahkannya. Dia berhasil mengigit lengan kiriku tetapi aku juga berhasil membunuhnya. Dan berusaha menenangkan Orxsia. Setelah dia tenang giliran Elf menyebalkan itu yang panik.

"HEI!! bukankah itu tanaman Beiber (Moster pengigit)? Bagaimana kau dapat mengalahkannya? Bahkan kami para Elf memilih menghindarinya dan enggan berurusan dengan moster itu. Monster yang dewasa dapat tumbuh sekitar 7 meter kau tahu? Dan dia dapat menyemburkan gas beracun. Meskipun yang kau lawan masih belum dewasa dan belum bisa menyemburkan racun, tetapi tetap saja bahkan untuk monster yang masih anak-anak, senjata panah tidak mempan kepadannya dan Elf biasa jarang bisa mengalahkannya walaupun monster itu masih dihitung kelas anak-anak." Dengan panik dan serasa tidak percaya Luxiria bertanya kepada Glen.

"Sudah..Sudah, toh aku sudah berhasil mengalahkannya kan. Mari lupakan dan makan." Aku berusaha mengatakan hal itu dengan keren, tetapi faktanya,

"Apa-apaan yang barusan dia katakan? Itu tanaman adalah monster yang masih dihitung anak-anak? Apakah monster itu memang sekuat itu? Yah mengingat fakta bahwa gigitannya lumayan menyakitkan untuk seukuran anak-anak aku bisa percaya bahwa yang dewasa benar-benar menakutkan. Untuk sekarang aku bersyukur karena bertemu dengan yang berukuran anak-anak. Tapi lain kali aku tidak boleh ceroboh dan ada baiknya untuk menghindari monster tanaman yang lebih dewasa." Aku memikirkan itu dan mulai berkeringat dingin.

Setelah tenang kamipun mulai makan.

''Enak! Aku tidak menyangka kau dapat memasak makanan seenak ini. Padahal kau tidak menggunakan bumbu apapun."

"Yah aku memang lumayan ahli memasak, selain itu aku juga punya skill memasak, tetapi karena aku tidak tahu tanaman mana yang dapat aku gunakan sebagai bumbu jadi aku tidak menggunakan bumbu apapun."

Sudah lama aku tidak dipuji oleh seorang wanita, jadi aku sedikit merasa malu dan tersanjung secara bersamaan.

ketika aku memikirkan hal itu aku teringat dengan teman-temanku Alex dan Andre. Mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengan mereka lagi, tapi apay ang sedang mereka lakukan sekarang ini ya? Aku jadi merasa nostalgia.

Setelah selesai makan aku memutuskan melihat dan memakan sedikit tanaman obat untuk kuanalisis rasanya. Saat nostalgia tadi aku teringat bahwa aku memiliki suatu skill atau apalah itu bernama poison netralish, dari namanya kemungkinan ini adalah kemampuan untuk menentralkan atau meniadakan racun, sehingga kemungkinan besar racun tidak mempan padaku. Tetapi tetap saja karena itu aku tidak dapat membedakan mana racun dan mana obat. Jadi Setelah makan beberapa tanaman obat ini, aku kemudian meminta sistem untuk menganalisisnya.

Aku sebenarnya iseng bertanya kepada sistem siapa tahu dia dapat membantuku menganalisisnya, dan ternyata dia benar-benar bisa menganalisisnya.Tahu gitu dari dulu aku meminta dia untuk menganalisis setiap tanaman yang kutemui, tapi yasudah lah..

[Jawaban. Tanaman hiporeg .Efek: penyembuhan.Tanaman hipostam . Efek:Penambah stamina. Tanaman hiponam . Efek: pemulihan mana.Tanaman Helenan Efek pemulihan jiwa.]

Jadi mereka berhasil menemukan 4 tanaman yang berbeda kah. Dan keempat tanaman itu memiiki rasa yang berbeda-beda. Mereka berasa seperti rasa rempah-rempah. Mungkinkah tanaman itu dapat kubuat menjadi bumbu? Mungkin nanti akan kucoba.

"Bagus seperti nya kalian menemukan tanaman yang sangat berharga. Aku terkesan denganmu Orxsia karena berhasil mematuhi perintahku. Aku juga sangat terkean padamu Luxia karena telah mengetahui tanaman yang sangat berharga seperti ini" aku memuji mereka berdua.

"Terima kasih banyak Tuan Glen. Saya sangat senang telah mendapatkan pujian dari Anda" Orxsia tersenyum dengan tulus dan merasa sangat senang atas pujianku.

"Ka-kau.. Aku tidak butuh pujianmu. Aku mendapatkan pengetahuan ini dari temanku yang tengah terbaring disana." Bertolak dengan apa yang diucapkannya sepertinya mukanya berubah sedikit merah dan senyum kecil terbentuk dibibirnya. Mungkin dia masih marah padaku karena mencicipi tanaman obat yang seharusnya untuk teman-temannya.

"Lalu bagaimana caranya kau menggunakan tanaman obat ini? Apakah kau hanya tahu tanaman ini tanpa tahu cara menggunakanya?"

"AKU TAHU CARA MENGGUNAKANNYA! Aku pernah melihat dan diajari temanku untuk membuat obat tradisional Para Elf yang sederhana. Jadi jangan meremehkanku!!" dia dengan marah membentakku.

"Baiklah.. Baiklah.. cepat lakukanlah."

Kemudian dia mengambil daun dari tanaman itu, meremasnya dan menaruh diatas kepala Elf perempuan yang tengah terbaring sembari mengucapkan mantra.

« Oh Fee, Barmherzigkeit, heile die Seele und den Körper eines kranken Menschen mit deiner Barmherzigkeit, bring Frieden in seine Seele, bring dein heiliges Wasser in seinen Körper und heile alles. »

"(Wahai ibu peri yang penuh belas kasihan.Sembuhkanlah jiwa dan tubuh orang yang sedang sakit ini dengan rahmatmu.Bawalah kedamaian kedalam jiwanya.Bawalah Air sucimu untuk tubuhnya.Serta sembuhkanlah semuanya) "

Aku mendekat kepadanya dan melihatnya dengan seksama.

[Pemberitahuan.Skill learn telah diaktifkan.Apakah anda ingin mempelajarinya?.Ya atau tidak?.]

Tentu saja aku tertarik dan ingin mempelajarinya.Jadi (YA).

Rupanya dia menyadari kalau aku sedang melihatnya. Mukanya berubah menjadi merah seperti kepiting rebus. Tetapi dia tetap melanjutkan membaca mantra yang lumayan panjang lalu tiba-tiba tangannya sedikit bercahaya dan muncul lingkaran sihir dibawahnya.Setellah dia mengucapkan kalimat terakhir dari mantranya sebuah air hijau menetes dari tangannya dan terjatuh kebawah melewati lingkaran sihir, setelah melewat ilingkaran sihir itu airnya berubah jadi biru muda. Kemudian menempel diatas dahi elf itu berbentuk seperti air raksa. Tak beberapa lama air itu meresap kedalam tubuh elf itu dan tubuhnya mulai bersinar. Namun sinar itu kemudian meredup dan menghilang.

"Apakah berhasil?" akulebih mendekat lalu bertanya kepadanya

"Ja-jangan mendekat kau membuatku tidak bisa berkosentrasi"lalu dia mendorongku menjauh.

"Jadi gagal? Apakah prosesnya gagal?''

" Tidak. Aku memang pemula dalam mantra penyembuhan jadi hanya ini yang dapat kulakukan.kita akan membutuhkan beberapa kali lagi untuk berhasil.aku memang payah"

" hem menurutku kau hebat kok. Yah karena kau masih pemula jadi kau harus berlatih dan belajar lebih keras."

"Ti-tidak . Aku tidak membutuhkan pujianmu!" tiba-tiba mukannya tambah merah dan dia berpaling menghindar tatapanku.

Kenapa sih dia ini? Apakah kalimatku salah? Yah sudahlah..

Ngomong-ngomong karna baju anti peluruku sudah sobek-sobek dan tidak layak dipake jadi aku melepaskannya.dan hanya memakai baju dalam lengan pendek yang berwarna hitam.

Saat aku melihat tubuhku dia air aku baru menyadari kalau tubuhku benar benar berubah jadi kecil layaknya pemuda berusi tujuh belas tahun.

Setelah pengobatan selesai aku pun memutuskan bahwa kita harus bergerak kearah tenggara menyusuri sungai. Mungkin saja akan ada desa dihulu sungai ini.Saat aku memberitahunkan keputusan ini kepada luxia bahwa dia berhak memutuskan untuk mengikuti kami atau berpisah dengan kami.Dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti kami karena mungkin saja desa yang kami temui itu memiliki obat penyembuh bagi kedua temannya. Perjalanan pun dimulai…

Suka cerita ini? Dukung penulis dengan cara kasih bintang (⭐) 5 dan Power stonenya (batu kuasa) ya?Tenang gratis kok.

Biar penulis makin semangat dan Cepat Updatenya.

Thanks