Chereads / Army of Angels: The Dark Side / Chapter 4 - PERTEMPURAN II

Chapter 4 - PERTEMPURAN II

*DUARRR*

Suara granat meledak dan Tanah hasil ledakan membumbung tinggi ke udara, sebagian meluncur keatas kami. Kamipun hanya bisa tiarap berlindung dari efek ledakan dan peluru yang terus-terusan malaju kearah kami dari berbagai sisi didepan kami.

"Sial...Kupingku berdengung karna ledakan itu...Lapor letnan, bala bantuan akan tiba dalam 5 menit. Regu belakang sudah memulai pertempuran dan mendesak musuh.. Begitu pula dengan regu sayap. Sepertinya musuh sudah kalang kabut...dan ingin melarikan kearah kita. Bala bantuan dari sayap akan tiba kurang lebih 3-5 menit!" Dia mengatakan itu setelah mendengar intruksi dari markas komando.

"Dimengerti. HEI APAKAH KALIAN MENDENGAR ITU? BERTAHAN 3 MENIT LAGI DAN KITA BISA MENJADI PAHLAWAN. AKU SUDAH MEMANGSA 70 IKAN TERI SEJAUH INI. TAPI AKU BELUM KENYANG. APAKAH KALIAN JUGA LAPAR? NIKMATI SISA WAKTU ITU DAN TERKAM PARA IKAN TERI ITU!! KALIAN DILARANG MATI !! ITU PERINTAH!!'' aku berteriak memberikan dorongan moral kepada pasukanku.

"SIAP KAPTEN!!" Mereka serempak menjawab perintahku.

Sebelumnya moral kami benar benar hancur karena kematian 9 rekan kami dan mulai kehabisan amunisi, sehingga berada diambang keputus-asaan.

Tapi kabar bantuan tadi telah memberi angin segar kepada kami dan aku memutuskan memberi tiupan angin itu kepada mereka.

Moral kami naik dan kami sejauh ini bisa bertahan selama 2 menit. Walaupun hal itu kami lakukan dengan mati-matian.

*Duarr..Duarr.. Bamm

Sayup-sayup aku mendengar tembak-menembak yang intensif dari kanan dan kiri yang menandakan bantuan sudah tiba.

Tapi hal yang tidak terduga menghampiri kami.

Sebuah granat terlempar dari arah depan kearah aku dan Andre.

Granat itu mengelinding didepan Andre yang ada dikananku. Jaraknya Hanya sekitar 50cm ketika granat itu berhenti mengelinding.

Hey yang benar saja! Kami sudah mencapai kemenangan loh. Kenapa hal ini bisa terjadi? Sial, kalau aku dan Andre melompat pasti tidak akan sempat..SIAL. Bagaimana bila Andre mati? Dia anak tunggal loh!! Bagaimana dengan keadaan orang tuannya? Bukankah dia akan menikah? SIAL SIAL SIAL.

Dengan pikiran seperti itu aku menarik dan melempar andre kebelakang melalui ke kerah bajunya.

Saat dia terlempar kebelakang aku melompat kedepannya dengan harapan efek ledakan yang mengenainya akan berkurang.

*Duarrr* Suara ledakan nyaring terdengar.

Walaupun akhirnya jarak kami dengan granat itu sudah berkurang sampai 2 meter tetapi dampak ledakan benar-benar mengerikan.

Kurasa granat itu mempunyai jarak efektif ledakan sampe 5 meter.

Kupingku terasa berdengung.

Gelap.

Hanya itu yang dapat kurasakan ketika aku terlempar karena efek ledakan itu. Aku tidak tahu sejauh mana aku terlempar karna aku tidak bisa merasakan dan mataku secara reflek terpejam karena ledakan itu.

Samar aku mendengar suara,

" H..ei lindungi let..nan!! Gunakan for..masi milingkar dan lindungi dia!! I-itu bala bantuan .Terima kasih Tuhan."

Sedikit demi sedikit kesadaranku mulai kembali.

Aku dikelilingi 15 anggota reguku yang masih tersisa dan yang ada disampingku adalah Andre.

Dia selamat! Walaupun luka lebam dan memar berat memenuhi tubuhnya tapi aku rasa itu baik-baik saja. Aku bersyukur.

Tapi ada yang aneh dari dia.

Tidak, sebagian besar dari mereka? menangis? Hei kalian tentara, kenapa kalian bisa-bisanya menangis? ingin kukatakan hal demikian tapi tidak dapat kulakukan.

Perlahan, tapi dengan pasti aku mulai merasakan rasa panas, dan nyeri disisi kiri tubuhku. Perlahan nyeri dan panas itu berubah menjadi semakin menyakitkan.

Kemudian aku menyadari sesuatu.

Perlahan aku berusaha melihat kebawah. Saat aku berhasil menurunkan penglihatanku,, aku melihat tubuh bagian kiri benar-benar hancur. Tanganku putus sampai lengan, kakiku hancur dan nyaris putus juga. Pinggulku tertembus serpihan granat dan rasa nya panas. Darah mengalir dari lubang akibat serpihan itu.

''Sial, jadi begitu ya..'' aku mengucapkan itu didalam hati. Aku menyadari bahwa aku sudah tamat, tapi entah bagaimana aku merasa sangat puas.

"Hei letnan *uhuk* ja-jangan mati!! Bu-bukankah kau memerintahkan kita untuk tidak mati? Apakah ka-kau akan melanggar ucapanmu? Bukankah kau akan datang k-e-ke-pe-pernikah-anku? Bukankah kau akan menceritakan kisah kehebatanku ke o-orang tua ku?" sembari bercucuran air mata dia mengatakan hal itu kepadaku.

" Y-yah maaf. Sepertinya aku a-akan melanggarnya *uhuk*. Kau tahu aku akan mewasiatkan sesuatu ke kalian!''

''To-Tolong beri tahu temankku Alex bahwa aku sudah memenuhi janjiku. Dan telah mencapai tu-tujuh puluh*uhuk*. Ceritakan kisah perjuanganku ke dia." Entah dengan terbata-bata aku berhasil mengucapkan hal itu dan batuk yang mengalirkan darah keluar dariku, tapi melihat mereka membuat rasa sakitku tidak kurasakan.

"JA-JANGAN BICARA HAL KONYOL!! CERITAKAN LAH SENDIRI!! KAU AKAN HIDUP!! " Andre berteriak kearah ku seolah tidak terima akan kenyataan dan kemudian dia ditenangkan oleh rekan dibelakang dia.

Andre yang tidak mau menerima keadaan mulai paham yang terjadi dan air matanya semakin membanjiri dirinya.

"He..hei jangan menangis, tentara tidak boleh menangis loh. Andre ka-kau harus membahagiakan istrimu. Kalau bisa to-tolong*uhuk* ceritakan kisah kita ke orang tuaku. Ka..katakan bahwa anaknya telah menuntaskan cita-cita dan impiannya. Ti..tidak ada penyesalan. Ak..aku mati dengan bangga dan Pu as. Jadi jangan bersedih*Uhuk*. Dan untuk ka..kalian. Terima kasih te..telah berjuang bersamaku sam..pai akhir. KALIAN ADALAH PAHLAWAN!"Dengan sisa tenagaku aku mengatakan itu dan berteriak dengan lantang walau darah memenuhi mulutku.

Rasa perih dan panas berganti dengan rasa dingin teramat sangat.

Dimulai dengan ujung kakiku, secara perlahan berjalan naik kearah tubuhku.

Rasa kedinginan dan ngantuk. Hanya rasa itu yang aku rasakan saat ini.

Rasa ngantuk, yang tidak bisa kulawan. Seolah menegaskan bahwa aku harus menghilangkan semua beban yang ku punya dan tertidur lelap.

Ketika mereka mendengarkan kalimat terakhirku mereka mengerti akan apa yang terjadi, tanpa membuang waktu mereka kemudian berdiri berjejer di samping kanan tubuhku dan melakukan pose hormat yang benar benar sempurna walaupun mereka masih sesengukan dan air mata mengalir dipipinya.

Melihat hal itu aku bahagia, seolah semua beban telah sirna dari jiwa dan tubuhku. Dengan terbata aku berusaha mngucapkan,

"Te..ri..ma..kasih" lirih, senyum menghias wajahku. Dan aku mulai memejamkan mataku seolah menuruti rasa ngantuk yang menimpaku.

Nafaskupun berhenti.

.

.

.

#Empat hari kemudian pemakaman Nasional pun dilakukkan

Letnan 1 Glenn yang memiliki kontribusi paling besar dinaikan pangkatnya 2 peringkat menjadi Letnan Kolonel dan dianugerahi tanda kehormatan ' BINTANG GERILYA ' yang merupakan tanda kehormatan tertinggi. Karena strategi Gerilya regunya dinyatakan sebagai kesuksesan besar dan pada akhir pertempuran pun regu yang dia pimpin berhasil menjadi kunci kemenangan perang.

Ketika orang tuannya diberitahu akan kematiannya.

Mereka sangatlah bersedih, tapi dengan diceritakan kisah perjuangan Glen oleh Andre dan teman-temannya serta ketika mendengarkan wasiat terakhir putra mereka, akhirnya mereka tenang. Karena mereka tahu bahwa putra mereka tidak mempunyai penyesalan apapun atas kematian nya.

Malahan mereka kemudian merasa sangat bangga dengan putra mereka.

Begitu pula dengan letnan Alex yang diberitahu akan kematian rekannya.

Dia merasa shock dan mendatangi rumah orang tua Glen, yang akhirnya juga mendengarkan kisah dan ucapan terakhir Glen dari para Bawahannya.

Kemudian dia menjadi tenang.

sembari matanya berkaca-kaca tetapi dia tidak menangis dia berkata "Kau menepati janjimu kepadaku temanku,tapi kau juga mengingkari janji yang satunya.Ya sudahlah...Semoga kau beristirahat dengan tenang."

Pada akhirnya Alex bahkan tidak pernah memainkan game yang telah keluar itu, karena setiap dia memikirkan game itu dia selalu teringat janjinya dengan temannya untuk main bersama.

Negara telah bersuka cita karena perang telah dimenangkan. Tapi juga berduka karena telah kehilangan para pahlawan-pahlawan terbaik mereka.

.

.

.

Suka cerita ini? Pengen tahu kelanjutan nya? Makanya follow n kasih ⭐ jangan pelit.Gratis kok.

Thanks you so much.Happy Reading😉

BIODATA

Nama         : Glen Indera

Usia            :  27 Tahun

Hobi           : Membaca, memasak

Status         : belum menikah

TB/BB         : 178cm / 68 kg

Pekerjaan  : Tentara

Jabatan      : Letnan Satu, Letnan Kolonel

Gelar didapatkan : Bintang gerilya

Tanggal lahir & kematian : 6 Maret 2030 - 7 September 2057

.

.

Disini ngk bisa upload gambar dicerita ya? ya udah, kalo ada yg mau lihat perawakan si Pahlawan Glen yang telah gugur, bisa mampir di wattpad saya @Lana_Eka . Ini ceritanya langsung saya upload 1 chapter, biar banyak yang baca n kasih 🌟 😅 ,kalo banyak yang kasih bintang kan jadi semangat saya nulisnya😄 so jangan pelit-pelit ya 😉. thanks😆