Chereads / tukang gendong / Chapter 10 - nasehat ayah.

Chapter 10 - nasehat ayah.

terlihat raut senyum wajah ayah. ketika kembali pulang dari sawah.

belum pernah sekalipun beliau memperlihatkan raut muka risau, dan cemas di hadapanku.

setiap beliau pulang dari sawah, saya pasti bergegas untuk mandi..

di waktu itu aku masih berumur 7 tahun..

saya masih mengingat jelas seperti apa senyum dan tawa ayah.

ayah orang yang paling saya hormati.. beliau begitu berjasa bagiku. beliau tak pernah kenal lelah.

meski ayah tak pernah mengajariku matematika.

meski ayah tak pernah mengajariku IPA dsb.

tapi ayah hanya mengajari ttg keagamaan padaku.

ayah lebih menghawatirkan akhirat ku dibanding duniaku.

pada suatu malam, ayah bercerita padaku..

"hei nak. kau ingat: ayah tak membebankan apapun kepadamu, ayah hanya sarankan dirimu untuk menjadi lelaki. "

di waktu itu saya belum mengerti apa maksud ayah.

sejenak terdiam, kemudian ayah berkata lagi.

"jagalah hati, jangan pernah marah, amarah lah yang membuat kita jadi orang jahat.. jangan pernah berdusta, karna dusta membuatmu lari dari realita.. dan baca al-qur'an kalau ada hal yg kau ragukan kebenarannya"

semua kata2 di atas menjadi lambang ayah di hatiku.

setiap aku mengingat ayah. saya pasti ingat kata" tersebut.

setiap saya mengingat kata2 ayah tersebut. saya pasti rindu ayah.

namun memang benar. usia tiada yang tahu.

kita tak mesti menunggu sakit dulu untuk menghadapi ajal kematian.

2 tahun kemudian.

seperti biasa ayah selalu bicara dengan senyum khas nya.. dengan sedikit tertawa..

tepatnya pas makan malam.

kami hampir selalu makan malam bersama. nenek. ayah. ibu. dan saya..

setiap makan malam. kami biasa berbincang sambil tertawa2 kecil..

namun kali ini sedikit berbeda. ayah batuk dalam tawanya dan kemudian diam..

keadaan mendadak hening.. dan ayah langsung tertawa.. (ayah mengerjaii kami)

5 menit kemudian kejadian sama terulang lagi.

namun suasana diam nya agak lama.. saya melihat ke wajah ayah.. wajah ayah seakan menahan tawa..

kemudian terlihat ibu menghampiri ayah.. ibu meraba ayah dan kemudian menjerit menangis sambil berkata "innalillahi wainnailaihi rojiun"

semua berubah semenjak malam itu!