Chereads / Artika family / Chapter 161 - pergi

Chapter 161 - pergi

dengan aku bantu membawakan barang bawaan kak Arta, aku dan anak-anak mengantarkannya hanya sampai depan rumah saja.

"sayang hati-hati ya"

katanya mengusap kepalaku

"kebalik kali kak"

aku tersenyum

"oh iya yaa, hehehehe"

dia cengengesan lalu mengecup keningku dengan lembutnya

setelah itu kak Arta memeluk Arfa dan Tika dengan eratnya dan juga membisikkan sesuatu di telinga mereka.

"jaga bunda kalian ya"

hanya kata itu yang terdengar olehku

aku terus menggandeng tangannya menuju ke mobil rasanya sangat berat melepaskan genggaman tangannya saat itu tapi mau bagaimana lagi.

kak Arta pun masuk ke dalam mobil tak lupa dia membuka jendela mobilnya dan melambaikan tangan pada kami.

aku terus menatapi mobilnya yang melaju sampai tak dapat lagi terlihat olehku, aku menghela nafas panjang rasanya berat aku akan di tinggalnya dalam beberapa waktu yaa walaupun karena pekerjaan aku akan sangat merindukannya.

begitu kami masuk aku mendekati Arfa dan Tika, aku sangat penasaran dengan apa yang dibisikkan kak Arta tadi dan menanyakan pada mereka.

"ayah bilang apa tadi bank??"

tanyaku

"hhmmm mau tau aja apa tau banget bundaaa"

kata Arfa lalu tersenyum

"ih ih ih!! anak bunda kok pande kaya gitu"

kataku sedikit kaget

"hahahahahaha"

tertawa mereka

"ayah tadi bilang apa sayang"

tanya ku sekali lagi

"sini Bun Tika bisikin"

kata Tika mendekat

saat itu dia berbisik di telingaku "RAHASIA"

membuat aku terpelongo melihat mereka yang sudah tertawa.

"awas kalian yaaa"

kataku ingin menangkap mereka

"KABUUUUUR"

teriak mereka dan segera berlari

dengan nafas terengah-engah mereka duduk di lantai dapur tak bisa berkata apapun hanya mengangkat tangan tanda mereka menyerah padaku, dan aku tersenyum melihat tingkah laku mereka itu.

"hhhmmm hah"

aku menghela nafas dan menghampiri mereka

"ya udah. . . . bunda gak tanya lagi kok, itu rahasia kalian dengan ayah. bagus malah kalau kalian bisa menjaga rahasia berarti kalian adalah anak yang bisa di beri kepercayaan"

kataku mengusap kepala mereka

setelah itu aku membantu mereka membereskan perlengkapan sekolah lalu mereka segera berangkat di antar dengan supir a.

begitu juga dengan aku yang akan pergi ke pengadilan bersama ayah bunda dan juga fandri.

sebenarnya ayah bunda dan fandri masih merasa takut, karena memang tidak pernah seumur hidup mereka memijakkan kaki di ruang pengadilan baik menjadi saksi ataupun yang terlibat dalam kasus, wajah-wajah tegang mereka terlihat jelas apalagi ini sidang lanjutan yang akan menentukan akhirnya.

"semoga saja semua berjalan lancar dan kita akan dapat akhir yang seharusnya"

kataku sambil tersenyum tipis

"amin"

jawab mereka

kami akhirnya tiba di gedung pengadilan, duduk santai karena masih harus menunggu jadwal pengadilan yang kira-kira pengadilan yang saat ini berlangsung dan akan selesai 20 menit lagi, Aku sedang berbincang-bincang dengan kuasa hukum dan juga pengacara yang akan mendampingi fandry nanti.

saat itu gerombolan anak-anak nakal itu melewati kami dengan tatapan tatapan mereka, seolah-olah mereka sangat yakin kalau kemenangan berada di pihak mereka.

"Halah muka muka tembok dasar"

kataku kesal

"sabar mbak sabar"

kata kuasa hukum kami

"matanya itu loo kayak nantangin saya"

kesalku lagi

"hahahaha biar biar nanti kalau hakim udah ketuk palu mengesahkan mereka bersalah dan dihukum baru kita tertawa diatas semua penderitaan mereka, itu momen pas banget gimana mereka menelan kekalahan mereka bulat-bulat"

lanjut pak pengacara

"hhhmmm hah iya pak"

aku menghela nafas berusaha meredam emosi

sembari menunggu aku coba menghubungi kak Arta, menanyainya entah dia sudah sampai mana dan sedang apa sekarang.

dan setelah cukup lama aku menerima balasan chatnya ternyata dia baru saja sampai di tempat perkumpulan dan sedang memindahkan barang-barang ke bandara.

aku letakkan ponselku kembali ke dalam tas tapi aku mendengar notif chat masuk aku pun kembali membuka ponselku, ternyata itu Blari dia tanya apakah persidangan kami sudah dimulai atau belum, begitu aku menjawab Dia pun bilang akan segera datang karena ingin melihat hasil akhir pertempuran kami.

"anak ini yaa"

kataku tersenyum tipis dan menggelengkan kepala

aku kembali melihat jam tanganku menghitung menit per menit dimana kami akan di panggil tanda persidangan kami akan dimulai.

sebenarnya aku juga merasa sedikit gugup ada ketakutan kecil di dalam hatiku.

"bagaimana kalau kami kalah"

itu yang aku pikirkan tapi segera aku buang pikiran itu begitu melihat wajah adikku yang masih lebam bekas pukulan dan aku berkata

"kebenaran akan menang"

tak lama setelah itu pintu ruang persidangan terbuka dan orang-orang pun keluar pertanda persidangan sudah berakhir dan tak lama setelah itu kami pun dipersilahkan masuk.

"heh tunggu"

panggil seseorang

"cepet amat!!"

kataku kaget melihat Balri

"hah hah iya, gua kan udah tadi depan tadi telepon"

jawabnya masih terengah-engah

"yuk lah masuk"

kataku kembali mengikuti yang lain

"yuk"

setelah hakim dan juga semua yang hadir memperkenalkan diri persidangan dimulai.

sekarang hakim sedang membaca surat laporan yang sebelumnya agar dapat melanjutkan, kuasa hukum dari dua belah pihak dipanggil untuk mempersiapkan para saksi yang akan ditanyai.

"baik yang mulia"

jawab mereka

dari pihak kami hanya ada dua saksi aku dan juga petugas keamanan kami. di mana aku akan menjelaskan kejadian yang terjadi di mall saat fandri diserang sewaktu aku sedang di toilet, dan petugas keamanan kami itu akan memberi kesaksian juga bagaimana kronologis saat malam dia menerima pengeroyokan mereka.

setelah kami memberi kesaksian yang begitu jelas hakim meminta kami memberikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa yang kami jelaskan adalah kebenaran.

kami memberikan 3 rekaman di mana rekaman yang pertama berisikan rekaman pemukulan fandri lalu rekaman CCTV mall juga CCTV di dekat pagar rumah dan sekarang sedang dilihat oleh hakim.

tapi saat itu dari pihak termohon tidak dapat menerima dengan bukti-bukti yang kami berikan mereka mengatakan kalau itu rekaman palsu kesaksian yang tidak jujur yang membuat yang hadir saat itu mulai berbisik-bisik.

"harap tenang! harap tenang! kalau tidak bisa menjaga omongan pintu persidangan terbuka lebar"

kata salah seorang majelis hakim dengan tegas

setelah melihat ketiga video itu yang mulia memanggil salah seorang staf penguji untuk membuktikan keaslian video kami dan tak perlu waktu lama dia pun menganggukkan kepala.

"video ini asli"

jelasnya

saat itu aku langsung melihat ke wajah tiga badjingan itu sudah mulai memuncat ketakutan,aku benar-benar bernafas lega saat itu.

saat kami dipersilahkan kembali ke tempat duduk dan hakim kembali memanggil kuasa hukum, setelah memberikan beberapa surat dan juga pembicaraan yang cukup lama terdakwa dan korban dipanggil didampingi oleh kuasa hukum untuk dimintai keterangan.

"saudara fandri, apa kabar Anda hari ini"

tanya hakim saat melihat

"Alhamdulillah yang mulia"

jawaban fandri

"Anda sudah siap untuk menerima pertanyaan saya"

tanyanya lagi

"siap"

angguk fandri

beberapa pertanyaan pun mulai dilontarkan dari pihak majelis hakim dan fandri pun terlihat menjelaskannya dengan sangat baik dan sampai di akhir yang mulia meminta bukti yang disampaikan Fandri sebelumnya berupa chat-chat pengancaman kepadanya, fandri memberikan ponselnya pada kuasa hukum agar diberikan kepada hakim.

setelah fandri selesai dan dipersilahkan untuk duduk kembali, akhirnya sekarang adalah giliran alrizki yang akan duduk di kursi itu untuk ditanyai.

saat itu alrizki memberi keterangan dimana Dia bercerita kalau dulunya fandri adalah bagian dari mereka (teman) dia mengatakan kalau fanri awalnya baik-baik saja, tapi di suatu waktu Fandri mulai sering memberontak dan berbuat tidak sesuai dengan keinginan kelompok mereka dan padahal majelis hakim dan yang mulia sudah tahu itu karena fandri pun menjelaskan dari awal kenapa dia berbuat seperti itu.

dan dia pun melanjutkan sebenarnya mereka berbuat seperti itu tidak ada maksud untuk benar-benar menyakiti hanya sekedar bercanda dan menegur agar dia kembali.

saat itu aku benar-benar merasa wow!!! dia bisa berbicara seperti itu mengatakan (bercanda dan menegur) padahal yang diterima fandri dan juga kami seperti ancaman seorang pembunuh.

"baiklah saya rasa keterangan dari saudara Alizki sudah cukup jelas, terima kasih banyak dan silahkan kembali ke tempat duduk anda"

kata yang mulia mempersilahkan

"terima kasih yang mulia"

jawabnya dan segera bangkit dari tempat duduk

"baiklah kita akan break sejenak, sidang dilanjutkan 2 jam lagi dari sekarang dan nanti adalah pembacaan keputusan akhir dari persidangan ini. terima kasih"

kami semua pun ikut keluar dari ruangan persidangan dan pergi mencari makan siang sambil berbincang-bincang ringan sambil menunggu 2 jam berlalu.

=================================

bagaimanakah hasil akhir dari permasalahan mereka. . . .

para pembaca masih penasaran kan dengan kelanjutan cerita ini. . . .

besok aku akan up lagi

oh ya mampir juga ke channel YouTube aku yang baru aku buat

YouTube; thokicita_nekoniwongedan_

mohon dukungannya teman-teman