di depan rumah semua orang sudah bersiap-siap untuk pergi
"fandri!!!"
panggil Bunda
"iyaaaa"
sautnya
"cepetan!!"
teriak bunda
"ya ampun Bunda sabar dong, ini banyak banget loh"
jawabnya dengan membawa barang bawaan
"anak cowok itu nggak usah lemah deh gitu aja masa dibilang banyak!?? lebay, cepat!!"
lanjut bunda lagi
"hhmm ya ya"
berjalan dengan susah payah
"Bunda ini ya anaknya nggak ada dicariin giliran ada aja disiksa"
kata ayah melirik
"di siksa gimana??? wajar dong yah kalau Bunda suruh anak bunda, lagian Bunda juga udah lama banget nggak ketemu dia, ya udah di nyuruh nya sekalian aja"
"llaaaaah mati lah aku"
keluh fandri sampai di belakang mobil
" gak mati kok fan hahahahah"
aku tertawa mengejeknya
"awas kamu yaa kak"
liriknya tajam
"awas apa hahahahaha"
tantangku
"udah ayok nanti keburu pergi yang mau di datangi"
kata kak Arta yang sudah siap di mobil dari tadi
kami pun segera memasukkan semua barang ke dalam mobil lalu kami pun masuk langsung menuju ke rumah tetangga tetangga terdekat untuk menjalin silaturahmi dan juga saling bermaaf-maafan.
setelah ke rumah rumah tetangga Kami pun menuju ke rumah Ayu
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam, masuk masuk"
ayu mempersilakan
"waaah kuee"
kata Arfa
"sayang jangan lasak yaa"
kataku pada Arfa dan Tika
"iya bunda"
jawab mereka
"udah biarkan aja lah mereka tar udah pada besar juga kan, nandaa main sama arfa dan Tika yaa"
ayu melihat ke anaknya
"iyaaaa"
sautnya
sementara anak-anak sedang memakan kue aku ayu dan bunda sedang asik saling bercerita soal pengalaman puasa tahun ini.
Akupun sedikit bercerita pada mereka soal perasaanku tentang keberangkatan ku nanti saat ke Korea.
"iihh karena ini pertama kalinya aku keluar negeri rasanya kayak gimana gitu"
kataku bingung sendiri
"hahahaha istri dokter Arta ndeso banget ya"
ejek ayu
"hahahahah anak bunda ini memang belum berubah berubah ya, padahal udah lama loh nikah sama nak Arta"
bunda ikut ikutan
"jadi mau gimana lagi, mungkin aku memang orang yang tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan hahahaha"
kataku dan ikut tertawa
"dasar tarika"
kata ayu
"ya udah lah biar cepat yu, minal aidin wal faizin ya Yu Aku minta maaf kalau memang ada salah-salah kata atau perbuatan aku yang menyakiti hati kamu mohon dimaafkan ya"
kataku menyalami ayu
"kok cepet banget sih, tapi ya udah deh aku pun kayak gitu ya tar kalau memang ada salah mohon di maaf kan"
memeluk
"iya yu"
menepuk pundaknya
"buk minal aidin wal faizin ya, maaf lho malah ibu pula yang datang kemari soalnya si Nanda baru aja sehat dari sakitnya"
kata ayu Salim ke Bunda
" iya ibu pun juga gitu ya yu, gak papa lah Bunda pun ikut aja sama tarika dan arta dari pada bosen di rumah hehe"
jawab Bunda dengan menepuk-nepuk kepala ayu saat Salim
"mana mahyuda tadi yu"
tanyaku
"entah!??? mungkin mereka buat perkumpulan sendiri-sendiri lah coba lihat kedepan"
"hhmm ok"
aku dan Bunda segera ke depan menghampiri mahyuda dan juga yang lainnya saat itu terlihat mereka sedang berbincang-bincang dengan sangat asik aku dan Bunda pun langsung mendekat ke mereka.
"mahyuda!!"
panggilku
"iya! apa"
sautnya
"kamu emang gak banyak dosa apa ke aku"
lirikku
"buset dah!!? ada yaa orang kaya gini"
"ya ada lah!"
jawabku
"hahahahahaha kak kak kamu itu kemarin mau minta maaf apa mau ngajak ribut kok kayak gitu"
kata fandri
"hahahahah gak lah becanda, mohon maaf lahir batin ya mahyuda kalau ada perkataan aku yang menyinggung perasan tolong dimaafkan karena aku hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf"
kataku menyalaminya
"iya tar aku pun juga kayak gitu ya kalau ada salah-salah kata atau yang membuat perasaan tidak enak tolong dimaafkan"
kata Mahyuda
"ok sip"
anggukku
"eh buk, mohon maaf lahir batin ya Bu maaf loh malah ibu yang datang kemari"
mahyuda Salim ke bunda
"gak papa loo nak"
jawab Bunda santai
"kalian udah"
tanyaku
"udah donk"
kompak mereka
"eh eh THR mana nih"
kata kak Arta semangat
"THR!! cepet kamu nungging biar aku tunjang"
kata Mahyuda semangat
"hahahaha sadis aah"
kak Arta tertawa
"lah kamunya aneh!! yang banyak uang itu kamu, kok malah kamu yang minta THR ke aku"
"hahahahahaha gak lah mah"
kata kak Arta merangkul
"gak apa ar gak salah lagi gitu"
liriknya
"hahahaha kamu ini"
kak Arta tertawa
"kak kita keliling lagi yuk"
ajakku
"yuk lah"
saat aku ingin kembali masuk ternyata anak-anakku sudah keluar terlebih dahulu saat itu mereka sangat senang karena menerima amplop bergambar alias THR itu membuat aku senang dan tersenyum ke arah mereka.
karena Ayu telah memberikan THR pada anak-anakku, akupun juga memberikan THR pada anaknya Nanda.
"Nanda sini sini ini buat kamu yaa"
kataku memberikan amplop
"makasih yaa Tante"
katanya ramah
"iya sama-sama"
"ya ampun tarika kamu ini loo"
kata ayu baru keluar
"hehehe"
cengengesan
dengan menggandeng tangan kedua anakku aku pergi meninggalkan ayu, saat semua sudah di dalam mobil barulah kami melambaikan tangan.
"dasar tarika!!"
kata ayu tersenyum
kamipun melanjutkan lagi untuk berkeliling, kami menuju ke rumah Naza dan juga mahda.
sesampainya di rumah mereka kami lihat sangat sepi bahkan sampai kami mengetuk pintu mereka pun tidak ada yang menjawab.
"telepon kak"
suruhku
"yaa yank"
mengambil ponsel dari sakunya
tapi setelah beberapa kali menelepon Mahda ataupun Naza mereka tidak ada yang menjawab telepon dari kak Arta, tentu saja itu membuat kami berfikir kalau mereka mungkin sedang pergi atau mungkin mereka sedang sibuk sampai tidak bisa menjawab telepon dari kami, akhirnya kami pun kembali ke dalam mobil tapi tiba-tiba seperti ada sesuatu yang terjatuh dari belakang rumah mereka.
gerebuak!!
"ih!! apa itu kak"
kaget
"entah, kucing mungkin"
kata kak Arta santai
"ihh kakak mana tau orang gimana"
aku mulai berpikir jauh
"laah kalau orang memang kenapa"
tanya kak Arta balik
"OOO bapak dokter yang telmi!! emang kalau pemilik rumah lagi nggak ada kalau ada orang di rumahnya itu namanya apa kalau bukan maling"
kata ayah nyambung
"laah iya yaa yaa"
baru mengerti
"Arta Arta. . . "
kata bunda menggeleng kepala
dengan segera kami beramai-ramai melihat ke belakang sebenarnya suara apa yang terdengar tadi.
saat sudah di belakang terlihat seseorang sedang duduk membelakangi kami.
"heh!! maling yaa!!"
teriak kak Arta langsung
"buset kak main vonis aja!!"
kataku kaget dan bingung
"iya aku maling"
jawabnya santai
"tuh kan yang bener"
kata kak Arta bangga
"aah gila aja ada maling ngaku, penjara penuh laaah!!???"
sambung fandri heran
"ada ada aja, eeh siapa sih"
kataku masih tak percaya
kami pun terus menatapnya yang membelakangi kami.
dengan sangat waspada kami mulai mendekat karena memang dia tidak bergerak sama sekali.
===================================
hai semua semoga kalian suka dengan cerita hari ini