Di rumah ayu
"Mahyuda biasa nggak balik ya yu"
Tanyaku
"Ya nggak sih ini pertama kalinya dia nggak di rumah"
"Oooh gitu yaa"
"Hhmmmm"
"Yu sebenarnya ada yang mau aku ceritakan lho kok kamu"
"Ya udah cerita aja lagi"
Setelah kami berpindah tempat aku pun menceritakan kejadian saat aku memukul kak Arta.
Sebenarnya saat itu aku merasa sakit walaupun aku tak terluka, karena melihat wajahnya yang lebam itu.
Ini adalah kali pertama aku menyakiti, Aku kira sifatku yang kasar ini tidak akan melukai nya tapi ternyata pada akhirnya.
Saat melihat dia diam menatap aku aku benar-benar takut, takut kalau dia tidak akan melihatku lagi takut dia akan pergi meninggalkanku karena sikapku yang kasar seperti itu.
Walaupun sudah seringkali dia mengatakan kalau dia menerimaku dengan apa adanya tapi berkali-kali pula perasaan dan pikiranku membayangkan kalau dia melupakan semuanya.
"Ya ampun tar"
Kata ayu sedikit kaget
"Kan udah aku bilang tadi nggak sengaja"
"Ya iya tapi apa mesti nonjok"
"Aku refleks Yu"
"Laah Tarika kasihan benar suami kamu itu"
"Sumpah ya yu walaupun dia yang yang ke pukul aku juga ngerasain sakit loh"
"Itu namanya sehati, ah lu mah ada ada aja udah nikah udah punya anak udah punya suami ganteng masih aja barbar berubah dong"
"Aku juga maunya kayak gitu yu, setelah kejadian itu dalam pikiranku terus berulang-ulang aku takut kalau nantinya dia menyesal telah menikah denganku"
"Ya ampun tar, ya gak lah seorang Arta nggak mungkin bakal menyesali pilihannya"
"Aku takut yu"
"Udah ih buang jauh-jauh pikiran kayak gitu tar, yang penting sekarang kamu itu berusaha memperbaiki kesalahan dan menjadi orang yang lebih baik"
"Iya yu aku maunya juga gitu tapi ngelakuinnya gak semudah itu"
"Iya sih tar, semua itu berdasar di kita berdasar dari niat kita kalau memang kita benar-benar mau berubah yakin aja pada diri kita semua demi kebaikan kan"
"Iya yu, terima kasih nya"
Memeluk
"Yes you are welcom"
Menepuk pundak
Setelah membicarakan masalah ku kami pun bercerita tentang keseruan keseruan lainnya sampai pengasuh ayu datang mengatakan kalau anakku sudah tidur.
Aku melihat ke jam tanganku yang memang sudah jam 8.30 malam, langsung Aku menelpon pak sopir untuk menjemput kami barulah aku ikut dengan pengasuh ayu menuju ke ruang bermain.
dan memang benar anakku Tika sudah tertidur saat itu, perlahan aku mengangkatnya dan mengajak Arfa keluar.
"Yuu kita pulang ya, kayaknya mobil udah dateng deh"
Kataku
"Ih kok cepet banget sih ih Aku masih pengen cerita"
"Sama loo, kapan-kapan kita kumpul bareng yang lain yuk"
"Ok tuh, ya udah nanti aku ajakin yang lain Dan kita bakal tentuin waktu tempatnya"
"Ok, kabarin aja ya"
"Ya udah kalau gitu hati-hati ya, da tarika"
"Dah ayu"
dengan sedikit kesulitan aku menggendong Tika dan juga menggandeng Alfa menuju mobil yang sudah menunggu.
Sarah ku ingin memanggil pak sopir untuk membukakan pintu tapi
"Looh kak!?? Kok kamu yang jemput"
Sedikit kaget
"Ooh iya, tadi kebetulan aja waktu aku baru pulang aku dengar pak sopir terima telepon dari kamu ya udah deh aku aja yang jemput"
"Oohh gitu"
"Iya sayang"
Kak arta membantu Arfa untuk naik begitu juga dengan aku, saat itu dengan jarak yang sangat dekat aku memperhatikannya yang menggunakan kacamata.
Sangat jelas dia menyembunyikan lebam bekas pukulan ku itu dengan kacamata itu.
Membuat nafasku sedikit berat dan rasa sakit menusuk.
"Ya ampun suamiku"
Kataku dalam hati
setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya kami pun sampai di rumah aku masih menggendong Tika dan mengantarnya tidur di kamar.
setelah meletakkannya di tempat tidur ternyata Arfa menyusul dan meminta untuk dibuatkan susu, begitu susu diminum dan hadis dia pun tertidur aku masuk ke kamar dan mengganti pakaian lalu turun lagi ke bawah.
Aku lihat ke atas dari depan TV tapi sedang tidak menonton melainkan sedang main game di ponselnya.
"Kak"
Panggilku
"Iya sayang"
"Aku mau bicara sesuatu"
Kataku melihatnya sedang asyik
"Bicara apa sayang"
Berusaha menjawab padahal fokus nge-game
"Sibuk gak sih, serius ini"
Kataku
"Sebenarnya sih enggak sayang tapi sebentar ya, dikit lagi"
Jawabnya tanpa melihat
"Ok aku tunggu"
Kataku menyalahkan tv
Setelah 20 menit berlalu dia masih dengan gamesnya dan akupun mulai bosan menunggu.
Aku matikan TV yang aku tonton dan melihatnya yang tengah heboh sendiri.
"Kak ini udah hampir setengah jam loh"
Kataku
"Sabar dulu ya sayang ini lagi ada musuh sebentar ya"
Jawab nya
"Hhhmm ok"
Mulai gak sabar
15 menit sudah berlalu setelah kata-kata terakhirnya menyuruh aku bersabar sekarang aku malu bertanya dengan dia yang masih saja asyik dengan ponselnya itu.
"Kak aku harus menunggu berapa aja"
Kataku mulai kesal
"Sebentar sayang ini mau chicken"
Katanya
"Hhmmm"
Dan aku kembali diam
Sebenarnya aku sudah sangat marah dan tidak sabar ingin mengatakan pada dia tapi karena aku sudah terlalu lama menunggu dibuatnya aku pun jadi malas untuk mengatakannya.
dengan tanpa mengatakan apapun aku bangkit dan masuk ke dalam kamar mengganti pakaianku dengan pakaian tidur lalu pergi tidur ke kamar anak-anak.
"Sayang kamu tidur sama anak anak"
Katanya dari luar
"Kalau udah tahu ngapain lagi nanya"
Cuekku
"Kok pintu kamarnya dikunci sayang"
Tanyanya
"Udah deh Kak nggak usah banyak tanya ini udah malam tidur gih sana atau nggak lanjut aja nge- gamenya"
Kataku dari dalam
"Yank kamu tadi mau ngomong apa!?? kamu marah ya"
"Gak, udah lupain aja nggak penting"
"Yaaank"
"Udah malam ya Kak anak-anak udah pada tidur"
"Jangan marah dong sayang"
"Aku nggak marah kok udah ya aku mau tidur"
Saat aku sudah tidak mendengar suaranya lagi dari luar aku mengambil ponselku lalu membuka aplikasi Google play store lalu mendownload pubg mobile di ponselku.
sebenarnya tadinya aku ingin mengamuk sejadi-jadinya, mengambil ponselnya dan membuangnya tapi setelah berusaha menenangkan diri aku rasa masih ada cara yang lain untuk membuat dia mengerti kalau aku merasa diabaikan.
"sakit tau!! liat aja nanti kak"
kataku kesal
pada awalnya aku kaget karena karakterku dalam game itu tanpa busana dan seksi.
selama 1 jam aku membuka YouTube dan mempelajari cara main pubg mobile ini.
karena sudah cukup lelah aku mengistirahatkan mataku yang mulai perih dan berair aku baru ingat aku belum masak nasi jadi aku harus turun lagi ke bawah.
saat aku keluar dari kamar aku agak kaget melihat kak Arta tertidur di depan pintu kamar.
sesaat aku turun melihat wajah tampannya itu.
"kasihan sih liat dia gini, tapi dia ngeselin banget ih"
kataku dalam hati
dengan perlahan aku mengusap wajahnya yang sedang tidur itu dengan mata yang terpejam, bulu matanya yang lentik mengalahkan bulu mataku.
"sayang"
menyentuh
"apa!!!"
kataku kaget dan langsung mencubit pipinya
"aduh yank sakit"
katanya menatapku dengan mata ngantuk
"manja banget"
pergi turun ke bawah
aku malu kalau ketahuan sedang membelainya makanya aku cubit pipinya tadi.
aku sadar kalau dia ikut turun jadi aku terpaksa harus berakting lagi.
aku hanya diam saat mengambil beras, mencucinya bahkan sampai memasukkan ke dalam reskuker.
"yank, jangan diamin aku gini dong sayank"
memeluk dari belakang
"apa peluk peluk udah main game aja sana"
kataku kesal
"aku minta maaf yank"
mencium leherku dengan lembut
"aku kesel banget sama kakak yaa gara gara game aku di abaikan jahat banget"
berbalik dan memeluknya juga
"aku tau aku salah sayank maaf yaa"
mengecup kening
"hhmmmm"
"sayang"
"apa!!!"
"maaf ya"
"iya iya kak"
dia kembali memeluk tubuhku dan tak lama kami menuju ke kamar, kak Arta mengganti pakaiannya lalu ikut berbaring.
saat itu aku membelai wajahnya tepat di lebam bekas pukulanku waktu itu, dia tersenyum dan memeluk tubuhku dengan lembutnya barulah kami beranjak tidur.
Habata itara
modoranai to itte
Mezashita no wa
aoi
aoi
ano sora
alarm ponselku berbunyi dan aku harus segera bangun memasak untuk sahur kami.
setelah selesai masak tiba tiba ide gila melintas di kepalaku, membuat aku tertawa jahat saat itu.
"hahahahahahaha, kak Arta tunggu aja yaa"
========================
hei all
gimana puasanya
heheheh
semoga lancar yaa
ayo dong all yang suka sama ceritanya kasih penilaian dengan tulisan ulasan