" . .ka tunggu"
terdengar samar-samar
aku yang sudah takut terus berlari sekuat tenaga tanpa kemikirkan apapun lagi hanya bisa berlari dan berlari bukan lari santai lagi ini tapi lari orang takut.
" aku kalau sebentar ngelawan ok lah bisa lah gelap gini mau teria minta tolong siapa"
pikirku saat berlari
saat aku sudah tak punya tenaga lagi untuk aku melihat ke sekitaryang gelap itu mencari tempat bersembunyi, terlihat tak jauh dari tempatku ada tong sampah di smping pohon dengan cepat aku berlari dan sembunyi.
dengan nafas yang ter engah engah aku menunduk dengan kaki yang gemetaran aku berusaha menenangkan diri jantungku seakan berhenti mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat ke arahku.
"tolong aku tuhan"
kataku dalam hati dan memejamkan mata rapat rapat
"di panggilin dari tadi juga"
uuwwwaaaaaaaa
dbuuk!!
"aduuh yank!!"
"eh??"
bingung
sesaat aku berhenti dan berusaha mencari sosok seorang leleki yang tadi terkena bogem mentahku, tapi secara sekilas sepertinya aku mengenalinya.
"kakak!!"
kaget
"apaan sih yang, iih parah suami sendiri di bogem sakit tau!!!"
katanya kesakitan
"kamu kak!!!"
ulangku lagi
"iya iya"
jawabnya
segera aku mengambil ponselku untuk menyenteri wajahnya membuka topi juga maskernya yang mengganggu pandanganku dan ternyata benar lelaki yang sedaritadi aku kira berniat jahat padaku ternyata suamiku sendiri.
"ya ampun kak maaf yaaa"
kataku menyesal telah membogemnya
"sakit banget yang"
memegang sisi kiri dekat matanya
"iihh kakak juga sih ngapain juga pake topi pake masker buat aku curiga dan aku kira punya niat jahat"
kataku menyalahkan
"laaah suami udah kena bogem ini masih di salahkan juga, lah aku kan udah panggil kamu too yang"
lanjutnya sambil kami berjalan pulang
"mana ada kakak panggil aku"
"ada kok yang aku panggil (tarika tunggu) gitu"
"eeh???"
mikir
"oooh yang tadi gak jelas itu tarika bukan kak"
dalam pikiranku mengingat
"maaf yaa kak maaf, ya udah kita pulang yuk kita obatin"
kataku menggandeng tangannya"
"hhhmmm"
singkatnya
setibanya di rumah aku langsung mencari es batu untuk mengompres memar bekas bogemku tadi.
baru aku kasih salep ke lukanya.
"Kak Aku tinggal dulu ya ya"
kata aku pergi
walaupun puasa aku tetap sibuk karena selain Bu Inah pergi Aku masih harus mengurus anak-anak.
***
cuaca yang semakin hari semakin panas menambah ujian bagi orang yang berpuasa.
panas matahari begitu terasa menyengat kulit dan membuat pusing sampai ke ubun-ubun.
"bah meleleh aku kak kaya ice krim"
kata fanri yang sedang berbaring di lantai
"hahaha fan faan kamu itu cowok masa iya kalah sama Mbak kamu, bangun paling pagi, dia harus siapin sarapan, nyuci piring, nyuci pakaian, menurunnya juga belum lagi ngurusin anak cewek itu wow banget nggak sih, apalagi kita tuh sama-sama puasa"
jelasku ke fandri
"hhmm iya juga yaa kak, padahal cewek itu kelemahannya tapi dia bisa ngerjain itu semua sekaligus dan terus berulang-ulang"
"nah itu dia, iya mungkin kita sebagai laki-laki punya tanggung jawab yang besar kelas sekolah kita dewasa kita punya tanggung jawab terhadap orang tua dan kalau kita menikah kita punya tanggung jawab untuk menafkahi anak dan istri. tapi kalau perempuan dia nggak cuman satu pekerjaan tapi banyak yang bisa dilakuin"
lanjutku
"iya ya kak"
"maka dari itu, kita sebagai laki-laki harus melindungi dia dari segala bahaya, menjaga kehormatannya, menghargai dia dan jangan melukai nya. laki-laki apaan pula kita tuh nyakitin perempuan yang lemah"
"hahahaha apa yaa kak"
aku tak habis-habis untuk memuji kehebatan seorang wanita apalagi istriku ini rasanya aku sangat beruntung bisa memiliki dia.
aku lihat dia yang sedari tadi masih mondar-mandir menjemur pakaian dan juga mengurus anak-anak membuat aku tersenyum dengan tingkahnya.
sampai akhirnya aku mulai merasakan hal yang sama dengan country yaitu kepanasan akhirnya ikut berbaring di lantai dengannya.
"itu muka kenapa kak"
tanya fandri
"ooh ini, kena bogem kakak kamu"
jawabku
"buset parah tuk kak tarika KDRT"
kaget
"hahaha bukan bukan ada kejadian aja tadi pagi"
dan akupun menjelaskan pada fandiri tentang kejadian tadi pagi yang sudah menimpaku sampai membuat aku banyak seperti ini.
dan dia pun saat itu hanya bisa tertawa melihat nasib sial ku.
"KAKAK!!!"
"iya!!"
Aku yang kaget langsung bangkit
"lagi libur bukannya bantuin istrinya kayak ngurus anak lihat itu main pasir di belakang"
mengomel
"ups!!"
kataku pergi
"ini lagi fandri, kamu udah enggak punya tulang belakang lagi apa iya sih gue aja di lantai cari kegiatan sana"
mengomel
"si singa betina mulai mengamuk guys ayo kita cabuuuut hahahahaha"
berlari
"dasar laki-laki pemalas"
"ya ampun yang muka aku masih sakit loh yang kamu pukul tadi pagi"
"dasar lebay sikat doang, laki-laki kok cengeng udah sana"
mengomel
dan mau bagaimana lagi Aku yang berpuasa dan lemas juga kesakitan harus menurut apa perkataan istri.
itu aku sampai di belakang aku melihat Tika yang sedang asyik bermain pasir,dengan tubuh yang hampir keseluruhan kotor membuat aku menggaruk kepala.
aku angkat pak sadiah yang akhirnya menangis malu aku bawa dia ke kamar mandi untuk membersihkannya.
untung saja arfa saat tidur tidak ikut-ikutan dengannya jadi tidak membuat aku kerja dua kali.
setelah selesai aku mengajak mereka ke rumah kakek dan nenek mereka, agar membiarkan istriku bekerja agar cepat selesai.
saat bersama kakek dan nenek mereka tidak terlalu nakal dan juga bandel membuat aku cukup bisa bersantai saat itu.
sambil bercerita cerita dengan ayah yang juga menyanyi buka di wajahku dan aku pun kembali menceritakan membuat ayah dan bunda saat itu menggeleng jalankan kepalanya.
tentu saja heran dengan tingkah istriku itu.
setelah beberapa jam sudah berlalu aku lihat anak-anak juga sudah mulai mengantuk aku kan membawa mereka pulang lalu menidurkan mereka.
istriku juga terlihat sudah selesai i mengerjakan pekerjaan rumah nya.
"sayang buatin susu gih kayanya mereka ngantuk"
kataku sambil menggandeng mereka naik ke kamar atas
"ok"
begitu masuk ke dalam kamar aku memberikan mereka dengan membacakan mereka tarika lama setelah itu tari kampung datang membawakan 2 dot susu untuk mereka.
begitu mereka menghabiskan susu mereka pun tertidur.
aku dan tarika keluar dari kamar dan turun kembali untuk melihat acara tv hari ini.
saat aku menonton dengan serius tiba-tiba aku di kagetkan.
"Dingin"
"sini aku kompresin lagi"
katanya sedih
"udah dong sayang jangan sedih aku nggak papa kok ini mah suka kecil"
kataku dengan sombong
"maaf yaa kak, gara-gara aku kamu jadi lokal gini"
semakin mendekat
"iya gak papa kok, asal jangan diulang lagi"
lirikku
"hahahaha janji, ini kan nggak disengaja"
jawab sambil tertawa
emuah
istriku itu tersenyum lalu mengecup luka yang ada di wajahku
"biar cepat sembuh kak hehehe"
"ingat yank ingat lagi puasa loo"
"bisa nggak pakai nafsu sih"
"akunya sih nafsu Hahaha"
"lah kalau itu berarti puasa kamu yang berkurang puasa aku mah enggak Hahaha"
dia tertawa
walaupun hari ini ada kejadian yang tidak mengenakkan tapi aku yang salah hehehe
gimanapun cintailah istri kamu bagaimanapun itu.
karena dia adalah ibu dari anak-anakmu.
=====================
selamat puasa