Chereads / Artika family / Chapter 107 - bukber

Chapter 107 - bukber

"mati aku telat mati matii"

kataku berlari

dari parkiran aku langsung berlari dan masuk kedalam rumah sakit lalu segera menuju ke ruang apel pagi tanpa mempedulikan siapapun yang aku lalui sampai.

"Hey Ar, ngapain sih pakai lari ada apaan"

tanya si agas

"udah lo jones diem aja"

kataku tak memperdulikannya

"bangsat lu ar"

teriaknya kesal

begitu sampai di ruang apel aku melihat kiri dan kanan aku bingung kenapa semua orang masih bersantai saat itu, dengan segera aku melihat ke jam tanganku yang ternyata masih jam 7.53.

"ya ampun tarika"

gerutu ku kesal

walaupun aku sangat kesal dengan istriku itu tapi aku tetap bersyukur karena di hari pertama puasa ini nggak datang terlambat.

"hai Arta"

sapa mona

"hai Mon, wah kamu udah nikah makin gendutan aja ya, sukses bener suami kamu bahagiain kamu ya"

Aku kaget melihat Mona yang sekarang jadi lebih berisi

"betul banget kamu ar suamiku memang sukses buat aku bahagia, tapi aku gak suka yaa kamu bilang aku ini gendut!! ini nih karena aku udah berbadan dua say"

jawabnya

"ooh yaaa, waaah senengnya"

kataku sedikit kaget

sambil berbicara ringan dengan mona apel pun dimulai.

begitu selesai apel akupun langsung menuju ke ruanganku melihat jadwal hari ini yang ternyata tidak cukup padat seperti hari-hari biasa.

tetap harus disyukuri karena bulan puasa itu bulan penuh berkah.

"dok, sebentar lagi kita ada operasi ya"

kata seseorang dari pintu

"ok"

jawabku singkat dan langsung bangkit menuju ke ruang sterilisasi.

sambil menunggu pasien datang ke ruangan operasi aku berbicara dengan beberapa orang yang ada di sana termasuk dokter pendampingku agar tidak canggung lah.

tak lama setelah itu pasien datang dan akupun langsung melakukan pembiusan padanya dan memastikan kalau dia sudah benar-benar terpengaruh oleh bius barulah kami sama memulai jalannya operasi.

setelah sudah hampir setengah jam berlalu operasi pun selesai dan Alhamdulillah semuanya berjalan lancar tinggal menunggu pasien sadar.

dan begitulah seterusnya sampai jam istirahat tapi bedanya jam istirahat di bulan puasa ini kami yang berpuasa tidak menuju ke kantin melainkan menuju ke tempat tidur yang empuk dan nyaman dan memasang alarm kami masing-masing.

tililiit tit tiit tilili ti

bukannya terbangun oleh bunyi alarm aku mah terbangun oleh bunyi telepon dari seseorang.

Aku yang merasa pusing karena bangun dengan kaget mencoba meraba di mana ponselku berada dan mengangkat panggilan dari seseorang itu.

telepon

Arta:"halooo siapa ini"

Agas:" ya elah ar kamu gak save no aku?? agas ini"

Arta:"oooh"

Agas:"ooh doang, Lo hari ini kenapa sih ngeselin banget"

Arta:"kenapa agasss"

Agas:"eeh Minggu depan kita bukber yaa sama alumni"

Arta:"yaelah puasa pertama aja belum buka ini udah mikirin buka bareng keburu lupa deh"

Agas:"lah makanya aku ingetin sekarang"

Arta:"hhhmm ya ya"

Agas:"ya udah itu aja"

Arta:"bye"

Agas:" bangsat"

menutup telepon

aku kembali berbaring memejamkan mata dan tertidur untuk beberapa jam, setelah alarm berbunyi aku pun bangun dan menunggu jam operasi berikutnya tidak lupa mencuci muka agar lebih segar dan mata pun lebih terbuka.

tok tok tok

"dok, ini ada pasien mau konsultasi dan setengah jam lagi kita ada operasi ya dok"

kata salah seorang suster yang biasa mengingatkan aku

"baik sus"

kataku dan tersenyum

"silahkan duduk mbak, ada yang bisa saya bantu"

tanyaku

"Dok jantung saya sering nyut-nyutan dok akhir-akhir ini"

"ibu ada riwayat penyakit jantung"

tanyaku

"gak dok"

"oke coba ibu bilang keluhan-keluhan ibu yang lainnya"

lanjutku

"saat jantung saya nyut-nyutan nafas saya juga sering sesak dong terus suka lemas"

lanjutnya

"hhmmm tensi ibu berapa"

"terakhir ngecek sih 120 mmhg dok"

"masih normal kok"

aku mulai bingung

"ya udah ibu coba baring disitu ya nanti saya cek tensinya lagi terus detak jantungnya"

suruhku

aku coba memeriksa tensinya terlebih dahulu dan ternyata masih normal lalu aku memeriksa detak jantungnya dengan stetoskop dan memang menurutku detak jantungnya tidak beraturan.

tapi saat aku ingin berbicara tiba-tiba kerah baju ku ditarik olehnya dengan kuat sampai begitu dekat dengan wajahnya benar-benar membuat aku sangat syok dan kaget.

dengan refleks Aku menolaknya dan aku pun jatuh terduduk, segera aku bangkit dan marah.

"astaghfirullahaladzim ba apa sih yang mbak lakuin"

"dok, sebenarnya saya enggak sakit apapun kok yang saya rasain sekarang itu saya jatuh cinta sama dokter"

saat itu aku hanya terpelongo tidak percaya, dan tak habis pikir dengan apa yang dilakukan wanita ini barusan.

aku kembali mengelus dada dan mengucap sebanyak-banyaknya mengingat hari ini adalah hari pertamaku puasa.

"ya ampun Mbak, enggak sepantasnya melakukan perbuatan yang tadi Mbak lakuin"

lanjut dengan nada sedikit pelan

"saya sudah enggak dapat tahan perasaan ini Dok saya bener-bener jatuh cinta sama dokter udah sangat lama"

lanjutnya

"ngucap dulu mbak ngucap ini bulan puasa, apalagi saya ini sudah menikah sudah punya anak mbak jatuh cinta pada orang yang salah"

jelasku

"saya tahu kok dok, walaupun dokter sudah memiliki istri dan memiliki anak saya masih tetap memiliki perasaan sama dan bahkan lebih besar oleh karena itu saya rela dijadikan yang kedua"

"anjiiir"

kataku dalam hati

ya ampun kepalaku jadi benar-benar pusing sekarang ini, wanita ini urat malunya kemana sih nggak habis pikir deh dengan apa yang barusan dilakuin dan dia katakan.

wauw banget gitu.

"aduh aduh mbak cukup deh bicara nggak enggaknya, karena Mbak mengaku tidak memiliki penyakit apapun saya harap bisa keluar dari ruangan saya karena emang saya mau menjalankan operasi sebentar lagi"

kataku mengusirnya secara halus

"tapi dok sayaa"

"saya mohon maaf Mbak saya sibuk"

potong kuku langsung

dengan wajah tertunduk dia mengambil tas dan ponselnya yang terletak di meja aku lalu pergi.

begitu melihat dia benar-benar pergi aku langsung mengunci pintu ruanganku dan duduk menarik nafas dan menenangkan diri.

"astagfirullah alazim, ya Allah kuatkanlah hambamu ini dari godaan setan dan manusia manusia terkutuk amin"

kataku saat itu

setelah merasa diri cukup tenang akhirnya aku bangkit dan keluar ruanganku untuk melakukan operasi selanjutnya.

setelah berjam-jam sudah berlalu di rumah sakit dan sekarang sudah jam pulang aku langsung menyalakan mobil dan menuju ke rumah.

"assalamualaikum istriku tercinta"

kataku dan memeluknya dari belakang

"waalaikumsalam"

jawabnya

"lagi apa sayangku"

tanyaku

"masih punya mata kakak bisa di lihat sendiri aku lagi ngapain"

langsungnya pedas

"kamu itu loh kalau ngomong sama aku ya nggak ada lambutnya"

lepasku

"Inilah aku apa adanya

Yang ingin membuatmu bahagia

Maafkan bila ku tak sempurna

Sesempurna cintaku padamu

Ini cintaku apa adanya

Yang ingin selalu di sampingmu

Ku tahu semua tiada yang sempurna

Di bawah kolong langit ini"

menyanyi

"yaah dia malah nyanyi"

mencubit pipinya

"ya ampun kak pahami dong liriknya nya"

dia menoleh

"hehehehe iya iya"

"udah gih kamu mandi sana terus bantuin aku buat bukaan oke"

suruhnya

"ok sip boos"

kataku dan pergi

langsung menuju kamar dan mandi lalu turun lagi membantu istriku tercinta untuk memasak kue, sibuk memasak kue menyuruhku mengupas mentimun lalu memarut nya dan menaruhnya ke satu wadah.

"udah kak"

tanyanya

"udah deh kayanya yank"

ragu

"hhmm ya udah kakak lihatin kue aku deh takut ada semut atau apa gitu biar aku yang lanjutin"

katanya mengambil alih

hari ini istriku memasak donat salju ya kali salju Hahaha dan juga membuat minuman timun serut dengan sirup melon Marjan seger nggak tuh jangan pada ngiler loh ya hahahaha.

aku terus menatap istriku yang begitu semangat, dengan wajah ceria nya dia tersenyum ke arahku.

terima kasih Tuhan telah memberikan pendamping hidup sepertinya dan bagaimana mungkin aku bisa berpaling darinya yang begitu sempurna buatku.

dia wanita yang solehah yang menurut akan kata-kataku, dia wanita yang selalu menjaga pandangan dan tutur katanya ada orang yang lebih tua darinya, sifatnya yang tegas dan terkadang keras adalah identitas dirinya sedari dulu, hobi masaknya yang benar-benar membuat setiap orang mengacungkan jempol ke arahnya membuat aku semakin terpikat akan dirinya.

pesanku sebagai suami untuk kalian semua cintailah istri kalian dengan sepenuh penuh rasa yang pernah ada diciptakan Tuhan dan jagalah istri kalian dari segala sesuatu yang membuatnya murka dan menangis.

=============================

up lagi nih

semoga kalian suka