Sudah 2 minggu berlangsung pembangunan untuk rumah ayah dan bunda syukur semuanya berjalan dengan lancar sejauh ini.
aku yang kadang emang sibuk minta tolong kepada salah seorang temanmu ku di tempat bekerja dulu untuk mengawasi pembangunan.
"Kamu emang beneran nggak mau kerja lagi apa tar"
Tanyanya
"Ah aku nggak tahu juga ya karena udah punya anak ya kan"
Jawabku
"Ah sayang banget dong kemampuan kamu bagus looh"
Lanjutnya lagi
"Ah apa iya"
Kataku menepuk pundaknya
"Ya iya lah, kita kita juga kangen sama kamu, apa lagi bos hahahaha susah katanya cari orang gila kaya kamu hahahahha"
Katanya sambil tertawa
"Kurang ajar itu pak bos hahahaha"
Jawabku tertawa
"Eh tapi serius lah tar, kalau kamu masih mau balik kerja aku rasa bos gak nolak malah senang dia"
Lanjutnya lagi
"Aah entahlah aku gak tau, memang sempat kepikiran sih tapi aku mikirin kak arta sama anak anak hehehe, tapi kalau aku pekerja bebas aku mau juga hahahahah"
Kataku lagi
"Bebas gimana maksudnya tar"
Tanyanya
"Hahahaha gak ah becanda aku"
Aku tertawa
"Seriusan ah tar, biar aku bilang langsung ke bos nanti tar"
Menatap dengan serius
"Hahaha jangan ah, mana berani aku nanti marah kak arta"
Jawabku
"Hahahaha istri takut suami dia"
Ejeknya
"Hahaha ya wajib lah kamu ini"
Aku ikut tertawa
"Mana suami kamu itu, pengen cuci mata aku hahahaha"
Katanya melirik kearah rumah
"Dasar gendeng kamu ah!!! enak aja suamiku mau kamu jadiin cuci mata, kamu udah punya suami juga parah hahahaha"
setelah itu kami lanjut bercerita urusan rumah yang sekarang di bangun bla bla bla bla bla sampai akhirnya dia pun pamit pulang karena masih ada urusan yang lain.
Aku masih tetap di situ duduk dan menikmati secangkir teh sisa kami mengobrol tadi, saat itu aku memikirkan kata-katanya soal tawaran yang untuk bekerja kembali memang sebelumnya sudah terpikir atau pernah terpikir bagiku untuk kembali bekerja.
"apa nanti kalau aku bilang ke kak Arta dia bakal izinin ya, tapi anak anak"
Kataku dalam hati
"Aaaah!!! Auk ah"
Kataku menggaruk kepala
setelah aku menghabiskan teh ku barulah aku masuk ke dalam rumah melihat kedua anakku yang sedang bermain aku pun ikut bersama mereka.
melihat mereka yang sudah sangat aktif cerdas dan mengerti banyak hal membuat aku merasa senang, semakin hari semakin ramai saja terasa rumah ini karena ocehan ocehan mereka yang tidak ada habis-habisnya, baik Arfa maupun Tika mereka banyak tanya mau tahu ini? mau tahu itu? itu apa Bun ini apa Bun? Laaah pusing aku.
Setelah cukup lama bermain akhirnya Tika tertidur dengan boneka bonekanya aku pun dengan perlahan mengangkatnya dan membawanya ke kamar.
Aku turun kembali ke bawah dan melihat ternyata suamiku sudah pulang aku lihat dia bermain dengan Arfa
"Kak udah pulang"
Tanyaku dan duduk di sampingnya
"Udah sayang"
Jawabnya
"Mau aku buatin minuman kak"
"Boleh yank"
"Ok"
Aku pergi ke dapur dan membuatkan suamiku itu minuman, kisah hati dapur aku sempat memikirkan kembali soal pekerjaan ku.
"Aah kok jadi mikir itu aja sih"
Kataku sambil mengaduk minuman
"Mikirin apa sayank"
"Hah!!!"
Deg ged
"Aamm gak mikir apa apa kok kak hehe"
Kataku sambil cengengesan
"Beneran yank, jangan sembunyikan apapun sama aku yaa"
Mengusap kepalaku
"Hehe iya kak"
Jawabku
"Kakak ngapain nyusul"
Tanyaku
"Ooh iya yank, susu Arfa"
Mencari dot
"Kak yang buat susunya"
Tanyaku
"Iya yank"
"Ok deh kak, aku bawa minumannya ke sana ya"
Kataku dan pergi
Saat berjalan aku masih merasakan jantungku berdebar lebih cepat entah kenapa.
Berasa aku yang sedang menutupi sesuatu padahal aku hanya menyimpan pikiran ku saja, aku melekatkan minuman kak Arta di meja dan tak lama dia pun datang dengan membawa susu milik Arfa.
Kami duduk bersama melihat Afra dengan buk Inah, kelihatannya Arfa sudah mulai mengantuk.
"Buk ajak aja Arfa ke atas udah ngantuk dia itu buk"
Suruh ku
"Iya iya nak"
Menggandeng Arfa
begitu mereka naik ke atas akupun langsung mengemasi semua mainan Arfa dan Tika yang tadinya berantakan, setelah satu keranjang besar yang penuh terkumpul aku menariknya ke tempat penyimpanan mainan karena cukup banyak dan berat kak Arta pun datang membantu.
"Yank kalo gak bisa itu minta tolong, udah lah kecil sok-sokan kuat lagi"
Katanya tersenyum
"Hehe ok bos"
Aku cengengesan
"Udah ini aja kan yang, aku mau mandi dulu yaa biar segeran dikit"
Pergi
Aku pun melihat keluar sebentar semua pekerja sudah pulang sore itu, aku coba memperhatikan rumah yang belum jadi itu.
"Semoga semua berjalan dengan lancar ayah dan bunda pun bisa cepat tinggal di sini"
Kataku saat itu
aku kembali masuk ke dalam dan sudah melihat suamiku sedang menikmati acara TV aku melewatinya dan naik ke kamar lalu mandi, begitu aku selesai aku kembali turun menemani suamiku aku mengajaknya makan malam sambil menceritakan banyak hal.
"Kak aku mau tanya sesuatu"
Kataku dengan sedikit berat
"Mau tanya apa sayang"
Katanya langsung melihat ke
"Hhmmmm akuu"
Terputus
Grek grek tililit tililiit
Bunyi nada ponsel ke Arta yang entah dimana
"Sebentar ya sayang"
Katanya berdiri
Aku lihat kak Arta pergi dan mencari ponselnya saat itu aku melihatnya sedang menerima telepon dari seseorang, padahal aku ingin menanyakan soal keinginanku untuk bekerja kembali tapi ya sudahlah mungkin waktunya belum tepat aku pun berfikir untuk tidak mengatakannya kali ini, aku bangkit dari tempat dudukku membereskan piring makan malamnya dan membawanya ke dapur.
Aku duduk dan menyalakan tv tak lama ke Arta ikut duduk di samping dia menatapku.
"Apa!"
Kataku meliriknya
"Tadi kamu mau ngomong apa sayang"
Tanyanya
"Gak jadi kok kak"
Kataku kembali menonton
"Lah kok gitu yang"
Memiringkan kepalanya
"Ya gitu lah"
"Hhhhmmm"
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, aku melihat jam di dinding sudah jam 10:12 malam sudah begitu larut malam kami pun segera masuk ke kamar.
Aku lihat suamiku itu membuka baju dan mengganti pakaiannya aku dengan isengnya memancingnya.
Hu hu hu aku membelai perut sixpack nya dengan jariku secara perlahan membuatnya gemetar lalu menatapku, aku berdiri di belakangnya dan memeluk tubuh nya itu, tapi tak lama setelah itu aku pergi meninggalkannya.
"Yaank"
Katanya
Saat itu aku hanya tersenyum dan mulai menarik selimutku.
Dia mendekat dan menarik turun selimutku dia melihatku dengan penuh dengan hasratnya.
"Apa!!"
Kataku nyolot
"Ya gini kiih mancing mancing giliran udah pengen di tinggal tidur, tanggung jawab ah yang berdiri nih"
Katanya
"Hehehehe biarin ah"
Jawabku menarik selimut
"Enak aja"
Kak arta menurunkan selimutku dan langsung menyerang aku bertubi tubi, aku hanya pasrah menerima perlakuannya.
=============================
Semoga suka ya