sekarang sudah 1 Minggu setelah hari operasi ayah dan sama halnya 1 Minggu aku di cuekin Mona karena tiba-tiba aku gak masuk pagi dan dia yang harus capek atur jadwalnya karena aku dan sampai sekarang ini dia masih aja ngambek aduuh pusing aku.
aku sekarang menuju ke ruangan ayah karena ayah baru saja selesai melakukan Radioterapi untuk tahap akhir dan aku ingin mendengar hasil akhirnya.
begitu sesampai di dalam ruangan ternyata belum ada dokter yang datang saat itu aku duduk bersama fandri menunggu hasil dari dokter.
setelah hampir setengah jam menunggu akhirnya dokter dan juga bersama papa datang saat itu papa yang membacakan langsung hasil akhir dari ayah.
"wah setelah perjuangan panjang akhirnya kita menerima hasil yang sangat Alhamdulillah yaa, ayah sekarang sudah bersih dari kanker setelah melakukan perawatan radioterapi"
kata papa saat itu membaca hasil
"beneran pah"
tanyaku
"iya beneran lah"
jawab papa langsung
"tapi ayah juga harus tetap rutin kontrol ya kira-kira sebulan sekali atau 2 bulan sekali wajib periksa ke rumah sakit"
sambung papa
"baik dok"
jawab ayah mertuaku
"soal ulang lusa sudah bisa"
kata papa lagi
"makasih banyak yaa pah dok"
kataku
"iya, bapak di jaga makanannya ya tolong rokoknya dihentikan, sudah saya pamit dulu ya"
kata papa lagi sebelum pergi
"iya baik baik"
angguk ayah
begitu dokter dan papa pergi kami semua yang berada di situ sangat merasa gembira dengan hasil yang sudah ditunggu-tunggu.
dan memang ayah pun saat itu keadaannya sudah benar-benar membaik walau efek dari radioterapi itu sesekali masih sering terjadi tapi dokter bilang kalau itu hal yang biasa dan lambat laun akan menghilang dengan sendirinya.
"kalau udah pulang nanti kita wajib buat syukuran atas kesembuhan ayah nih"
kata bunda
"iya bunda itu pasti"
sambung istriku
"wah Alhamdulillah banget ya Allah"
kata fandri saat itu memeluk ayah
"iya fan iya"
kata ayah
aku pun saat itu pamit kembali dan kembali bekerja saat itu yang sudah sore Mona tiba-tiba mengirimiku pesan.
(aku nanti malam nggak bisa masuk tolong kamu gantiin aku)
begitulah pesannya Yap pembalasan itu pun terjadi malam ini aku harus tidak pulang karena aku melihat jadwal Mona malam ini sangat padat aku pun segera memberitahu pada istriku.
"yank"
panggilku
"hhmm yaa"
jawabnya
"nanti malam kayaknya aku nggak bisa pulang deh"
kataku
"laah kenapa"
tanyanya
"aku harus gantiin Mona"
kataku lemas dan manja
"yaa rasain lah itulah akibat jadi dokter mesum"
katanya pergi
"yank ihh!! kamu ini ya"
teriakku
"hahahahahaha"
dia tertawa
aku yang di tinggalkan begitu saja akhirnya pergi ke kantin untuk membuang rasa kesalku.
di sana aku bertemu agas yang tak beda jauh nya dari aku manyunnya.
" Lo kenapa"
tanyaku menepuk pundaknya
"aah loo at ngagetin aja"
katanya melihatku
"aah galau aku Ar, kata atasan gue mau di pindahkan"
keluhnya
"lah kok bisa coba"
tanyaku
"katanya kemampuan gue terlampau bagus"
dengan pdnya
"anjiir ini anak mah, serius aah loo ni"
kataku kesal
"hahahahaha tapi iya Ar beneran,gue bakal pindah dan diganti oleh anak baru dari rumah sakit lain"
jelasnya
"ooohh gitu, lah jadi apa sebab yang buat kamu galau"
tanyaku lagi
"nah itu dia"
jawab ku
"itu apanya"
kataku bingung
"aku galau karena kandidat yang menggantikan aku adalah cewek-cewek cantik dan terpaksa aku meninggalkan mereka"
katanya dengan wajah sedih
"hahahahaha Anjai ini anak gara gara itu doank galau hahahaha aduuh aduh sumpah parah Gila hahaha"
kataku tertawa
"lu macam gak tau gue aja ar mana bisa gue hidup tanpa dikelilingi wanita-wanita cantik"
katanya sambil menaikkan alisnya
"hahahaha loo tu yaa nggak bisa pas hari aja tanpa sok ganteng, gua tabok juga loo bantu hahaha"
kataku kembali tertawa
"aah jangan lah Ar, nanti wajahku yang tampan dan rupawan ini berkurang lagi"
lanjutnya mundur
"agas agaas kok ada ya temen aku kaya kamu ini aah gila hahahahaha"
kataku kembali tertawa
"hahahaha ya ada lah nooh tanya Sama nyokap bokap gue yang buat hahahahah"
katanya ikut tertawa
"hahahaha dasar loo"
kataku masih tertawa
saat itu rasa kesal ku pun hilang seketika karena kelucuan yang dibuat agas, memang aku akui dia adalah cowok yang cukup tampan sampai saat ini dia masih menjomblo walaupun dia pemuja wanita tapi belum tentu dia dipuja-puja oleh wanita bukan.
aku pun akhirnya pergi meninggalkan agas dan kembali melakukan beberapa operasi, setelah aku selesai aku lihat kejam ku sudah jam 05.00 sore aku kembali ke ruangan ku melihat jadwal ku dan juga jadwal Monas itu hanya ada satu jam yang bentrok dan saat itu aku harus mundur salah satu operasi dan menyusunnya kembali.
setelah selesai menyusun jadwal aku pun memberi tahu pihak staf untuk mengabari pada pihak pasien soal perubahan jam operasi.
aku tahu betul kenapa Mona hari ini tidak bisa masuk dan alasan tidak lain dan tidak bukan dia ingin pergi kencan bersama kekasihnya karena hari ini hari Sabtu dan nanti malam malam minggu.
"hhaaah ya sudah lah"
jam 06:11 sore operasi usus buntu
jam 08:00 malam operasi pasang pen
jam 11:15 malam operasi jaringan batang otak
Yap untung hanya 3 operasi
" semoga dokter pendampingnya enak di ajak kerja sama"
kataku dalam hati
karena 1 jam lagi aku akan melakukan operasi lagi akupun beristirahat sejenak aku meminta salah seorang untuk memanggilku 15 menit sebelum operasi karena aku ingin tidur sebentar di ruanganku.
dan benar tak terasa aku yang tertidur saat itu waktu berjalan sangat cepat dan aku sudah dibangunkan dari tidur ku segera aku mencuci muka dan masuk ke ruangan sterilisasi barulah masuk ke ruangan operasi.
satu demi satu operasi aku lakukan dan semua syukur alhamdulillah berjalan dengan lancar, jam 12.00 kurang beberapa menit akhirnya aku pulang tentu saja aku harus mengetuk pintu terlebih dahulu atau menelponnya, yaa yang pasti saat itu istriku sudah tertidur.
telepon
Arta:"hallo yank"
Tarika:" iya udah tau tunggu sebentar"
tuut tut tuuut
"buset yank belum lagi aku ngomong apa-apa"
menunggu di depan pintu
setelah beberapa menit pintu pun dibuka aku langsung masuk saat itu melihat istriku masih menggendong Tika yang seperti habis menangis.
"yang belum tidur"
tanyaku
"gimana aku mau tidur Tika tiba-tiba demam"
katanya menggelap ingus Tika
"uluh uluh anak ayah yank cantik sini sini sama ayah sayang"
kataku mengajak nya
"gak mau, ama bunda aja"
kata Tika membuang muka
aku yang saat itu tak tau mau bicara apa rasanya di tolak dan walau sakit aku parah hati, sampai di kamar pun aku tetap di tolaknya
"dek apa salah ayah deek kok adek gak mau masa ayah si"
kataku sambil membuka baju
tapi Tika tetap diam dan memelukku istriku
"hahahahaha"
istriku tertawa
"hah ya udah deh"
kataku menyerah
aku hanya bisa melihat dia tidur bersama istriku dan aku pun tak di izinkan ikut tidur bersama mereka tapi saat Tika sudah tertidur pulas akupun berpindah tidak ke atas bersama mereka, pelan aku cek panas tubuhnya yang memang cukup tinggi saat itu aku bangkit lagi dari tidurku dan mencari kompres untuk bayi lalu memasangkannya secara perlahan pada kening Tika.
aku yang saat itu tak bisa langsung tidur masih tetap memandangnya yang tertidur di samping istriku, aku sentuh jemari tangannya yang kecil itu dengan lembut aku tersenyum melihat betapa kecilnya jari jarinya itu.
"eh!"
pelan karena kaget
jari telunjukku di genggamannya membuat aku sangat senang saat itu, kantukku datang dan mataku mulai terasa berat dan akupun tertidur.
"kak bangunan kaak"
mengguncang tubuhku
"hhm yaa yang"
jawabku
saat itu aku tetap diam dan berusaha mengumpulkan dan mengembalikan kesadaranku yang sebagian berada di alam mimpi dan begitu aku ingin bangkit aku kaget Tika tidur dalam pelukanku uuhh senangnya, istriku yang sedari tadi sudah mengomel dari jauh memberi kode dengan menunjuk-nunjuk kejam aku lihat ke jam saat itu sudah jam setengah 8 dan sedangkan aku masih asik di tempat tidur, perlahan aku bangkit dari tempat tidur agar tidak membangunkan anakku itu aku lihat wajahnya yang polos tidur dengan pulas nya dan aku pun segera meninggalkannya mandi lalu mengenakan baju bahkan tidak sempat untuk sarapan dan langsung pergi untungnya istriku sudah mempersiapkan semua keperluan ku dari jas tas dan juga alat-alat yang biasa aku bawa.
begitu aku sampai di rumah sakit seperti aku meletakkan semua barang-barang aku di ruanganku tapi sebelum aku memasuki ruangan aku menemukan memo yang melekat di pintu
"Ar, aku lagi ada urusan mendadak mungkin agak lama jadi tolong kalau misalnya nanti ada operasi kamu tangani dulu ya #mona"
tertulis di memo itu
"MOOONAAAA"
kataku geram
pagi-pagi mood ku sudah menjadi sangat jelek karena Mona,saat aku mengecek kondisi pasien pun rasanya jadi tidak semangat karena harus bertugas dan menggantikan tugas orang lain.
tapi ya sudahlah yang namanya juga teman saling membantu suatu saat juga aku pasti akan membutuhkan dia juga.
setelah selesai melakukan pengecekan pada pasien pasien yang sudah melakukan operasi sebelumnya aku menyerahkan semua data pada staf yang bertugas saat itu dan lalu aku kembali ke ruanganku untuk beristirahat sejenak sampai seseorang datang memanggilku karena jam operasi Mona saat itu.
"ok sebentar lagi saya ke sana"
jawabku pada seseorang tadi
"hhhmm fuuuuh hhhmm fuuuuh"
aku mengatur nafas
"ok i am ready"
kataku pergi menuju ruang ganti
seperti biasa sebelum melakukan operasi kami melakukan sterilisasi dan berdoa sebelum mulai nya operasi berdoa agar diberi kemudahan kelancaran dan keselamatan saat menjalankan operasi.
syukur saat itu tidak ada kendala yang berat saat melakukan operasi,operasi berjalan sangat lancar dan aku pun kembali keluar dari ruang operasi.
setelah itu aku berencana untuk melihat ayah karena besok ayah akan pulang.
"pagi ayah, bunda"
sapaku
"iya pagi nak"
jawab mereka
"gimana keadaan ayah, sudah siap besok mau pulang yah"
tanyaku sambil tersenyum
"siap dok nak, mancing pony udah siap lho hahahaha"
kata ayah sambil tertawa
"mancing aja yang di pikirin yaah, sehat dulu uuuh"
omel bunda
"hahahahah ayah ayah ada ada aja"
kataku tertawa
"iya iya dasar tukang ngomel"
lanjut ayah
"apa yah, bunda tukang ngomel, dasar bapak bapak gak waras istri itu ngomel bukan gak penting itu pun demi kebaikan ayah tau gak, namanya bunda sayang sama ayah huuuh!"
omel bunda lagi
"cie cie bunda hahaha wah socuit banget ah"
ejek ku
"hahaha bunda bunda ada ada aja"
ayah ikut tertawa
"iihh gara gara ayah nii, bikin bunda malu aja aah"
kata bunda membuang mukanya
melihat canda tawa mereka membuatku sangat senang apalagi ayah yang saat itu keadaannya sudah membaik membuatku bernafas lega, karena sudah jam-jam tugas akupun pamit untuk melakukan beberapa pekerjaan lainnya.
"ayah bunda Arta pamit ya masih ada pekerjaan yang menunggu, besok kita bakal pulang ya biar Arta yang jemput"
kata dan pergi
"iya nak"
jawab mereka mengiyakan
aku kembali melihat jadwal dan ternyata jadwal operasi ku dan Mona bentrok saat itu aku ingin kembali ke ruangan sudah ada dua orang yang menunggu di sana seperti biasa memanggilku untuk melakukan operasi dan memang benar saja yang satu adalah dari pihak Mona dan satu lagi dari rekanku yang biasa memanggilku.
"ooh my"
kataku mulai pusing
aku masuk dan membuka tasku mencari ponselku yang entah kemana Dan saat aku membuka tasku ternyata ada bekal di dalam sana.
"ya ampun yang kamu memang istri terbaik"
kataku mengeluarkan bekal itu dari dalam tas
"ini HP lagi dibutuhin aja ngilang coba aja kalau nggak butuh nongol aja di mana-mana heeh"
mulai kesal
begitu aku masih kesal mencari-cari ponselku dimana pintu ruanganku diketuk oleh seseorang yang tak siapa aku yang saat itu masih kesal membuka pintu dan ternyata itu adalah Mona
"kamu ini yaaa dari mana aja ah"
kataku kesal
"hahahaha sory lah bos aku ada urusan, atmku hilang pas pula itu pin standar mati lah aku kalau gak langsung laporan hehe"
jelasnya
"heeh dasar aneh, ada aja pin ATM di buat standar, aah udah sana jam operasi nih"
aku keluar dari ruangan
"hahahaha ok ok makasih banyak ya bos"
katnya pergi
kami pun berpisah menuju ruangan operasi yang berbeda aku bersyukur hari ini berkat cukup baik dan tidak ada kendala.
sudah jam 09:11 malam dan semua juga selesai dan aku segera pulang apa lagi Tika masih demam kalau dia belum membaik nanty aku akan membawanya ke dokter anak.
"sayank"
panggilku
"YAAANK"
"di belakang"
sautnya
"wah pada ngapain"
tanyaku
"liat lah anak kamu ini minta main di luar"
kata istriku bosan
"gimana ke adaan Tika yank"
tanyaku
"udah membaik kok kak, panas nya udah turun tapi makan aja dia gak nafsu kak"
katanya berdiri
"udah yuk udah malam aah yank, dingin kasihan Tika sayang, laah kak coba aja ajak dia kalau mau dianya nangis kalau di ajak masuk"
lanjutnya
"laah iya nya"
kataku mendekat
"dek masuk yuk dingin loo"
ajakku
"gak mau"
katanya masih memainkan semua peralatan masaknya
"hhmm liat deh dek di luar gelap kalo gelap gelap banyak nyamuknya loo yank"
bujukku lagi
saat itu dia diam dan hanya melihat sekeliling nya, awalnya dia berdiri dan akhirnya duduk kembali bermain
"tuh kan, ya udah yuk lah kak tinggal aja adek biar di sini aja yaah yah kita masuk bobok sama abang yaa yah"
kata istriku
Tika yang saat itu melihat berdiri dan menatap kami
"gak Tika ikut, ikut macuk yuk yah macuk"
Tika bangkit dan mendekat
Yap istriku berhasil kami bertiga masuk ke dalam, langsung menuju ke kamar sengaja kami memisahkan Arfa dan Tika karena biasanya anak kecil itu mudah tertular penyakit, karna Tika sudah membaik jadi akupun tak perlu lagi membawanya ke dokter anak.
istriku sudah membuat susu tari dan merekapun pergi tidur sedangkan aku mandi malam dulu karena sudah keringat membuat sangkat lengket di tubuh, begitu aku keluar aku lihat mereka sudah tidur.
segera aku memakai baju tidurku dan ikut tidur bersama mereka.
tak terasa pagi pun sudah datang syukur pagi ini aku tidak terlambat bangun seperti hari kemarin dan aku pun bisa bergegas langsung pergi karena hari ini ayah akan pulang.
beberapa menit di perjalanan akhirnya aku pun sampai di rumah sakit langsung menuju ke ruangan ayah, aku melihat bunda yang sudah berkemas dan ayah sudah berdiri menemaninya.
"udah siap semua yah Bun"
tanyaku
"aah iya udah nak"
jawab bunda
"ya udah nanti barang-barang di bantu angkatin sama sopir Arta mau jumpain dokter dulu ya"
pamitku
"iya"
jawab mereka singkat dan aku pun langsung pergi
setelah itu aku pun langsung menuju ke ruangan dokter yang kemaren menangani ayah,penghubung pagi itu dokter tidak sibuk aku sempat bertanya-tanya soal ayah dan memang ayah sudah membaik dan tanda-tanda kanker itu tidak kembali makanya kami sudah diperbolehkan pulang tapi ayah harus rutin melakukan pemeriksaanseperti yang dikatakan dokter waktu itu 1 bulan sekali atau 2 bulan sekali ayah wajib melakukan pemeriksaan.
setelah puas mendengar penjelasan dokter aku pun kembali kepada ayah dan bunda yang sudah siap untuk pulang.
"ayah bunda kita pulang ya, untuk sementara kita tinggal di rumah aku aja jadi kalaupun ada apa-apa kita langsung cepat bertindak"
itu hanya mengangguk setuju dan akhirnya kami pun pulang
========================
semoga suka Yaa