Chereads / Artika family / Chapter 81 - ayah 8

Chapter 81 - ayah 8

pagi ini dimana ayah akan menjalani pengobatan Radioterapi kami semua datang untuk menemani dan menunggu ayah menjalani Radioterapi itu.

"ayah yang kuat yaa"

kata istriku menyemangati ayah

"iya kak"

jawab ayah sambil tersenyum

tak lama setelah itu seorang dokter datang

dan lalu menjelaskan prosedur yang harus diketahui saat menjalankan pengobatan radioterapi, dokter mengatakan kalau Penderita tidak akan merasakan apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih seperti menjalani foto Rontgen (X-ray).

Tetapi selama menjalani terapi penderita harus diam, tidak bergerak sama sekali, agar pancaran radiasinya tepat mengenai sasaran.

Untuk itu bisa dibuatkan masker atau penyangga agar bagian tubuh yang akan dilakukan radioterapi tidak berubah posisi.

merasa cukup penjelasan dan ayah aku sudah mengerti ayah di ajak masuk ke ruangan untuk melakukan pengobatan.

kami semua duduk di luar ruangan menunggu jalannya pengobatan saat itu tidak bisa ikut karena dia sudah terlalu banyak berlibur dan hari ini dia harus masuk kuliah.

Terapi itu hanya berlangsung 1-5 menit.

begitu selesai ayah kembali di antar ke ruangan, saat itu ayah terlihat sangat lemas dan mual tapi tidak muntah karena memang dokter juga sudah memesan kan kalau besok akan melakukan an radioterapi harus menjaga pola makannya 1 sampai 3 jam sebelum radioterapi dilakukan pasien wajib agar tidak makan untuk menghindari mual dan muntah ketika dilakukannya terapi.

"ayah istirahat aja dulu ya"

kataku pada ayah dan ayah pun saat itu hanya mengangguk

"yang lain mohon jangan berisik ya"

lanjutku lagi

"iya"

jawab mereka

tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya sampai sekarang sudah Minggu ke-3 ayah melakukan radioterapi di mana pada minggu ketiga atau keempat sering muncul diare.

aku pun memintalah obat pada dokter, juga nasihat tentang perubahan menu makanan yang cocok untuk ayah.

saat itu dokter mengatakan diet merupakan hal yang sangat penting bagi penderita yang menjalani radiasi di daerah perut.

dan untuk menjaga kondisi tubuh dan menggantikan nutrisi yang hilang karena muntah atau diare, upayakan selalu makan makanan padat gizi.

Kurangi makanan berserat seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Lebih baik diminum sarinya saja

(dijus kemudian disaring)

, agar tidak kekurangan vitamin dan mineral.

Kurangi makanan yang menimbulkan gas, berlemak, atau terlalu berbumbu.

Makan sedikit tetapi sering.

Perbanyak mengonsumsi cairan bening

(air, teh, kaldu, kuah sup, sari buah, dsb), hindari minuman yang mengandung caffeine.

begitulah nasihat dari dokter saat aku menyanyi keadaan ayah.

syukur setelah minggu ke-3 dan ke-4 berjalan dengan lancar walaupun ayah tetap mengalami mual dan diare tapi kami tetap menjalankan seperti yang dikatakan oleh dokter sebelumnya untuk

tetap melanjutkan diet itu bahkan sampai dua minggu sesudah radioterapi selesai.

dan tak terasa sudah memasuki minggu ke-5 kalau efek samping dari radioterapi itu sendiri masih ada tapi kelihatannya keadaan ayah sudah semakin membaik ayah sudah tidak merasakan sakit di perutnya lagi dan pada minggu terakhir ini semua efek samping dari pengobatan radioterapi bermunculan seperti terjadinya Iritasi atau warna kehitaman pada kulit di sekitar area perut , ayah pun mengalami Diare, ayah merasa tubuhnya lemas dan Lelah, Mual dan Muntah juga Gangguan pencernaan.

tapi hari hari terakhir ini adalah penentuan dari perjuangan kami bagaimana hasil radioterapi ini.

"selamat siang"

kata dokter masuk

"siang dok"

jawab kami semua yang berada di dalam keadaan

"saya periksa dulu ya keadaan bapak"

kata dokter itu lagi dan kami semua pun hanya bisa mengangguk

"kita harus melakukan CT scan sekali lagi untuk mengetahui bagaimana perkembangan dari kanker apakah sudah memang bersih atau kita perlu melakukan pembedahan"

kata dokter kepada kami

"ya sudah do kalau memang harus dilakukan lakukan saja"

jawabku

"ya sudah nanti sore saya akan datang kemari lagi dan kita akan melakukan CT sken nya ya, semoga semua sesuai harapan kita bapak pun bisa sembuh dari penyakitnya dan bisa beraktifitas seperti biasa"

kata dokter itu mendoakan

"amin dok"

kata kami semua bersamaan dan dokter itu pun tersenyum lalu berpamitan untuk pergi

"gak kerasa yaa udah hampir 5 Minggu aja kita di sini"

kata fandri

"iya yaa"

lanjut bunda

"ayah gimana perasaannya sekarang"

tanyaku

"hhmm gimana ya sulit dijelaskan tapi ayah merasa sudah jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya"

jawab ayah yang terduduk di atas ranjang

"wajah syukurlah kalau begitu"

kataku menggenggam tangannya

semua orang pun tersenyum saat itu dan tak lama setelah itu tarika dan kedua anakku datang tapi sayang saat itu aku tidak bisa ikut bersama mereka aku harus melanjutkan pekerjaanku.

aku pun berpamitan untuk melanjutkan pekerjaanku, seperti biasa di jam-jam seperti ini aku sibuk mengurusi data-data rumah sakit di kantor kukarena jam makan siang pun sudah terlewat istriku saat itu yang masih berada di rumah sakit mengantarkanku makan siang.

"di makan dulu lah kak"

katanya

"sebentar lagi saya yang tanggung"

jawabku

"makan sekarang"

katanya lagi

"bentar lagi yank"

kataku lagi

aku yang merasa kaget saat itu melihat istriku langsung duduk diatas pangkuanku menghadap ke arahku dengan wajah lucunya memperotot iku seolah-olah agar melihatnya kalau dia sedang marah, tentu saja dia yang seperti itu membuatku tersenyum karena tingkahnya.

"sayaaang kamu minta aku serang ya"

kataku dengan menggoda

"aku itu nyuruh kamu nyerang makanan bukan nyerang aku"

katanya mencubit pipiku

"iya iya nyonya"

kataku dan tersenyum

dia yang saat itu mulai bangkit dari dudukannya aku tarik kembali dan aku beri kecupan hangat di bibirnya.

saat itu dia tidak menolak dan membuat aksiku berlanjut sampai

tok tok tok

"dok!?"

panggil seseorang dari luar

kami yang saat itu sedang asyik dikagetkan kehadiran seseorang dari luar, istriku yang saat itu dengan spontan langsung merunduk dan bersembunyi di bawah meja dan sembunyi aku yang saat itu itu masih bingung dan ingin tertawa rasanya langsung berdiri dan merapikan baju lalu membuka pintu.

"iya siapa"

kataku melihat siapa yang ada di luar

"dok 1 jam lagi akan ada operasi gagal ginjal ya"

katanya

"oh ya udah oke, kenapa nggak telepon aja!?"

tanyaku

"kebetulan saya tadi juga lewat makanya saya bilang langsung aja dok"

Jawabnya

"ya udah terima kasih banyak ya"

kataku dan dia pun langsung pergi saat itu

setelah melihatnya pergi akupun kembali masuk dan tak lupa mengunci pintu saat itu aku melihat ke bawah meja melihat istriku masih tetap di situ dengan wajah bingungnya.

"yang"

panggil ku

"kamu ngapain coba harus sembunyi di situ kita ini kan nggak pacaran sih kita udah nikah kali"

kataku bingung

"aah!! iya jug ya kak"

katanya keluar dari tempat persembunyiannya

"hahaha Oalah yank yank"

kataku mengusap rambutnya dan dia hanya diam dan tersenyumsaat itu aku kembali mendekat dan membisik di telinganya.

"mau lanjut lagi ya"

kataku

"lagi lagi makan sana!?"

dia mendorongku dengan wajahnya yang sudah memerah karena malu

"hahahaha yank yank"

kata aku tertawa lagi

bukh!!

melempar buku

"udah ah sana makan jangan godain aku iiihh dasar dokter mesum"

katanya pergi

"aduh!!? sakit yank, hahahaha enak aja kamu yank kalo ngomong"

protesku

" yaank mau ke manaa, ayoo lanjut lagi"

panggilku lagi di depan pintu

"ogaaah!?"

katanya cuek

"hahahahahaha"

aku pun hanya bisa tertawa geli saat ditinggalkannya

aku menyingkirkan buku-buku yang talinya menumpuk di mejaku dan memakan makan siang yang sudah dibawakan istri tercinta aku tadi.

"hhhmm enak"

kataku saat mulai menyantap makan siangku

seperti biasa masakan istriku memang selalu enak dan tidak pernah membuatku bosan, ini juga alasan kenapa aku selalu betah dirumah karena istriku sangat jago memasak.

nggak juga urusan dapur urusan ranjang juga dia sangat jago loh hahahaha gampang banget kalau ngerayu India kalau udah mah lu mah mukanya merah lucu-lucu gimana gitu.

setelah selesai menikmati makan siang ku aku kembali mengerjakan sedikit tugasku dan melihat jam tanganku yang sudah hampir waktunya operasi yang tadi dikatakan salah seorang temanku aku pun bersiap untuk masuk ke ruang sterilisasi sebelum melakukan operasi.

aku sudah menyelesaikan semua tugas ku dan di jam sore yang kosong ini aku kembali ke ruangan ayah dan kebetulan memang dokter yang tadi siang datang sudah hadir dan ingin langsung lakukan CT scan, ayah pun akhirnya dibawa masuk ke dalam ruangan untuk melakukan pemeriksaan, aku jadi ikut bergabung mereka menunggu hasil CT scan keluar.

setelah beberapa menit didalam sekarang akhirnya keluar dan kembali ke dalam ruangan.

dan tak lama setelah itu dokter yang tadi pun akhirnya kembali dengan membawa hasil dari pemeriksaan, dokter menjelaskan kalau ternyata ada tumor yang di dalam lambung ayah dan memang harus diangkat, saat itu dokter menjelaskan kalau sel-sel kanker itu memang sudah tidak ada.

jadi lusa mungkin operasi pengangkatan tumor itu akan dilakukan dan setelahnya ayah sudah pulih radioterapi akan dilakukan untuk sekali lagi memastikan semua sel-sel kanker telah hilang dari tubuh ayah.

"terima kasih banyak dok, dokter sudah banyak sekali membantu kami terima kasih sekali"

kata bunda

"ah bu nggak usah terima kasih itu sudah tugas saya sebagai dokter membantu bapak"

kata dokter itu

"pokoknya makasih banyak lah dok"

kata bunda lagi

"iya buk sama sama, semua ini berkat izin dari Tuhan ya buk saya ini hanya perantara tangan Tuhan saja, ya kan Ar"

kata dokter itu dan menepuk pundakku

"hehe iya dok"

jawabku sambil tersenyum

"ya udah, bapak jangan terlalu capek ya, di banyakin minum dan makannya yang teratur istirahat yang cukup, lusa kita akan operasi jangan lupa puasa sebelum operasi ya pak"

pesan dokter saat itu kepada ayah

"iya dok, terima kasih banyak y dok"

kata ayah saat itu

"iyaa pak sama sama, ya udah kalau begitu saya rasa cukup saya juga masih ada pekerjaan yang lain saya permisi ya"

pamit dokter itu

"iya dok"

kata kami semua aku pun saat itu mengantarkan dokter dan berbicara sedikit padanya dan lalu masuk kembali

aku lihat wajah-wajah ceria mereka mendengar kalau sel-sel kanker itu sudah hilang aku jadi merasa lega kalau tidak sepenuhnya.

karena hari mulai gelap aku dan istriku pun pamit untuk pulang karena anak kami juga sudah terlalu lama berada di rumah sakit dan itu tidak baik, kami pun berpamitan pulang dengan membawa kedua anak kami yang sedari tadi tertidur.

"ayah bunda, kami pulang ya"

pamit kami dan Salim pada mereka dan mereka pun mengiyakan

=============================

semoga suka Yaa

😘😘😘😘😘😘

jangan lupa beri bintang dan komen nya ya