Chereads / Artika family / Chapter 72 - pantas

Chapter 72 - pantas

menurut pasal 310 ayat 2, 3 dan 4 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan (UU LLAJ)

dan karena kecelakaan itu dilakukan dengan sengaja itu menyangkut pasal lainnya yaitu Pasal 338 Jo 53 Ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Percobaan Pembunuhan.

semua itu berlanjut saat Hakim menanyai keterangan saksi dan juga korban,

dan berlanjut mengenai bukti bukti yang ada, dan begitulah seterusnya berjalan sidang sampai pada pembacaan keputusan berapa masa tahanan dan berapa benda di bayar.

tapi pada saat Hakim ingin menjatuhkan Palu dari pihak tersangka mohon untuk diberi keringanan, dikarenakan salah seorang dari pelaku sedang hamil di usia kandungan yang sudah 4 bulan maka oleh dari itu Hakim pun memutuskan atas dasar rasa kemanusiaan selama 5 bulan kedepan si pelaku menjadi tahanan kota dan setelah masa kehamilan selesai aku harus melakukan hukum yang telah ditentukan.

kami pun yang tahu saat itu tidak merasa keberatan.

setelah sidang selesai dan semua orang mulai berkeluaran dari ruangan saat itu kami tidak sengaja bertemu dengan keduanya, Naza yang saat itu mulai geram mencoba menghentikan Imelda yang masih di kawal.

" Harusnya kamu itu sadar bukan malah melakukan hal gila seperti ini, pertama kamu yang ingin merebut suami aku dan saat itu kamu yang sedang hamil aku rasa pantas untuk dimaafkan, dan kamu seharusnya berfikir bukan suamiku yang harus kamu kejar tapi ayah dari bayi yang harus kamu kejar, aku yang saat itu sudah berbaik hati memaafkanmu tanpa memperpanjang masalah tapi ini yang malah kamu lakukan, maaf aku rasa semua ini pantas untukmu"

kata naza saat itu

imelda yang saat itu hanya tertunduk malu dan hampir menangis lalu pergi.

kami yang saat itu puas dengan keputusan hakim merasa sangat senang, dan semoga Setelah semua ini menjadi pelajaran dan semoga tidak terulang lagi.

kami semua pun pulang, Oh iya aku sekarang sudah tidak memakai gips lagi loh hanya saja kadang-kadang merasakan sedikit nyeri di kaki. Aku diantar pulang kerumah oleh suamiku dan suamiku pun langsung pamit berangkat kerja.

#di rumah sakit

berita soal wulan dan aku pun tersebar sangat cepat, setiap aku melewati orang-orang mereka selalu menatap dan berbisik ke arah ku awal nya aku yang tidak peduli menjadi sangat pusing dengan semua itu sampai akhirnya aku bertemu dengan Agas.

"AGAAS sini kamu"

panggil dengan kesal

"iya ar"

jawabnya dan mendekat

saat itu dia yang merasa biasa-biasa saja tanpa merasa bersalah membuat aku semakin kesal.

"kamu yaa yang kasih no aku ke Wulan"

tanyaku

"iya"

katanya dengan spontan

"waaa Hebat kamu ya bisa kasih nomor aku ke orang tanpa seizin aku"

lanjutku

"hehehe sory laah boss katanya penting banget ar"

jawabnya sambil cengengesan

"penting apaan ngerayu, itu cewek gak beres tau gak, eh tau-taunya aja dia sepupuan sama selingkuhannya Mahda dan sekarang dia harus mendekam di penjara karena ulahnya"

lanjutku

"sepupu!?? laah selingkuhan!?? penjara maksudnya apaan sih??"

bingung

" ngapain juga gue cerita sama lo, udah aj gue cabut ya, bye!"

berjalan pergi

"eeh eeh ar, lu Kalau cerita jangan setengah-setengah dong lanjutin deh gue penasaran, laah nanti kalau tiba-tiba gue pulang mati cemana"

katanya menghalangi jalanku

"hahaha yaaa mati penasaran deh lo jadi hantu hhuuuuu huu hahahahaha"

ejekku

" Wah ini anak!!? seriusan deh"

lanjutnya

"hahaha iya itu serius kok"

jawabku masih tetap tertawa

aku yang saat itu terus berjalan dan dia pun terus menghalangi dan bertanya-tanya merasa penasaran, akhirnya aku pun lelah dengan kebisingannya menceritakan semua dia yang saat itu merasa tidak percaya planga plongo kayak sapi bodoh.

membuat aku yang geli pun berdiri dan pergi.

walaupun telah terjadi hal yang cukup besar Beberapa hari kebelakang ini semua berjalan Tugasku sebagai dokter ya harus membantu sesama yang sedang membutuhkan itulah tugasku, syukur hari ini berjalan sangat lancar sampai lah aku pulang kerumah bertemu dengan anak dan istriku tercinta.

tapi perlu kalian ketahui sekarang aku menjadi nomor 3 kenapa seperti itu ??

karena istriku pertama kali harus mengurus anak anak-anak dan yang kedua yang membuat aku sedikit cemburu dan sakit hati istri ku harus mengurus kedua kucing peliharaannya.

Bagaimana tidak para pembaca istriku ini adalah cat lovers sejak hari pertama kucing itu datang ke rumah kami saja dia sudah memesan semua peralatan kucing dari rumah kucingnya, tempat tidur, bak pasir untuk pup, makanan dan susu.

jam makan jam minum selalu lebih awal dari kami semua, bahkan sekarang dia lebih sering mandi bersama kucing kucing kucingnya daripada bersamaku.

"aduuh masip nasip"

dalam hati

tapi ya bagaimanapun dia adalah tetap istriku, dan dengan dia yang seperti itu membuat aku menyadari hal baru kalau istriku itu memiliki perasaan yang sangat lembut apalagi terhadap binatang.

dan menurutku itu bukan masalah yang besar yang penting semua itu dilakukan tidak secara berlebihan dan juga tidak merugikan.

"soree sayank"

siapa aku saat baru saja pulang

"soree"

jawabnya singkat masih memegang dot kucing

aku yang saat itu merasa dikacangin karena duduk di sampingnya dan dia hanya bermain dengan kucingnya akunya hanya di diamkan saja, akhirnya merebahkan kepalaku di atas pangkuannya.

"yaank mimik cucu"

kataku dengan manja dan imut

saat itu dia yang bengong menatapku bingung tetap diam membuat aku hanya bisa berkedip-kedip sambil berkhayal bunyi bunyi jangkrik di telingaku

krik krik krik krik

"apaan sih kak"

jawabnya

" kamu tuh ya pertama udah nomor dua ini aku sekarang harus nomor 3 in aku"

kataku manyun

" Halah lebay banget tapi di atas ranjang kamu nomor satu kan"

jawabnya sambil mengecup bibirku

"hahahahahaa"

aku saat itu hanya bisa tertawa

saat itu aku yang berusaha menjauhkan kucing itu dari aku dan istriku dengan maksud agar perhatian istri ku hanya terpusat pada

"yaank ooh yank"

panggilku lagi

"hhmm iya"

jawabnya masih membelai lembut rambut

" aku pusing deh yang di rumah sakit orang yang bicarain nggak habis-habis"

kata aku membuka cerita

" Ya wajarlah artis dibicarain ya kan"

jawabnya mencubit pipiku

"haha gak lah yank"

" gimanapun kita untuk menghadapi mereka mereka harus sabar yang penting apa yang mereka katakan itu tidak benar dan percayalah apapun yang kita lakukan dan itu pun benar semoga kedepannya pun menjadi pembuka jalan untuk kita"

katanya lagi masih sambil memegang pipi ku

"iya sayank"

jawabku mengecup bibir lembutnya

tak jauh dari situ ternyata tika tertidur saat sedang bermain aku pun akhirnya memindahkan dia ke kamar yang sedang kan si abang masih saja asyik bermain dengan si kucing, Oh iya nama kucing peliharaan istriku ini adalah Miko dan Mimi dan kebetulan mereka itu sepasang.

saat aku kembali turun dari kamar anak-anak aku mau melihat istri ku sedang menerima telepon dari seseorang dan saat aku tiba di sampingnya dia sudah menutup teleponnya.

"siapa yank"

tanyaku

" Papa mertua kamu"

"looh kenapa yank"

tanyaku

" katanya dia kangen sama cucu-cucunya, kapan kita ada waktu libur kak, kita harus ke sana tuh udah lama juga kan kita enggak ke rumah ayah dan bunda"

lanjutnya

"hhmmm iya ya yank, Ya udah deh minggu depan coba aku izin libur Kalau memang boleh kita berangkat"

duduk di sampingnya

karena hari sudah semakin sore akhirnya aku pun naik dan mandi setelah selesai aku turun melihat istriku menyiapkan makan malam, kami pun makan bersama.

di lain tempat Bu inah sedang menyuapkam makan arfa sambil bermain.

begitu semuanya selesai termasuk Bu Inah dengan Arfa, aku memanggil Bu Inah dan berbicara padanya soal keberangkatan kami dan aku berencana mengajak dia ikut sesekali mengajaknya berlibur.