pagi ini ayah menelpon untuk segera datang ke rumah sakit karena akan ada rapat penting masalah pembangunan dan dalam rapat itu akan di bahas prasarana yang akan ada di dalamnya, jadi pagi ini aku harus segera bersiap dan langsung menuju ke rumah sakit.
aku tiba lebih awal 20 menit dari jam rapat saat itu sudah cukup ramai aku pun pergi ke kantin terlebih dahulu untuk menikmati secangkir teh hangat dan roti kira-kira 5 menit akan dimulai aku pun langsung menuju ke ruangan.
di dalam sana sudah banyak orang yang berdatangan setelah beberapa menit semua pun akhirnya berkumpul dan rapat dimulai, saat itu semua suasana menjadi serius karena memang pembahasan dalam topik itu juga mengenai hal yang serius, banyak orang yang mengeluarkan pendapatnya soal rencana pembangunan itu begitu juga dengan aku orang-orang yang hadir di situ adalah orang-orang yang penting dalam bagian-bagian di rumah sakit.
Setelah semua selesai kami pun kembali ke urusan kami masing-masing saat kami sudah keluar ruangan dan saat semua orang ramai seseorang memanggilku.
"ARTAA! "
"aah iya pak"
jawabku
" aah Wakil direktur pelayanan medik kita ini yaa sombong banget ah nggak mau kumpul-kumpul sama kita-kita ini"
katanya dengan keras
aku yang saat itu kaget dipanggil dan disebutkan status tersembunyi langsung melihat ke sekitar yang ternyata banyak orang-orang yang berlewatkan memperhatikan kami, aku yang saat itu hanya tersenyum berusaha menenangkan diri yang padahal dalam hati kesal berusaha sekuat mungkin untuk menangani beliau yang aku sadar lebih tua dan lebih senior di rumah sakit .
begitu selesai dengan bapak itu aku pun kembali ke ruangan saat aku berjalan menuju ke ruangan ada beberapa orang yang berbisik-bisik dan melihatku aku yang saat itu mulai pusing langsung masuk dan berbaring di sofa yang ada di dalam ruanganku.
dan setelah hari itu semua orang yang berjumpa Aku di rumah sakit menyapaku dengan sopannya dan sangat ramah apalagi para wanita yang ada di sana.
bahkan sudah beberapa kali di pintu ruanganku tergantung bunga atau sekedar makan siang, tapi ya sudahlah aku hanya bisa bersabar dengan itu.
" pak, mau ke mana"
tanya seorang wanita
"mau makan siang"
jawabku langsung
" Wah sama dong saya juga kalau gitu bareng yuk Oh iya perkenalkan nama saya Wulan pak"
mengulurkan tangan
"arta"
jawabku singkat
" Oh bapak arta yang dokter bedah saraf dan sekaligus Wakil direktur pelayanan medik yaa waaah saya gak nyangka lo Ternyata orangnya semuda ini dan setampan ini"
katanya lagi dan mendekat
"haha bisa aja"
jawabku sedikit berekspresi
"iya loo, Boleh dong saya minta nomor HPnya mana tahu nanti saya ada perlu ya kan"
menyodorkan ponsel
" Aduh maaf ya kalau nomor hp tentu itu bersifat pribadi kalau memang ada perlu telepon saja ke nomor rumah sakit atau nomor kantor saya"
jawabku karena mulai tidak nyaman
" tapi kalau misalnya saya butuh keperluan pribadi gimana"
dengan tersenyum genit
"maaf yaa saya sudah punya istri dan saya duluan permisi"
kataku pergi
"dok tunggu dok, iiihh sebel"
aku yang saat itu merasa kesal langsung duduk di pojokan bersama beberapa orang yang entah siapa aku tidak kenal langsung aku memesan makanan dan begitu datang akupun langsung memakannya.
tapi setelah aku masih menikmati makananku tiba-tiba di depanku datang seorang yang tidak lain adalah wanita yang tadi, sebenarnya aku sangat malas menghadapinya tapi karena di sana banyak sekali orang yang memperhatikan jadi aku hanya dapat berperilaku sopan di hadapannya walaupun secara halus menolaknya.
"jadi bapak sudah menikah"
tanyanya
"iya sudah"
singkatku
"udah punya anak berapa pak"
tanyanya lagi
"sudah 2"
"bapak udah menikah berapa lama"
tanyanya lagi
aku yang saat itu sedang menikmati makanan ku merasa sudah cukup sabar dan akhirnya berkata cukup keras kepadanya
"eh mbak tolong ya sopan sedikit saya ini lagi makan dan lagian kita ini sedang bekerja dan Apa urusannya anda mempertanyakan soal rumahtangga saya"
kataku
saat itu dia yang kaget dan hanya menatapku begitu juga orang yang ada di sampingku Belum lagi aku selesai menikmati makanan ku aku langsung pergi membayarnya.
Aku tak ingin melihat wajah wanita itu lagi tingkat kepo nya sungguh luar binasa membuat sangat kesal.
hari ini ni Aku cukup banyak menangani operasi karena sangat lelah aku pun beristirahat di ruanganku sampai aku baru tersadar dan bangun aku melihat ada tulisan nomor HP dengan kecut lipstik di kertasnya bertuliskan nama Wulan di sana dengan sangat kesal aku langsung meremas kertas itu dan membuangnya ke tong sampah
"dasar perempuan gak beres"
ucapku kesal
setelah tahu hari sudah cukup sore melewati jam pulang kerja aku aku pun segera pulang saat aku mengeluarkan mobil tiba-tiba mobilku dihentikan oleh seseorang yang tidak lain adalah wanita tadi iya Wulan.
"kenapa"
tanyaku
"pak saya minta tolong dong ajarin saya pulang"
katanya pelan
" Emang rumah kamu dimana"
tanyaku basa basi
"jalan ini x x x "
katanya menyebutkan alamatnya
" Oh saya minta maaf ya ke rumah saya berlawanan dengan jalan itu dan lagian ini saya sudah sangat sore istri saya pasti menunggu"
kataku menolak
"yaah, saya minta tolong banget deh Pak"
katanya lagi
"saya gak bisa maaf ya, pesan grab aja kalau nggak"
usulku
"gak ah saya takut"
katanya sok manja
saat itu aku yang melihat tingkahnya agak sedikit aneh aku merasa jijik, dan saat itu ternyata Agas temanku lewat seingatku rumahnya tak jauh dari jalan itu langsung aku panggil dan meminta dia untuk mengantarkan Wulan.
dan agas pun dengan senang hati menolongnya tapi saat itu yang aku lihat dari raut wajahnya dia merasa sangat kesal karena aku tidak mau mengantarkan, ya peduli amat yang penting aku pulang karena aku juga masih merasa lapar karena makan tadi terganggu olehnya.
"ok gas aku balik yaa, Makasih lho ya bye"
kataku pergi
aku yang saat itu merasa puas dapat meninggalkan wanita itu pun segera memacu mobilku menuju ke rumah tercinta sesampainya di rumah langsung Aku mencari Istriku yang ternyata sudah di dapur untuk menyiapkan makan malam aku peluk dia dari belakang dan aku kecup pipinya
"sayank i miss you"
kataku
" I'm sorry I don't miss you"
jawabnya
"buset dah ini istri"
kataku membalikkan tubuhnya
"hahahahaha lah kamunya aneh setiap hari ketemu setiap malam tidur bareng sarapan jumpa makan siang kadang jumpa makan malam selalu jumpa miss you miss you hahahah"
jawabnya Sambil tertawa
" namanya Aku cinta namanya Aku sayang masa aku rindu aja pakai syarat yank"
kataku lagi memeluknya
" oalah yang yang alay dan lebay nya enggak sembuh-sembuh ya, Udah sana mandi Nanti keburu adzan maghrib"
dorongannya
" Halah yank mau mandi atau enggak sama aja kan tetap aku si tanvan"
kataku dengan PDnya
" Ya ampun suamiku benar-benar alay, Bang Abang nanti kalau besar kamu jangan kayak Ayah kamu ini ya super duper lebay dan alay"
kata istriku itu pada anak laki-lakiku yang ternyata sedang bermain di dekat situ
"hahahahahaha kamu ini yaa, Ya udah deh aku mandi dulu ya yang emuah"
mencium keningnya dan pergi
aku pun segera mengambil tas dan Jas putih ku yang tadi ku letakkan di bangku meja makan lalu naik keatas dan mandi setelah selesai mandi dan kami pun makan bersama.
saat itu syukur Bu Ina sudah kembali sehat setelah kemarin sempat dirawat di rumah sakit 1 hari dan sekarang sudah membaik keadaannya.
begitu selesai makan kamipun menonton TV sambil istriku menyuapi kedua anak kami aku yang saat itu melihatnya tersenyum mengingat masa lalu bagaimana dulu saat aku pertama bertemu dengannya sifatnya yang tidak pernah berubah hanya saat dulu dia sedikit pemalu dan tertutup tapi setelah menjadi seorang istri dan seorang ibu dia menjadi wanita yang sangat luar biasa bagiku.
tiba-tiba saat itu aku langsung berpikir pada Wulan wanita tadi yang menurutku sifatnya sungguh ber timbal balik dengan istriku ini.
"iih amit-amit jabang bayi lah, Untung aja aku nggak salah pilih wanita"
kataku dalam hati kembali tersenyum melihat Istriku yang sedang mengomel
akupun berdiri dari tempat duduknya dan membantu istriku untuk menyuapi kedua anakku yang suka berlarian kalau disuruh makan, aku pun tertawa melihat tingkah lucu kedua anakku ditambah lagi Istriku yang asik mengomel karena nasi berserakan dan Arfa yang berlarian.
Saat malam mulai datang dan saat kami mulai duduk bersantai berdua kami merasa terganggu dengan suara ponsel ku yang sedari tadi terus berdering, tarika yang saat itu juga ikut merasakan kesal terganggu waktu kami berdua dia mengambil ponsel itu dan memberikannya pada aku lihat ada nomor baru yang menelponku, saat itu akupun mengangkatnya dan melespekerkannya
"hallo ini siapa ya"
tanyaku
"pak arta yaa"
berbalik tanya
ternyata yang menelpon ku adalah wanita dan yang tidak lain dan tidak bukan adalah wulan, saat itu aku yang sadar langsung mematikan teleponnya dan memblokir nomornya.
"siapa kak"
tanya istriku
"orang"
jawabku cuek
"kalo itu anak kecil juga tau kali kak"
lanjut nya
"hahaha"
aku tertawa
" ini loh sayang tadi siang tuh waktu aku makan siang ada perempuan yang tiba-tiba ngikutin, terus kepo namanya Wulan"
ceritaku
"teruuus"
" dia orangnya banyak tanya banget deh, dia tanya nama aku wajarlah ya, dan dia ternyata udah denger berita soal aku yang waktu itu, terus dianya semakin kepo tanya nomor HP aku lah tapi aku tolak dan langsung aku tinggal ke kantin yank"
lanjutku
"hhmmm terus"
"nah terus waktu aku makan yaa dia duduk di depan aku iih sesel banget deh padahal aku udah bilang aku udah nikah dia masih aja dekatin gak tau malu banget kan yank aku tinggal dia pergi tuuh yank padahal masih enak makan"
ceritaku panjang
"makan aja kakak ini, ok lanjut"
"yee yank makan itu kebutuhan, kaya kamu kebutuhan aku hahahaha"
"lanjut"
"aah iya, lagi kan yank pas aku ketiduran di ruangan aku dia masuk diam diam dan nulis no nya di kertas dengan kecupan di kertasnya, iih kesel aku buang aja ke tong sampah gitu aku mau pulang dia minta dibantar yaa ogah banget, kebetulan si agas lewat aku minta tolong dia aja hehee"
"naaah pasti si agas niih yang kasih no aku ke dia"
kesalku
"udah lah kak biarkan aja yang penting kakak nya jaga hati dan matanya kak, oh ya mau mau tanya"
menatap
"hhmm apa sayank"
kataku mendekat
"hhhmm emang kakak gak tertarik liat wanita lain di luar sana kan banyak yang lebih dari aku kak"
serius
"gak sayank"
jawabku langsung tanpa pikir
"kenapa!? "
tanyanya lagi
"karna cuman kamu pemilik hati ini sayank"
aku memeluknya
"hhmm kalau aku nanty pergi duluan gimana kak"
tersenyum
"ih apaansih yank kayak gitu nggak mau ah"
kataku langsung menatapnya
"hahahaha kan gak ada yang tau kak, hhmm apa kakak akan cari pengganti aku kak"
tanyanya lagi
"gak gak gak gak yank, udah ah aku gak mau bahas ini lagi"
aku yang saat itu merasa takut langsung menghentikan pembicaraan itu.
karena hari sudah berganti malam aku melihat kedua anakku juga sudah tidur bersama Buk Inah kamipun beranjak tidur