#rumah naza&mahda
sudah hampir 1 bulan berlalu aku yang sekarang sudah mulai berubah lebih merawat diri tapi tetap merasa tak di pedulikan oleh suamiku
sampai hari ini aku sudah tidak bisa tahan diri lagi
sudah jam 11:03 malam dia belum pulang dari rumah sakit, aku sempat meneleponnya tadi tapi dia hanya bilang udah ya yang aku sibuk.
aku yang kesal sangat kesal bagaimana tidak dia yang suka pulang malam tak lagi pernah lagi main di ranjang selalu menolak dengan banyak alasa. paling sering capek aduh boro boro dia yang ajak, aku yang ajak aja dia gak mau.
"loh belum tidur"
dia yang baru pulang mengagetkan aku
"belum, kak duduk dulu sebentar aku mau bicara sebentar"
tarikku
"udah malam ah, capek banget"
tetap berjalan
" mau Kapan lagi kita bisa bicara Kak, bangun tidur kamu mandi sarapan pergi kerja makan siang nggak pulang Makan malam nggak pulang lah terus pulang larut malam Kapan ada lagi waktu kamu untuk bicara kapan kak"
kataku dengan lembutnya
" Emang mau bicaraim apa sih!? penting banget"
berhenti
"iya penting banget"
jelas
"ok, apaan"
berbalik dan duduk
" aku mau tanya ke kamu ingat kamu kapan terakhir kali kita berhubungan badan"
menatapnya
"hhhmm kok tanya itu sih, gak penting banget"
bingung
"jawab kak kapan"
tanyaku lagi
"hhhmm gak inget deh"
menggaruk kepalanya
" Bukannya itu nafkah batin ya kak, boro-boro Kakak kamu belai belai aku, malam saat aku minta kamu lihat aku aja gak"
"sebenarnya kakak kenapa?? maaf, apa udah ada yang lain di luar sana"
tanyaku dengan nada lembut
"ih apaan sih kamu nuduh nuduk aku gak penting banget deh udah ah aku mau tidur"
bicara dengan nada tinggi
"loh aku cuman bertanya kak kalau memang gak ya udah jawabnya biasa aja dong kak, kalaupun iya ya udah aku gak masalah biar semua jelas kak"
sambungku lagi
"alah alah udah deh gak usah yang gak gak"
berjalan pergi
" jawab aku Kak, jangan lari, selama ini aku diam dan sekarang aku bertanya yang aku butuhkan jawaban kepastian bukan digantung-gantung di atas angin seperti ini"
berdiri dari dudukku
"ini udah malam naza aku capek!!! yang gak gak aja deh"
pergi
"ya udah kalau kamu gak jawab kak, aku mau minta ponsel kamu tolong buka pinnya"
kataku menarik tangannya
"apa urusannya sama ponsel deh naz gak gak"
menghempaskan tanganku
saat itu aku yang hampir menangis, kembali kuat dan tiba-tiba ponselnya berbunyi aku yang dengan cepat mengambil ponsel itu dari tangannya dan berlari lalu mengangkat teleponnya.
nama yang tertulis di kontak itu adalah Imelda aku yang mendengar suaranya memanggil panggilan sayang membuat dadaku terasa sesak dan sakit dan langsung nangis ditelepon itu dia bicara
"sayank, makasih ya buat malam ini sampai jumpa besok"
"yank"
"sayank"
Panggil nya terus karena tanpa ada jawaban
segera aku matikan teleponnya dan keluar dari tempat aku bersembunyi.
segera aku lemparkan ponsel itu ke wajahnya
"ok kak aku ngerti apa lasannya sekarang, terimakasih buat semua yang udah pernah kamu lakuin buat aku, yang perlu kamu tahu dari awal aku mencintai kamu sampai detik ini rasa itu tidak pernah berubah bahkan semakin bertambah, Malam ini aku sadar bukan aku yang berubah tapi kamu dan perasaanmu terhadap ku lah yang telah mulai hilang pergi bersama wanita itu"
"gak papa kak, toh sebelum ada kamu aku juga sendiri ok selamat buat kalian berdua kak, aku kirim salam sama samaaa siapa tadii"
"hhmm hhm aah imelda ya imelda, dan kalaupun nanti kita bercerai aku akan usahakan hak asuh anak kita ada di tangan aku, maaf kak kamu dulu mungkin suami yang baik tapi kamu sekarang suami dan seorang ayah yang gagal gagal mempertahankan rumah tangga"
aku yang saat itu menangis masuk ke kamar dan menyusun baju bajuku dalam koper
dia yang saat itu sudah tertangkap basah memohon.
"naz tunggu naz aku akan jelasin sayank, dia cuman teman kok"
memeluk
"gak usah bohong kak, aku bisa terima kok biar aku aja yang mengalah kalau kamu lebih bahagia dengan dia aku mungkin bukan wanita baik baik buat kamu, tapi kamu harus tau kak aku selalu menjaga semua sendirian dan kamu"
"kamu malah membiarkan aku bertahan sendiri dan lagi membawa perusak baru"
"gak papa kak, aku gak masalah kok aku malam ini akan pergi kak, kamu bisa bawa dia ke sini buat senang senang"
berdiri mengemasi pakaian anakku
"aku minta maaf naz, aku aku tau salah maaf"
terus berulang
"loh tau salah kok di buat, nah itu kaca besar kak coba berkaca aja dulu yah aku mau kemas kemas"
sibuk memasukkan baju
aku sudah tak ingin mendengar semua yang dia katakannya hanya diam setelah selesai mengemasi aku memaruh semua ke mobilku juga dengan tempat tidur santai untuk anakku dia yang menghalang halangi aku tak ku hiraukan.
"bik bik, buka pintunya bik"
kataku mengetuk pintu kamar bibik
"ada apa buk, looh kok ibu nangis kenapa?? "
tanyanya
"aah gak papa kok bik, saya bawa nazwa ya bik"
menggendong
"sayank jangan bawa nazwa sayank, aku mohon maafin aku"
menahan
"aduh kak lebih baik aku bawa deh kak, jadi nanti kalau kamu nikah lagi dia gak di aniaya mamah tirinya aku sayank anak kita kak kamu cukup sayangi dia aja udah"
kataku tetap berjalan
"NAZA!! "
teriaknya
"aku pergi ya kak, sekali lagi aku terima kasih buat semua kak kamu adalah kesempatan aku buat aku bahagia yang di kasih tuhan, kalau memang kamu udah memilih untuk selingkuh berarti itu lah nyatanya, aku pergi jaga kesehatan, bilangin juga ke dia ya kamu alergi udang, udang sabu dan terasi bye kak"
kataku pergi menuju garasi
"naza, jangan pergi naz tolong maafin aku naz"
teriaknya dari luar
"aku udah maafin kamu kak dari dulu dulu bahkan, kalau kamu rasa dia yang terbaik buat kakak biar aku yang mengalah dan pergi kak, kalau untuk kebahagiaan kamu.
aku ikhlas kok kalau kamu memilih yang terbaik dan pilihan itu ada di dia selamat yaa, aku pergi kak, assalamualaikum"
kataku mengucapkan salam sedikit meneteskan airmata
aku yang saat itu di jalan tak tau arah mau ke mana tiba tiba bimbang apa ini keputusan yang tepat.
"aduh uda tengah malam begini telepon siapa coba, tarika apa masih bangun ya"
membuka ponsel
#rumah tarika&arta
"aah ah um uuumm kak aaah"
mendesah
grek gereeek grek
"hah ha siapa sih ah nelpon malam malam"
melirik ke ponsel
"aah biarin aja lah yang uh ah ganggu aja"
kak arta masih dengan aksinya
"aah ah bentar deh kak nanty mana tau penting"
ingin berdiri
"jangan di lepas ah yank nanggung dikit lagi"
menarik
"iihh jadi gimana ngambilnya kak"
bingung
"terserah pokonya jangan di lepas"
katanya kembali bergoyang
"kak ih ah tunggu"
kataku mencoba mejangkau
"yak aah dapat"
mendapatkan ponselku tadi
"telepon"
Tarika:"hal lo naz, ada ah apa"
" setop dulu ah, kak" pelanku dan mencubit
Naza:"hahahah ah enak ya lagi indehoy"
Tarika:"hahahaha, kenapa telepon malam malam naz"
Naza:"udah deh gak jadi tar"
Tarika:"ih serius naz ada apa"
Naza:"hhmmm aku pergi dari rumah tar"
Tarika:"apa, looh gimana sih, malam malam begini juga"
Naza:"hehe udah kalut"
Tarika:"ya udah, ke rumahku aja ya"
Naza:"hhm ok tar"
Tarika:"hati hati, aah kamu ini yaa"
Naza:"hehehe makasih tar"
aku yank saat itu sudah memikirkan naza lupa dengan kak arta dan berdiri
"yaank!! "
tariknya lagi
"ooh iya kak, lupa udahan dulu ah kak, naza mau ke sini dia pergi dari rumah"
jelasku masih di atasnya
"aah tanggung yang masih tegang"
katanya langsung membalikkan aku dan menyuruh posisi menungging
"kak ah udah la aah ka ak aaaaah"
kata kataku terputus putus karena desahan
tak lama setelahnya aku mencapai klimaks dan melemas tak lama di susul kak arta yang jatuh di atasku
"iih dasar kamu yaaa"
cubitku lagi
"haaah biar lah yang gak baik nanggung nanggung"
katanya memeluk
"lemes banget ah"
kataku berusaha duduk
setelah istirahat berapa saat aku pun berusaha berdiri dan ke kamar mandi lalu pakai baju.
kakiku yang masih terasa lemas dan ngilu aku paksakan untuk berjalan aku turun dan membukakan pintu karena tahu naza sudah sampai.