Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 112 - Dilema

Chapter 112 - Dilema

Raut wajah yang selalu melintasi mimpi

Terbawa oleh sendunya angin yang mengalir pelan-pelan

Dan menuruni lembah

Turun lagi menyesap ke pori-pori hati

Kau tak kan tau betapa sakitnya sebuah rasa akan kehilangan

Maka jangan berbangga dengan kemutakhiran teori yang kau pahami

Sebelum kau membuka sendiri pintu rasa itu

Diam..dan rasakan..pahami..dan nikmati..

Resapi..Maka kau akan mendapati bahwa setiap pribadi memiliki pertempuran nya sendiri itu benar adanya.

Ketika itu mereka berdua baru saja menyelesaikan urusan kelengkapan data di kantor. Setumpuk dokumen pelengkap serta pernyataan dari kedua belah pihak keluarga telah masuk di dalam pendataan untuk kepentingan nikah secara kedinasan, atau biasanya disebut nikah kantor. Dijadwalkan minggu depan dan kedua belah pihak keluarga akan hadir saat prosesi. Dan setelah itu mereka akan mulai mengurusi semua perlengkapan dan proses pendataan untuk nikah sah negara. Bulan tidak pernah mengira akan melalui proses pernikahan yang lumayan rumit. Bagaskara berkali-kali menyemangatinya.. jarak antara rumah dengan kantor yang juga tidak dekat. Kesibukan itu membuat mereka melupakan sesuatu yang sebenarnya kini tengah mengintai mereka berdua. Semakin dekat dengan hari pernikahan..walau tidak mendapatkan petunjuk apapun..Bulan merasakan hal yang tidak biasa. Begitu pula halnya dengan Bagaskara. Ia semakin sering menelepon dan memastikan keadaan Bulan kapan pun. Bahkan saat tengah malam, tiba-tiba ia merasakan hal yang buruk akan segera terjadi menimpa kekasihnya, Bulan. Dengan segala kecepatan yang dimiliki ia akan langsung menemuinya.

Pagi itu semua berjalan dengan biasa saja. Langit berawan dan cahaya matahari menembus melalui celah-celah nya memberikan efek pemandangan yang indah.. Namun tidak seperti yang dirasakan oleh Bulan..debar dadanya sedikit berbeda kali ini. Ia berusaha mendalami dan mengingat-ingat..hal yang mungkin ia lewatkan beberapa hari terakhir..Ia berharap mendapatkan petunjuk. Namun nihil.

Hari ini Bagaskara lepas dinas. Mereka berencana untuk makan siang bersama di restoran dekat sebuah resort terkenal yang berlokasi di dataran tinggi, sekitar 1 jam perjalanan dari rumah Bulan.

Setelah memeriksa laporan barang keluar di boutique, Bulan dengan galau menggonta-ganti channel televisi di ruangannya. Sekitar setengah jam yang lalu Bagaskara memberi kabar bahwa kemungkinan ia akan datang terlambat untuk menjemput nya makan siang. Ada laporan perampokan yang dilakukan oleh segerombolan penjahat yang buron dari kota lain dan saat ini terpantau posisi terakhir adalah di sekitar kota dan bergerak sangat mencurigakan. Gerombolan itu terkenal sadis dan tidak segan untuk melukai para korbannya. Bagaskara bersama tim nya bertugas untuk membackup tim sergap yang sedang bertugas. Informasi mengatakan bahwa para penjahat itu memiliki senjata api. Target mereka kali ini adalah sebuah toko perhiasan yang paling besar dan terkenal di kota. Tim telah melakukan penyusupan dan siap sejak pagi.

Bagaskara meminta Bulan untuk tidak berada di sekitaran lokasi penggerebekan dan lebih baik untuk stay di dalam boutique atau pulang ke rumah. Bulan merasa sangat khawatir.. walaupun ia menyadari bahwa cepat atau lambat ia akan menghadapi hari seperti saat ini. " Cepatlah, selesaikan tugas mu. Aq ingin kau kembali pada q dalam keadaan utuh dan tidak terluka. Jaga dirimu baik-baik, Bagas.." Bulan merasa ada sebuah lubang menganga di dadanya kini. Rasa galau dan khawatir campur aduk menjadi satu. Ia tidak mampu untuk mengungkapkannya pada siapapun..termasuk pada Bagaskara. Ia paham.. kalimat-kalimat yang ada dalam pikirannya saat ini akan mampu menggembosi semangat Bagaskara dalam bertugas. Ia tidak ingin fokus kerja Bagas terganggu..ini malah justru membahayakannya nya saat bertugas.

" Tenanglah..ini bukan pertama kalinya tim q berhadapan dengan situasi seperti ini. Aq hanya berharap semuanya cepat selesai. Aq merindukan mu, Sayang.. Aq usahakan secepatnya menyelesaikan ini." Bagaskara menutup sambungan telepon nya dengan berat. Walau situasi seperti ini sudah sangat sering ia lalui namun kali ini terasa berbeda. Adrenalin yang biasanya selalu berhasil membakar semangat nya namun kini seperti bersaing dengan rasa melankolis yang hadir seiring dengan kisah percintaan nya yang makin mengalir indah..Bagaskara terbuai dalam lantunan musik cinta yang membuatnya mabuk kepayang.

Pengepungan di TKP sudah berlangsung hampir 1 jam. Tim langsung dipimpin oleh kasat Reskrim yang sangat bertindak hati-hati dikarenakan gerombolan perampok itu menyandera sekitar 5 orang karyawan toko. Mereka telah melepaskan 2 sandera sebelumnya dikarenakan terluka parah akibat pecahan kaca. Pengamanan harus segera dilaksanakan dengan mensterilkan lokasi. Namun sedikit terhambat oleh warga yang berkerumun, penasaran ingin melihat sendiri kejadian perampokan tersebut. Bahkan para pedagang asongan dengan santai nya tetap berkeliling menerobos kerumunan tanpa menghiraukan keselamatan diri mereka sendiri. Beberapa mobil polisi akhirnya dijadikan pembatas sementara. Sedangkan tim sergap telah berada di posisi masing-masing. Saat itu Bagaskara bersama Dimas memimpin tim nya sebagai tim backup berada di titik luar TKP. Mereka ditempatkan di area strategis yang memungkinkan mereka untuk bergerak cepat melakukan tindakan apapun yang diperlukan dan diperintahkan kepada mereka. Tetap bersiap sembari menunggu perintah yang datang sewaktu-waktu dari pimpinan.

Cuaca agak mendung, angin mendadak tidak bersahabat. Daun-daun kering mulai berguguran.. Dan situasi pun tampak semakin menegang. Mobil ambulance telah di siapkan di dalam lokasi steril, tidak jauh dari barikade mobil polisi.

" Siap, dilaporkan bahwa para pelaku terhitung ada 6 orang, 3 di antaranya membawa senjata api. Pimpinannya adalah seorang DPO dan juga residivis dari wilayah barat. Dalam setiap aksinya gerombolan ini terkenal licin dan sadis. Ketua mereka lihai dalam bernegosiasi. Informasi A1 bahwa kepala polisi sektor wilayah X dan X1 telah berhasil mereka tipu dengan kelihaian negosiasi ketua mereka. Saat ini wilayah X dan X1 telah memonitor kejadian ini, Komandan. Mohon perintah." Kanit tim sergap memberikan laporan intelijen mengenai data pribadi setiap anggota dari gerombolan perampok itu. Setelah memeriksa dan memberi perhatian khusus terhadap salah satu file data diri dari seorang perampok itu kasat Reskrim memerintahkan tim backup untuk segera menghadap nya.

Bagaskara, Dhimas, dan 3 orang junior segera menghadap. Kasat Reskrim meminta Bagaskara untuk memeriksa file yang ada di tangannya. Tentu saja Bagaskara tersentak..file data diri yang ada di depan matanya..adalah seseorang yang selama ini mereka cari secara khusus. Memang ada beberapa perubahan di penampakan wajahnya..kali ini foto di hadapan nya itu tampak lebih kurus dan ada luka memanjang di wajahnya.

Bagaskara mengangsurkan file di tangannya untuk ia berikan kepada Dhimas yang menunjukkan reaksi yang tidak jauh berbeda dari nya. " Dia kembali.."