Keputusan hati yang sebenarnya masih merasa bimbang. Namun rasa itu sudah mulai menusuk ke dalam daging hingga telah membuat luka. Bulan tau..Dhany akan merasa mendapat ketidakadilan akibat keputusan nya yang secara tiba-tiba dan terkesan tidak memberi kesempatan. Prasangka negatif itu pastilah muncul salah satunya karena kehadiran Bagaskara tepat sebelum mereka beradu pendapat. Dhany bersumpah tidak akan melupakan pandangan mata Bulan pada Bagaskara yang menurut nya menyimpan rasa. Yaa..ia benar. Sesungguhnya keberanian Bulan untuk mengambil keputusan juga karena kehadiran Bagaskara dalam hidupnya. Menyadarkan bahwa ada pilihan cinta yang lain..yang lebih tulus kepadanya.
" Dhany..Aq tidak bisa menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip mu..dan aq juga tersiksa dengan hubungan-hubungan mu dengan para wanita mu. Mungkin kau akan menganggap aq kuno..tidak dapat beradaptasi dengan cepat, tidak mau membuka diri dan menerima gaya hidup yang mungkin sedikit berbeda.. Tapi.. sesungguhnya cinta yang aq impikan selama ini hanyalah cinta yang sederhana saja. Tulus..apa ada nya.. " Bulan menghela nafas yang sedari tadi tidak beraturan..dadanya masih terasa panas..ia bersyukur bahwa semua sanggahan Dhany dapat ia jawab dengan baik. Seperti nya kali ini ia akan membuat Dhany menyerah.
" Bulan, apa kau bahkan benar-benar tidak ingin memberikan waktu untuk q?" Dhany menatap kosong ke arah Bulan. Seperti seseorang yang telah kehilangan kesempatan nya dalam sekejap. Bingung untuk menyadari apa yang harus diperbuat.
Bulan tersenyum sembari menggeleng,
" Apakah kau sanggup merubah prinsip-prinsip maha benarmu itu? Karena aq risih dengan cara mu bergaul dengan teman-teman wanita mu..terutama Nadnad kesayanganmu." Dhany terdiam. " Aq tau kau mampu..tetapi aq yakin sekali bahwa kau tidak akan mau melakukannya, Dhany." Bulan berkata pelan namun tegas. Cukup berhasil membuat Dhany semakin terdiam, terpaku, kehabisan kata-kata. Wanita di hadapannya ini berani menyerang nya menggunakan senjata prinsip-prinsip kebanggaannya selama ini. Tentu saja ia tidak mungkin akan meletakkannya sekarang. Ini jati dirinya..harga dirinya. Tapi kali ini semuanya seperti dijungkirbalikkan sehingga membuatnya bingung.
" Maka..lepaskan aq, Dhany. Lanjutkanlah kehidupanmu..aq yakin tidak akan ada yang berubah. Karena sedari awal..aq hanyalah pajangan di salah satu ruang kosong dalam hati mu."
Bulan beranjak, berdiri dari tempatnya. Mengambil tas dan kemudian berjalan meninggalkan Dhany yang masih terdiam. Isi kepalanya kacau. Dhany tidak siap dengan keputusan ini. Ia sudah mempersiapkan segalanya dengan baik. Seharusnya semua berjalan mulus, sesuai rencananya. Apa salahnya? Di mana letak keliru nya? Sedangkan yang selama ini ia lakukan adalah menjaga semua hubungannya agar baik-baik saja. Yaa..semua memang baik-baik saja, termasuk dengan mantannya..tapi kenapa justru Bulan lah yang terlepas dari genggamannya? Ini tidak boleh terjadi. Semua seharusnya indah untuknya. Ia sudah berkorban banyak untuk itu semua. Sungguh tidak mudah menjaga semuanya sendiri. Keseimbangan ini..semuanya..terlihat sempurna. Dhany bertanya sekali lagi dalam hati.. Aq sudah melaksanakan semuanya.. Tinggal sedikit lagi aq mencapai tujuan hidup q. Semua terlihat bahagia di sekeliling q. Tapi mengapa sekarang ratu q pergi meninggalkan q?
" Bulan..kau tidak bisa memutuskan aq begini..kau belum melihat apa yang telah q persiapkan untuk mu..hanya untuk mu!" Dan ia pun berjalan gontai..berusaha mencari sosok Bulan. Namun Bulan sudah pergi dari tempat itu. Ia mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi ponsel Bulan.
Bulan : " Halo..ada apa, Dhany?"
Dhany : " Bulan, kau di mana sekarang? Kembali. Kau tidak bisa memutuskan q seperti ini."
Bulan : " Aq dalam perjalanan pulang, Dhany. Ada beberapa taxi di depan hotel. We don't fit each other, Dhany..wake up!"
Dhany : " Kau hanya perlu bersabar sebentar lagi. Please, Bulan.. don't give me those words."
Bulan : " Dhany..aq tersiksa dengan segala prinsip mu. Kau tidak bisa memaksa q. Sepertinya Nadnad lebih cocok dengan mu."
Dhany : " Fine, I will leave her, for you! But don't you dare to leave me!"
Bulan : " Thats not necessary..listen to me, Dhany..you are a good man.. gentleman..but I'm not made for you. I really don't want your love anymore. Please..lanjutkan hidupmu tanpa q. Percayalah..kita akan baik-baik saja."
Dhany : " No! I will not ok without you, Bulan. Kau tidak tau betapa sulit nya aq untuk menemukan mu."
Bulan : " Dhany..please.. stop it. Leave me alone."
Bulan memutuskan sambungan teleponnya.
" Bulan! Jangan..."
Sadar sambungan teleponnya telah terputus, Dhany meremas ponselnya.
" Bulan, aq sudah mengatakan padamu..jangan tinggalkan aq .. Aq telah mempersiapkan semuanya untuk mu. Untuk kita. Kau harus..kau harus untuk q.. "