Pintu masuk restoran itu di design menggunakan banyak bahan kayu. Perpaduan minimalis dan nuansa pantai. Beberapa ornamen batu dan kayu yang dipasang terlihat harmonis satu dengan lainnya dan disertai dengan tata lampu menawan yang membuat siapapun ingin mengabadikannya. Apa lagi di saat malam hari, sungguh, tata lampu membuatnya menjadi semakin sulit untuk diabaikan.
Berbagai macam menu istimewa pilihan sang chef restoran dipampang dekat pintu masuknya. Beberapa olahan tiram dan lobster menjadi primadona malam ini. " Sepertinya aq akan makan malam lagi sekarang. Pilihan menunya sangat menggairahkan." Dhany terlihat antusias setelah membaca menu istimewa restoran malam ini. " Yaa..kau harus mencobanya, Dhany. Olahan lobster di sini memang luar biasa." Bulan menambahkan binaran di kedua matanya. Bagaimanapun dia harus berhasil membuat Dhany untuk ikut bersantap malam bersamanya. Bulan tidak ingin makan malam sendiriaan.
Restoran itu tidak memasang dinding permanen melainkan dinding kayu setinggi 1 meter yang mengelilingi seluruh ruangan, kemudian sisanya adalah kaca Ray-Ban. Ada berbagai pilihan meja di sana. Ada yang kursi dengan berbagai model, shofa, dan di salah satu sudut restoran disediakan ruangan khusus untuk permainan biliar. Di tengah restoran terdapat panggung kecil tempat pertunjukan live music, dan di sudut lainnya terdapat bar yang cukup banyak menyediakan pilihan variasi minuman. Beberapa pot besar berisi tanaman mini palm dan tanaman hias cantik juga tampak di beberapa bagian dalam restoran. Terdapat aquarium besar di beberapa sisi dan lukisan-lukisan biota laut dengan segala keindahannya dipasang di beberapa bagian dinding. Dan sekali lagi, pemilik restoran tampak sangat memperhatikan tatanan lampu. Di saat malam, semuanya nampak makin menyihir siapapun yang berada di dalamnya. Sangat indah.
Bulan memilih meja dekat dinding kaca. Di sebelahnya terdapat tanaman anggrek bulan yang tengah mekar berbunga sangat anggun.
Pelayan dengan segera menghampiri mereka dan menyerahkan buku menu.
Setelah melihat-lihat menu, Bulan memilih olahan tiram, angsio tahu, dan jus belimbing. Sedangkan Dhany memilih menu olahan lobster dan es degan. Segera setelah pelayan pergi, mereka berdua tenggelam kembali dalam sejuta perasaan yang tampak tidak beraturan.
Bulan tidak mengerti..ini adalah kencan mereka untuk kesekian kalinya. Namun sepertinya ia masih terlalu canggung dalam menghadapi Dhany. Beberapa kali Bulan menghindari tatapan mata Dhany.. berpura-pura mengamati lukisan-lukisan di sekitar meja mereka. Dhany menangkap kecanggungan nya.
" Ceritakanlah tentang dirimu..anggaplah informasi yang q dapatkan dari Achilles tidak lah mungkin seakurat yang sebenarnya. Aq ingin mengenal mu dengan lebih baik." Dhany memecah kecanggungan di antara mereka.
" Oh, hmm..baiklah..kau ingin tau bagian yang mana?" Bulan agak kebingungan.
" Kegiatan mu sebelum di sini, teman-teman dekat mu, orang-orang yang dekat dengan mu." Dhany memperjelas.
" Apa kau yakin tidak akan apa-apa, Dhany?" Bulan sedikit ragu. Bukankah saat kita menceritakan hubungan kita dengan mantan kekasih ataupun orang-orang yang sempat dekat.. sedikit banyak pasti akan mempengaruhi keadaan hati siapapun yang juga memiliki perasaan istimewa pada kita. Tapi mungkin ini bisa dijadikan Bulan sebagai tolok ukur nya, seberapa dalam hati Dhany akan terpengaruh.
" Aq akan baik-baik saja, Bulan.." Dhany tersenyum walaupun tersirat sedikit keraguan di dalamnya.
"Baiklah.."
" Aq tidak terlalu mudah bergaul sejatinya..Aq terkesan pemilih untuk bisa dekat. Tetapi jika hanya sekedar teman biasa, aq sama sekali tidak memiliki kriteria. Jika q merasa nyaman dan aman bersama mereka, walaupun kami benar-benar tidak memiliki persamaan hobi atau topik pembicaraan, maka biasanya aq tetap bisa menjalin pertemanan dengan nya. Kau tau..aq sangat tidak nyaman berada di sekitar para penggosip, geng tukang belanja, ataupun geng tukang pamer." Bulan sedikit memutar bola matanya.
" Oh, q pikir kau memiliki banyak teman, Bulan..sepertinya banyak yang peduli tentang mu." Dhany sedikit menyunggingkan senyumannya.
" Oh, tidak..kau menyindir q.. q tidak habis pikir..bahkan mereka hanya mengenal q dari temannya. Atau hanya sering melihat q saja di kampus. Atau mungkin hanya sekedar pernah tau sekilas. Dan mereka mendadak menjadi sangat ingin tau tentang kehidupan q. Asal kau tau saja..mereka mungkin hanya bertemu dengan q di beberapa kesempatan di kelas. Atau bahkan cuma mahasiswa kelas sebelah. Ohh..dasar tukang gosip. Bukankah membahas menu masakan akan lebih bermanfaat? Sangatlah tidak nyaman menjadi pusat perhatian saat kau sedang berjalan atau makan di kantin kampus. Kemudian kau menyadari bahwa kau menjadi topik hangat pembicaraan mereka." Bulan menarik nafas dalam seakan berusaha melepas tekanan yang selama ini ia rasakan.
Dhany menyadari..tidaklah selalu menyenangkan saat banyak orang mengenalmu dan kau menjadi pusat perhatian..karena saat kau buang ingus pun mereka akan segera membahasnya seakan itu adalah perbuatan memalukan dan paling menghinakan.
" Aq cukup dekat dengan teman-teman satu tim kerja q di kampus. Tim kerja Surat Kabar Kampus. Mereka sangat baik dan sangat melindungi q selama ini. Hanya saja aq yang kurang sensitif terhadap mereka. Akhir-akhir ini q menyadari..mereka sungguh memperlakukan q selayaknya saudari mereka. Apa lagi saat kemarin..ketika aq berada di titik rentan q."
" Teman satu kost q, Dina dan Sonya..mereka begitu memahami q. Mereka keluarga q selama masa perkuliahan." Bulan sedikit tersenyum mengingat berbagai dukungan dan perhatian dari kedua sahabatnya itu.
"...."
" Lanjutkan, Bulan..aq ingin mendengar semua dari mu." Dhany memintanya untuk kembali melanjutkan ceritanya saat pelayan datang membawakan beberapa menu pesanan mereka.
....
" Yaa..memang sebelum Leo..ada beberapa yang dekat dengan q. Mereka dengan karakter yang berbeda-beda..namun cukup menarik perhatianku. Hanya saja..mereka tidak pernah masuk terlalu dalam. Hanya Leo yang benar-benar menjalin hubungan berstatus dengan q. Namun ternyata dialah yang menjatuhkan hati q di saat-saat siapapun butuh dukungan dari orang-orang terdekatnya. Yaa..kau tau..saat kejadian itu aq tengah mempersiapkan ujian skripsi q. Maksud q..baiklah..tinggalkanlah aq sesuka mu..tetapi carilah waktu yang paling aman untuk q. Jangan kau lepaskan tangan q saat aq sedang berpegangan padamu di tepian jurang." Masih ada kekesalan tipis di setiap nada suara Bulan pada tahap ini. Bulan meminum sedikit jus nya, memberi jeda waktu untuk melepaskan emosi yang ternyata masih ia rasakan saat pembahasan kembali ke Leo. Sedangkan Dhany.. sepertinya lebih tenang. Ia mencoba memahami rasa yang dialami oleh gadis di hadapannya..
" Q rasa itu adalah keberuntungan mu, sayang.."