Pesawat telah mendarat, Kevin dan Luna telah tiba di Bali dan bersiap untuk pergi ke lokasi rapat yang sebelumnya telah ditentukan. Saat diperjalanan Kevin dan Luna kembali membahas apa yang kira-kira akan membuat pengajuannya gagal maka mereka berusaha lebih keras agar tidak ada celah dalam pengajuan mereka sampai saatnya mereka tiba disebuah hotel dan segera menuju restoran untuk memulai rapat.
"Hallo mr.Smith." Kevin beranjak bangun sambil menjulurkan tanganya mengajak berjabat tangan pria barat dengan tubuh tinggi menjulang itu dengan wajah penuh senyuman.
"hallo Kevin, kalian telah lama menunggu?" Smith duduk setelah bertegur sapa.
"ah tidak, kami baru sampai" Jawab Luna, mereka lalu mulai membuka profosal pengajuan mereka dan mulai membahas tentang kerja sama diantara mereka.
Sesekali Kevin merasa terkesan dengan kemampuan berbahasa inggris Luna yang fasih, dia menjelaskan dengan begitu detail membuat Smith terlihat tertarik dengan pengajuan mereka.
Tentu saja Smith bukanlah orang yang mudah ditakhlukkan bahkan sekaliber perusahaan furniture IY yang sudah mendunia tidak dapat mengambil hati Smith.
"Ini sangat menarik, tentu saja hotel Kings tidak akan melewatkan kesempatan bagus ini." Perkataan Smith membuat Kevin dan Luna merasa lega, Smith sepertinya akan setuju dengan pengajuan kerjasama ini.
"Akan tetapi.. Hotel kings memiliki ciri khas berbeda disetiap negara. Hotel kami tidak hanya bergaya modern tapi juga classic dan futuristik dan untuk menciptakan suasana yang berbeda kami tentunya perlu furniture yang mendukung konsep kami dan saya lihat Furniture K memiliki kriteria yang cocok untuk kami." Smith mengutarakan pendapatnya senyum merekah kini benar-benar terukir di bibir Kevin dan Luna.
"Kami tentu akan setuju untuk bekerja sama dengan kalian tetapi saya tidak dapat memberikan semua proyek hotel dan resort saya kepada kalian dengan begitu saja. kalian adalah perusahaan besar dan bonafit tapi lingkup pasar Furniture K hanya sebatas Asia sedangkan Hotel Kings tidak hanya berada di Asia." Lengkungan senyuman dibibir Kevin perlahan turun begitu juga dengan Luna, dan perasaan cemas mulai menghinggapi mereka.
"Kalian harus memenuhi syarat dulu, begini saja... Kita mulai dari Hotel Kings Jakarta, waktu pembukaan semakin dekat saya ingin kalian yang menanganinya, nanti desainer interior saya akan datang dan kalian bisa bekerja sama. Jika review yang didapatkan memuaskan maka Hotel Kings akan segera menandatangani kontrak eksklusif dengan Furniture K."
Kini Kevin dan Luna dapat bernafas lega, sepertinya kesempatan mereka untuk mendapatkan kontak kerja sama antara Furniture K dan hotel Kings akan berjalan lancar.
"Tetapi jika tidak sesuai harapan dengan terpaksa kami akan memblacklist Furniture K, bagaimana? apa kalian bersedia menerima persyaratan kami?" Tanya Smith sambil menatap mata Kevin dan Luna.
Kevin berpikir sejenak sedangkan Luna menunggu keputusan Kevin dengan hati berdebar, jika mereka gagal maka sama dengan menghancurkan Furniture K tapi jika berhasil maka mereka akan sukses besar.
"Baiklah!" Jawab Kevin setelah menarik nafas dia memutuskan untuk menerima persyaratan yang diberikan Hotel kings, Luna percaya dengan keputusan yang Kevin buat dan Smith tampak senang dengan keputusan yang Kevin ambil.
"Senang bekerjasama dengan anda, sebagai tanda kerjasama diantara kita maka menginaplah di hotel kami dengan begitu kalian juga bisa mencari tahu apa yang membedakan hotel kami dengan hotel lainnya."
"Dengan senang hati!" Kevin menerima tawaran Smith dengan senang hati tapi tidak dengan Luna yang terlihat tidak setuju.
"menginap?" Gumam Luna dalam hati sambil memandang wajah Kevin yang tengah tersenyum dan mulai berbicara santai dengan Smith.
"Kalian sangat serasi.!" Luna hampir tersedak saat Smith mengatakan hal di luar pekerjaan dengan santainya.
Kevin sendiri sedikit bingung dengan apa yang diucapkan Smith sampai dia menyadari jika setelan jas yang digunakannya serasi dengan rok yang dikenakan Luna, sekilas pakaian mereka memang nampak senada seperti sudah dipasangkan dan sedetik kemudian Luna juga menyadarinya.
"ah ini tidak se.." Luna baru saja angkat bicara tapi Kevin memotong ucapannya dengan cepat.
"Benarkah? Luna yang memilihkan baju untuk ku." Ucap Kevin dengan senyumnya.
"Kamu memiliki selera yang bagus nona Luna." Puji Smith, membuat Luna sedikit tersanjung.
"Jadi sejak kapan kalian mulai berkencan?" Tanya Smith kembali, membuat Luna nyaris tersedak.
Pertanyaan macam apalagi itu? Dan mengapa Smith dan Kevin tiba-tiba menjadi akrab dan bersikap tidak formal lagi, tapi Luna tidak mau ambil pusing dengan mereka berdua dia hanya terganggu dengan pertanyaan Smith dan saat Luna akan menjelaskan Kevin lalu menyela pernjelasannya lagi.
"Belum lama ini." Jawab Kevin dengan mudahnya, Membuat Luna tidak dapat melepaskan pandangan tidak percayanya dengan apa yang Kevin baru saja ucapkan.
"Sudah aku katakan bukan? Jika menjalin kasih dengan sekertarismu itu sangat menyenangkan!" Luna kembali berpikir keras perkataan Smith seperti bukan pertama kalinya dia dan Kevin bertemu.
"Ya kamu benar, menyenangkan sekali bisa mengencani sekretaris sendiri, kami bisa bersama setiap saat."
"aku menyerah! Ada apa dengan mereka berdua? dan pembicaraan macam apa ini?" gerutu Luna dalam hati meski bibirnya kini tersenyum tapi hatinya sangat kesal.
"Tapi kalian sungguh hebat, seseorang pasti akan mempertanyakan kredibilitas kalian berdua sebagai bos dan sekretaris tapi aku dapat menjamin jika kalian pasangan kerja yang sangat profesional. Saat rapat tadi kalian sangat luar biasa." Puji Smith, membuat Luna dan Kevin tersenyum bangga.
"Baiklah, nikmati liburan kalian karena aku telah mempersiapkan hadiah istimewa untuk kalian berdua."
"Terima kasih." Kevin menjabat tangan Smith sebelum akhirnya meninggalkan Kevin dan Luna dengan perasaan canggung.
...
Petugas hotel mengantarkan Kevin dan Luna sampai didepan kamar presidential suite, mereka lalu memasuki ruangan bersama.
"Mengapa hanya ada satu tempat tidur?" Luna memegang lengannya tidak nyaman, Smith mengira Kevin dan Luna adalah sepasang kekasih karena pakaian yang mereka kenakan memiliki warna senada membuat Smith beranggapan demikian tapi sikap Kevin mengiyakannya sungguh kebodohan yang hakiki bagi Luna.
"Nyaman sekali!" Kevin tiba-tiba saja merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tepat di sebelah Luna yang duduk di tepi ranjang membuat Luna dengan cepat beranjak bangun saat Luna hendak beranjak pergi Kevin lalu menarik pergelangan tangannya dan menariknya kembali ketempat tidur.
"Kevin, jangan lewati batasmu!" ucap Luna gugup, Kevin hanya tersenyum melihat ekspresi gugup Luna.
"Kenapa kamu gugup sayang?" Tanya Kevin menggoda, melihat ekspresi wajah Luna yang sangat tegang membuatnya tidak tahan untuk menggodanya.
"Siapa yang gugup?" Tanya Luna berkelit.
"Dan jangan panggil aku sayang, aku ini bukan kekasihmu!" Lanjut Luna dengan tegas.
"Tapi Mr. Smith mengira kita adalah pasangan kekasih dan itu artinya selama disini kamu harus bersikap seolah adalah kekasihku."
"Tapi aku tidak pernah setuju akan hal itu!"
"Ya tapi kamu juga hanya diam saja tadi. Jangan pura-pura tidak senang padahal dalam hatimu tengah berbunga-bunga sekarang." Goda Kevin semakin menjadi.
Luna tentu saja merasa kesal.
"Jangan berkhayal, didalam hatiku terasa tersiksa karena harus memiliki bos sepertimu."
"Sungguh? Tapi kenapa kamu hanya diam tadi ketika Smith mengatakan kita berdua adalah sepasang kekasih? Dan jangan berbohong pada dirimu sendiri, siapapun akan merasa bahagia jika memiliki bos tampan sepertiku."
Luna hanya dapat tertawa kaku kini, mungkin ia akan segera mati muda jika terus berdekatan dengan pria narsis seperti Kevin.
,Tapi yang dikatakan Kevin ada benarnya karena memang ia hanya diam saja setelah Kevin menyela ucapannya, tapi setidaknya ia telah mencoba menjelaskan, dan dengan percaya diri Luna memekik kesal dan berkata "Kamu yang terus menyelaku."
"Itu hanya dua kali!" Elak Kevin tidak terima.
"Katakan saja jika kamu ingin aku menikahimu secepatnya!" Bisik Kevin, wajah mereka sangat dekat kini, Luna tidak tau apalagi yang harus dilontarkannya untuk membalas pertanyaan Kevin.
....