"Katakan saja jika kamu ingin aku menikahimu secepatnya!" Bisik Kevin, Luna mematung kini, entah mengapa ia sangat gugup kini sat Kevin menatapnya sedekat ini.
Tapi sadarlah Luna.. Dia hanya menggodamu jadi jangan terbawa perasaan, ucap Luna pada dirinya sendiri
"Yang benar saja! hei bangunlah bos... jika bermimpi jangan di siang bolong." ucap Luna sambil menjentikan jarinya lalu beranjak pergi menuju pintu karena bel berbunyi tiba-tiba.
Bel itu menyelamatkannya..
Luna membuka pintu dan seorang petugas hotel memberikan sekotak hadiah.
"Ini hadiah dari mr.Smith." Seorang pelayan hotel memberikan sekotak kado berwarna merah pada Luna, dan dengan perasaan senang Luna menerimanya.
"Benarkah? tolong ucapkan terima kasihku padanya." Ucapnya tersenyum.
"Baik nona, permisi."
"Kado dari siapa?" Tanya Kevin saat tiba-tiba berada di hadapan Luna saat ia berbalik dan membuat Luna terkejut.
"Dari mr.Smith!" Jawab Luna, mereka lalu berjalan ke arah ruang tamu dan membuka kotak hadiah itu perlahan. Ada sebuah dress bermotif bunga berwarna kuning dan topi pantai yang indah dan juga baju kemeja pantai dan celana pendek berwarna senada.
"Cobalah!" Pinta Kevin antusias, Luna lalu berlari kecil menuju kamar untuk mengganti pakaiannya, tidak sabar untuk memakai gaun itu, tidak lama kemudian Lunapun berjalan keluar.
Luna keluar dari dalam kamar dengan maxi dress kuning bermotif bunga, Luna tampak antusias karena dressnya sungguh cantik.
Kevin sendiri terlihat terpesona oleh kecantikan Luna terutama saat mengenakan dress itu hingga tanpa sadar terlontar kata pujian dari mulutnya.
"cantik sekali !"
Mendengar pujian Kevin, Luna menyipitkan matanya sinis, dia tau pujian itu hanya jebakan belaka yang dimaksud Kevin pasti hanya bajunya.
"iya, iya aku tau baju ini sangat cantik." Ucap Luna ketus lalu berjalan duduk disebelah Kevin.
"bukan bajunya tapi kamu yang cantik." Puji Kevin kembali dan kali ini sukses membuat Luna tersipu.
"Benarkah?" tanya Luna malu-malu.
"Tentu saja bohong." Jawab Kevin tertawa sambil mengacak rambut Luna lalu pergi kekamar untuk mengganti pakaiannya, jika lebih lama di dekat Luna pastinya dia akan terkena amukan gadis itu.
"Kevinnnnnn!"Pekik Luna kesal sambil melempar sandalnya kearah pintu.
...
Luna berjalan menusuri koridor hotel dengan wajah cemberut selangkah lebih maju dari Kevin, dia tidak ingin berjalan sejajar dengan pria yang menyebalkan itu.
"Hei, pelan sedikit jalannya? memangnya kamu sedang lomba jalan cepat ya?" Pinta Kevin yang berjalan dibelakang Luna, tapi Luna tidak menjawab hanya menoleh dengan tatapan sinis lalu berjalan lebih cepat lagi.
"Baiklah-baiklah, jalanlah lebih cepat lagi setelah lebih dari lima meter maka aku akan memposting fotomu saat dipesawat tadi." ancam Kevin, rasanya sangat menyenangkan menggoda gadis dihadapannya ini.
"Kevin sialan." Gumam Luna kesal sebelum akhirnya berbalik arah menghampiri Kevin.
"Gadis pintar!" puji Kevin dengan senyum kemenangan.
"Sekarang, gandeng lenganku!" Pinta Kevin, dia bahkan telah melengkungkan tangannya dan bersiap menerima gandengan tangan Luna.
"Apa kamu gila?" Luna tidak sanggup lagi menahan lidahnya yang gatal sejak tadi ingin memaki Kevin dia sudah tidak lagi berbahasa formal dengan Kevin lagipula ini sudah bukan jam kerja lagi.
"Mengapa aku harus menggandeng tanganmu?" Lanjut Luna dengan mata melotot, sedangkan Kevin tidak bergeming ia hanya terkekeh geli membuat Luna bertambah kesal.
"Aku tidak mau menggandeng tanganmu" tolak Luna tegas.
"Mengapa tidak? bukankah kita sepasang kekasih?" Kevin berbisik dan menyudutkan Luna hingga punggungnya hampir menabrak guci keramik besar tapi Kevin dengan cepat menariknya kedalam dekapannya.
Sejenak mata mereka saling menatap tapi dengan cepat Kevin melepaskan Luna, dan suasana mulai canggung.
"Cepat gandeng tanganku!" Pinta Kevin lagi memulai perdebatan, ini lebih baik dari pada suasana menjadi canggung, Kevin lebih suka melihat Luna kesal.
"Astaga! aku tidak mau!" Tolak Luna kembali dengan tegas.
"Tapi kita sepasang kekasih!"
"Sejak kapan?"
"Sejak Smith mengatakan jika kita pasangan kekasih!"
"Astaga!" Luna menarik nafas kesal, Kevin sungguh konyol baginya.
"Tapi tidak ada tuan Smith disini Kevin!" Lanjut Luna mencoba merendahkan nada suaranya agar Kevin menghentikan kekonyolanya.
"Tapi ini hotel miliknya, kita bisa bertemu dengannya kapan saja!" Jelas Kevin tidak mau kalah.
"Pokoknya aku tidak mau!" Tolak Luna kekeh
"Baiklah, jika kamu tetap bersikeras" Jawab Kevin, semburat wajah kemenangan terlihat diwajah Luna.
"Harusnya begitu sejak awal, membuang waktu saja!" ucap Luna senang seraya kembali berjalan dengan perasaan riang.
"Ya.. jika Smith mengetahui kebohongan kita dan membatalkan kerja sama, maka kamu harus mengganti semua kerugiannya!" ucap Kevin sambil berjalan santai melewati Luna.
"Mudah saja bagiku!" Lanjut Kevin.
"Tuhan musnahkanlah manusia terkutuk ini dari bumimu yang suci." Ucap Luna geram dengan nada tertahan. Ia lalu menarik nafas dan memaksakan senyumannya.
"Sayang, pelankan jalanmu! memangnya kamu sedang lomba jalan cepat apa?" Pekik Luna terdengar sekali sangat dipaksa tapi terdengar sangat menyenangkan bagi Kevin, dengan berlari kecil Luna lantas menyusul langkah Kevin dan menggandeng lengan Kevin dengan wajah terpaksa.
"Seharusnya sejak tadi seperti ini, membuang waktu saja." Komentar Kevin, jelas-jelas dia sedang membalas Luna tapi Luna tidak dapat berbuat apapun selain merengut kesal.
Merekapun mulai menusuri setiap sudut Hotel sambil bergandengan tangan sesekali mengambil gambar setiap tempat yang menurutnya memiliki nilai lebih.
"Tempat ini sangat luar biasa!" Puji Luna sambil duduk ditepi jendela besar, suasananya sangat klasik seperti berada di tahun lima puluhan sangat elegant dan suci. Kevin lalu memotret Luna, gadis itu sangat cantik dia pantas menjadi foto model.
"Kamu memotretku?" Tanya Luna saat menyadari Kevin memotretnya.
"Untuk apa aku mengambil gambarmu, hanya akan merusak suasana saja!" Elak Kevin, ia lalu berjalan kearah lain tapi Luna tidak sepenuhnya percaya.
"Kamu mau sampai kapan disitu?" Kevin menoleh menyadari Kevin telah berjalan meninggalkan tempat itu Lunapun berlari kecil menghampir Kevin dan kembali menggandeng Kevin membuat Kevin tersenyum sembunyi-sembunyi.
Mereka lalu melihat aula dan kemudian lobi dan terahir mereka melihat kolam renang yang terletak dibelakang hotel.
Luna memfoto setiap sudut yang menurut mereka menarik tapi Kevin malah memfoto setiap sudut dimana Luna berada tentunya dengan sembunyi-sembunyi.
"Aku rasa sudah cukup, bagaimana jika kita kembali ke kamar?" Ucap Luna setelah menghampiri Kevin, hampir saja Kevin ketahuan memotret Luna diam-diam tapi sepertinya Luna tidak menyadarinya.
"Oh sepertinya kamu sudah tidak sabar untuk berduan saja denganku?" Goda Kevin membuat Luna melotot bisa-bisanya pria tampan dihadapannya ini memiliki pikiran seperti itu tentu saja Luna lebih senang berada di pulau terpencil seorang diri dari pada harus berduaan dengan Kevin meskipun dikamar mewah.
"Melamun? apa yang kamu pikirkan heuh? apa mau aku menggendongmu ala bridal style sayang?"
....