Chereads / OH MY CEO / Chapter 23 - Menghabiskan waktu bersama

Chapter 23 - Menghabiskan waktu bersama

Pada akhirnya Luna tidak dapat menolak permintaan.Kevin yang ingin mengunjungi apartemennya meskipun Luna dapat merasakan kecanggungan diantara mereka semakin besar.

Kevin memasuki apartemen Luna begitu Luna mempersilahkannya untuk masuk.

Luna sendiri merasa pikirannya kusut karena apa yang akan mereka lakukan disini? bukankah lebih baik jika menonton film di bioskop atau berjalan-jalan dipinggir kota akan lebih nyaman.

"Tempatnya memang kecil, silahkan duduk." ucap Luna kikuk.

Kevin lantas membuka jasnya dan mengendurkan dasinya, ia bahkan menggulung kemejanya hingga lengan kekarnya terlihat.

"Luna... Jangan berpikir yang macam-macam." gumamnya dalam hati memperingatkan diriny sendiri karena demi Tuhan jika saat ini Kevin luar biasa menggoda, dia terlihat maskulin dan sangat sexi.

Oh Tuhan, apa yang aku pikirkan!

Luna segera bergegas ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Kevin sebelum pikirannya merambat kemana-mana dan tidak terkendali.

Kevin sendiri masih memperhatikan interior didalam ruangan apartemen Luna.

"Kenapa kamu tidak memakai produk furniture K?" Tanya Kevin, Luna yang sedang menyiapkan kopi hanya dapat memejamkan matanya seolah ia baru saja ketahuan melakukan kesalahan besar. Dia lupa akan tempatnya yang tidak memakai produk perusahaannya karena harganya yang mahal ia hanya mampu membeli produk biasa.

"Astaga..." Luna terkejut saat membalikan badan Kevin telah berada dihadapannya.

"M..m..." Astaga Luna, hanya panggil mas saja mengapa sulit.

"Kenapa dek?" Tanya Kevin bingung, tingkah Luna terlihat sangat canggung hingga terbersit dibenaknya untuk menggoda Luna.

"Kamu gugup?" Tanya Kevin sambil melangkah lebih dekat lagi pada Luna.

"Ah? tidak..." Jawab Luna melangkah mundur.

"Kita hanya berdua saja saat ini..." Bisik Kevin kembali melangkah lebih dekat lagi.

Luna tidak dapat menjawab, matanya tidak dapat menatap Kevin yang baginya menyeramkan saat ini.

"M..ma..mas mau kopi?" Tanya Luna gugup.

"Aku mau kamu, dek..." Bisik Kevin membuat Luna membeku seketika, ia telah tersudutkan dan tidak dapat menghindar lagi sementara Kevin terus mendekatkan wajahnya membuat Luna memejamkan matanya dengan erat dan menahan nafasnya. Apa Kevin akan menciumnya? Kevin semakin mendekatkan wajahnya, bibir mereka hampir bersentuhan dan kemudian...

"Dek, mas lapar bisa buatkan sesuatu?" Bisik Kevin membuat Luna terkejut.

Astaga pria jni sungguh menyebalkan, ia bisa mengatakannya sejak tadi mengapa harus menggodanya seperti itu seolah ia akan menciumnya dan sialnya meskipun awalnya Luna merasa takut tapi ia justru merasa kecewa karena Kevin ternyata hanya menggodanya dan tidak benar-benar ingin menciumnya.

"Lihat, kita punya apa dilemari pendingin kamu?" Kevin lantas berjalan kelemari pendingin dan membukannya tapi tidak ada apapun didalamnya.

"Apa kamu tidak pernah makan selama ini dek?" Tanya Kevin bingung.

"Ya? Aku makan..." Jawab Luna sambil melangkah kearah Kevin.

"Lalu mengapa kulkasmu kosong?"

Luna mengedipkan kedua matanya beberapa kali dirinya dengan langkahnya yang berhenti seketika saat mendengar pertanyaan Kevin dan membuatnya merasa malu setengah mati.

sudah lebih dari satu minggu Luna tidak berbelanja karena sebelumnya perasaannya kacau akibat masalahnya dengan Kevin sedangkan Mia tengah sibuk dengan pekerjaannya yang selalu membuatnya pergi keluar kota.

"Aku belum belanja sudah satu minggu." 

Kevin menghampiri Luna dan menyentuh lembut pipi Luna.

"Pantas saja kamu terlihat lebih kurus, lalu selama ini kamu makan apa dek?" Tanya Kevin khawatir.

"Makan nasi..." Jawab Luna polos.

"Tidak pakai lauk?"

"Aku membeli makan cepat saji."

"Itu tidak baik bagi kesehatan kamu, dek... "

Luna terdiam, wajah Kevin terlihat tidak senang.

"Ayo kita pergi berbelanja..." Ajak Kevin, ia lantas menggandeng tangan Luna dan membawanya menuju pintu.

"Tunggu dulu..." Kevin menghentikan langkahnya dan membalikan badannya membuat Luna terdiam bingung.

"Ada yang tertinggal..."

"Benarkah?"

Kevin tidak menjawab tapi ia mencium bibir Luna lembut dan singkat sebelum akhirnya membawa Luna yang telah kehilangan semua kata-kata yang dapat ia ucapkan karena terlalu terkejut atas ciuman singkat tadi.

***

Kevin mendorong troli belanja dan menaruh semua bahan makanan dan sayuran kedalam trolinya.

"Astaga mas, kita tidak membutuhkan sebanyak ini." ucap Luna perotes sambil mengembalikan sayuran ke raknya tapi Kevin meraih bahan makanan yang lain, bahkan ia memasukan banyak daging dan ayam kedalam trolinya.

"Mas, ini namanya pemborosan..." Protes Luna kembali, ia terus mengembalikan barang yang diletakan asal oleh Kevin.

"Dek, mas mau makanan yang bernutrisi untuk kamu."

"Ya tapi ini berlebihan mas..."

"Kamu mengembalikan banyak barang yang aku masukan kesini, jadi ini tidak berlebihan."

"Mas..."

"Dek..."

Luna akhirnya menyerah dan membiarkan Kevin mengambil alih belanjaannya karena mustahil baginya untuk bisa membuat Kevin mendengarkannya.

***

Karena hari semakin malam jadk mereka langsung kembali ke apartemen Luna setelah selesai berbelanja.

 Kevin meletakan sisa sayur, buah dan daging yang dibelinya kedalam lemari pendingin sedangakn Luna menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak.

"Bukan seperti itu caranya dek..." Kevin memeluk Luna dari belakang dan mengarahkan tangan Luna untuk membersihkan ikan yang sedang diolahnya.

Hati Luna berdebar lebih kencang lagi, Kevin sengaja melakukannya untuk menggodanya seperti tadi lagi kah?

"Aku bisa melakukannya sendiri mas." ucap Luna gugup.

"Baiklah..." Kevin melepaskan pelukannya dan kembali membereskan sisa belanjaannya.

Luna mulai memasak, ia tidak pandai memasak selama ini tapi memasak gurame asam manis adalah salah satu yang dikuasainya karena ini adalah makanan kesukaannya jadi Luna sering membuatnya.

"Enak..." puji Luna senang saat mencicipi masakannya.

"Cobalah..." ucap Luna, ia menyodorkan sendok kepada Kevin.

Sebelumnya Luna telah meniupnya agar tidak terlalu panas, Kevinpun berjalan mendekat tapi bukannya menerima suapan dari Luna ia malah mencium bibir Luna singgkat.

"Enak..." Puji Kevin membuat Luna tersipu malu.

"Kamu bahkan belum mencicipinya."

Kevin tersenyum karena Luna terlihat kebingungan, ia masih memegangi sendoknya sementara tubuhnya tidak bergerak sehingga Kevin kembali menghampirinya.

Ia mengambil sendok itu dari tangan Luna, bukan untuk mencicipinya tapi untuk meletakkannya diatas meja dapur sementara ia menarik tubuh Luna mendekat padanya sehingga tidak ada jarak sedikitpun diantara mereka.

Luna menahan nafasnya, ia tidak bisa melepaskan diri karena Kevin merengkuhnya erat sementara Kevin terus menatapnya dalam.

"Kamu sudah mencicipinya kan tadi?" Tanya Kevin, nada suaranya terdengar berat dan seperti mantra sihir yang membuat Luna mengangguk begitu saja dan sedetik kemudian Kevin menciumnya.

Ciuman Kevin kali ini terasa berbeda dari sebelumnya yang singkat dan ringan karena ciuman ini adalah ciuman dalam yang menuntut.

Luna merasa kakinya mulai lemas hingga ia harus berpegangan pada kemeja Kevin agar tubuhy tidak terjatuh.

Awalnya Luna merasa sangat tegang, ia terus menahan nafasnya dan membuka kedua matanya lebar sampai akhirnya ia merasa ciuman menuntut Kevin membuatnya tidak berdaya.

Luna memejamkan kedua matanya dan mulai membalas ciuman Kevin, membuka bibirnya dan membiarkan Kevin bermain di rongga mulutnya dan membelikan lidah mereka.

Kevin mengusap lembut punggung Luna, tubuhnya memanas sehingga ia ingin terus memperdalam ciumannya dan mendorong tubuh Luna hingga ia membentur lemari pendingin.

Kevin perlahan mengangkat kedua tangan Luna dan menguncinya diatas kepalanya, menatapnya dan kemudian menciumnya lagi.

Tubuhnya terasa panas terbakar, ia tahu jika Luna merasakan hal yang sama sehingga Luna mengeluarkan desahan yang sangat seksi menyentuh gendang telinga Kevin.

Oh Tuhan, Kevin menahan dirinya agar tidak meremas payudara Luna karena Kevin tahu jika ia melakukannya maka ia tidak akan bisa menahan diri lagi sehingga Kevin mulai menautkan kedua tangannya dengan tangan Luna. Memasukkan jari-jemarinya kesela jari Luna dan menggenggamnya erat diatas kepala Luna.

"Kevinnnn...." Luna mendesah lagi tapi kali ini ia menyebutkan nama Kevin sehingga membuat Kevin semakin menggila namun Kevin tahu jika ia harus berhenti sekarang atau mereka tidak akan berhenti sampai pagi.

Luna mengatur nafasnya ketika Kevin melepaskan bibirnya yang sekarang terasa bergetar dan Basar, kedua matanya terkunci pada tatapan Kevin yang dalam sekaligus menakutkan.

"Aku tidak ingin bercinta sebelum menikah, Kevin." Ucap Luna setelah mengumpulkan keberaniannya karena hati kecilnya merasa risau jika saja Kevin mungkin akan marah padanya.

"Aku tahu, aku tidak akan melewati batas." Jawab Kevin, ia tersenyum dan perlahan ia menurunkan tangan Luna dan mulai memeluknya erat.

"Aku mencintaimu dan sangat menghargai apapun keinginan mu."

"Terima kasih, Kevin..."

"Tapi jangan larang aku mencium mu."

Luna tersenyum malu di pelukan Kevin, ia memukul pelan dada Kevin tapi kemudian ia membalas pelukan Kevin.

"Aku ingin menikahi mu bukan karena kamu cantik ataupun aku menginginkan tubuh mu. Aku ingin menikahi mu karena aku mencintaimu dan aku tidak tahu bagaimana caranya untuk berhenti mencintaimu, aku tidak pernah bisa berhenti mencintaimu karena aku selalu merasa jatuh cinta kapanpun aku bersama mu."

Luna tersenyum, ia mendongakkan kepalanya dan menatap Kevin.

"Terima kasih karena telah mencintaiku."

Kevin tersenyum, ia mengecup puncak kepala Luna dan memeluknya lebih erat lagi.

...

Luna merasa bersyukur karena ia sudah mengecilkan api kompornya karena jika tidak mungkin masakannya akan gosong saat ia dan Kevin asyik berciuman.

Rasanya masih canggung tapi Luna merasa lebih santai karena ciuman tadi dan mereka telah sepakat untuk tidak bercinta sebelum mereka menikah, itu semua membuat Luna lega.

Luna kemudian membawa masakan yang telah ia masak ke atas meja makan kecil tepat di depan televisi.

"Kamu selalu makan di depan tv?" Tanya Kevin sambil membantu Luna menata hidangan makan malam mereka yang meskipun sudah sangat lewat dari jam makan malam namun mereka sama sekali tidak terlihat kelaparan.

Sepertinya kasmaran membuat mereka menjadi kenyang.

"Aku memang selalu makan seperti ini." Jawab Luna singkat, ia duduk tepat di sebelah Kevin.

"Aku akan memberikanmu meja makan kalau begitu."

Kevin abru akan mengeluarkan ponselnya untuk membeli meja makan dari aplikasi penjualan furniture K namun Luna segera mencegahnya.

"Mau di letakkan dimana meja makan itu? Aku sangat nyaman makan dengan cara seperti ini, Kevin. Ini membuatku lebih santai dan tidak merasa sepi saat makan."

Kevin tidak bisa menjawab lagi jadi dia menyerah, "Ya sudah ayo kita makan."

Luna tersenyum, ia dengan penuh semangat mulai meletakan lauk diatas piringan Kevin.

Akhirnya mereka mulai makan. Kevin tidak akan terkejut jika masakan Luna kali ini tidak terasa enak seperti biasa karena yang terpenting adalah dia bisa bersama dengan Luna.

"Astaga dek, apa kamu memasukan air laut kedalam masakanmu?" Ucap Kevin membuat Luna terkejut.

"Apakah begitu asin?" Tanya Luna bingung, ia tau jika ia tidak pandai memasak tapi apakah separah itu.

"Dek, sup ini apakah dinamakan sup air tawar?" Ucap Kevin lagi membuat Luna dengan cepat berjalan kearah Kevin dan meletakan air diatas meja lalu dengan cepat mencoba masakannya.

"Iini sama sekali tidak asin, mas" Protesrotes luna setelah mencicipi ikan buatannya, ia kemudian mencicipi sup yang dikatakan tawar oleh Kevin.

"Ini juga tidak tawar." Protes Luna kembali.

Kevin lantas tertawa, ini pertama kalinya dalam dua tahun terakhir masakan buatan Luna terasa lezat.

"Maaf, karena tidak seperti biasanya masakanmu enak." ucap Kevin tertawa.

"Ya sudah tidak boleh makan." gerutu Luna tidak terima.

"Apa mungkin ini efek karena kamu sedang kasmaran dek? masakanmu tiba-tiba menjadi enak." Goda Kevin lagi.

Wajah Luna merengut kesal, dia sangat panik saat mendengar protes dari Kevin bagaimanapun ini masakan pertamannya untuk Kevin setelah menjadi sspasang kekasih.

Kevin baru saja ingin memasukan sesuap nasi dengan ikan diatasnya kedalam mulutnya tapi Luna dengan cepat menhambilnya dan memakannya.

"Mas tidak boleh makan, kan masakan aku tidak enak." ucap Luna kesal, Kevin tahu jika Luna trngah merajuk sskarang.

"Bilang saja jika ingin aku suapi dek.." Goda Kevin tertawa membuat Luna bertambah kesal.

Pria disebelahnya ini sungguh menyebalkan mengapa tuhan menyisipkan perasaan cinta padanya kedalam hatiku yang dalam.

"Aaaa..." Kevin menyodorkan sesuap nasi kewajah cemberut Luna dengan tatapan manis, meski ragu Luna perlahan membuka mulutnya tapi belum sampai suapan nasi itu masuk kemulutnya Kevin telah lebih dulu memasukannya kedalam mulutnya dengan penuh kemenangan karena tah berhasil menggoda Luna lagi.

"Enak sekali..." Puji Kevin dengan senyum renyah.

"Berhenti menggodaku, mas." Keluh Luna, ia telah berharap dan Kevin hanya menggodanya bukankah itu sangat menjengkelkan.

"Baiklah, katakan aaa..." Ucap Kevin kembali memberikan suapan untuk Luna kali ini dengan tulus tapi Luna tidak begitu percaya dengan Kevin ia lantas memegang tangan Kevin agar tidak bisa menjahilinya lagi.

"Enak... makanlah yang banyak mas, kamu jarang kan makan makanan enak buatanku "

"Tentu saja, ini sangat langka.." jawab Kevin tersenyum.

...

Mereka menghabiskan makananya hingga tidak tersisa. Luna lantas membawa piring kotor menuju dapur dibantu oleh Kevin.

Luna mulai mencuci piring tapi melihat Luna yang berdiri memelakanginya membuatnya tersenyum bahagia.

"Aku bahagia sekali.." ucap Kevin setelah memeluk Luna dari belakang.

Luna mencoba tenang meski dalam hatinya gugup dan tegang.

"Aku juga bahagia..." balas Luna lembut.

"Saat kita menikah nanti, kita akan lebih banyak menghabiskan waktu bahagia bersama." ucap Kevin kembali sambil mengecup puncak kepala Luna yang harum.

"Tentu saja, kita akan bahagia bersama dengan anak-anak kita kelak." jawab Luna.

Hati mereka diselimuti kebahagiaan saat ini.

"Berjanjilah padaku, kita akan terus bersama hingga maut memisahkan." pinta Kevin sambil membalikan tubuh Luna dan menatapnya dalam.

"Itu terdengar seperti perjanjian didalam drama.."ucap Luna tersenyum geli.

"Aku mengutipnya..." Jawab Kevin malu.

"Tapi karena memang itulah yang aku inginkan" lanjut Kevin meyakinkan.

Luna lantas tersenyum, Kevin membuat hatinya luluh hanya dengan kata yang dia kutip dari dalam drama.

"Mas berjanjilah padaku, jangan pernah melupakan cinta yang mengikat kita. Jika cintamu padaku menghilang berjanjilah kamu akan menemukan jalan untuk membawanya kembali memeluk kita."

Kevin tersenyum mendengar perkataan Luna, ia telah mencintai Luna hampir sepanjang hidupnya dia tidak akan melupakan perasaannya walau sedetik.

"Tentu saja.. aku berjanji. Kita akan terus bersama bagaimanapun keadaanku nanti. Aku akan menemukan banyak jalan untuk tetap mengikatmu dengan cinta kita... Aku mencintaimu dek.." ucap Kevin meyakinkan sambil membawa Luna perlahan dalam dekapannya.

"Aku juga mencintaimu mas.." balas Luna.

Perasaan mereka telah sempurna, rasa cinta yang menyelimuti telah menutupi relung hati mereka.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu dek.."

"Aku juga akan selalu disisimu mas.."

Luna melepaskan pelukan Kevin perlahan, Kevin menatapnya lekat kini dan perlahan mulai mendekatkan wajahnya.

Ia tidak pernah bosan mencium Luna bahkan saat ini ia jngjn menciumnya lagi menyalurkan kasih sayangnya yang tulus.

"Mas, ngomong-ngomong kamu tidak mau pulang?" Tanya Luna tiba-tiba saat Kevin hampir saja menciumnya.

Luna sengaja melakukannya ia ingin membalas perbuatan Kevin tadi didapur saat menggodanya.

"Ish kamu merusak suasana romantis kita." gerutu Kevin tersenyum malu sambil mencubit hidung mungil Luna.

***