Matahari sekarang sudah berada di atas puncaknya, sepasang suami istri yang masih kurang lelap memejamkan mata karena begadang menjaga si bayi kembar terpaksa harus bangkit, berjuang untuk mencari sebongkah berlian demi keluarganya, mau tak mau mereka menitipkan si kembar kepada kedua orangtua, dan ini adalah pertama kalinya riri meninggalkan rumah setelah beberapa minggu terkurung di mansion suaminya zhi han, demi menjaga si kembar dan memulihkan kesehatannya sehabis melahirkan.
"mami titip si kembar ya, satria jangan usil ya mimmo tinggal sebentar okey.. " ucap riri sambil mengecupi ketiga buah hatinya.
" beres agassi... " ucap uncle lee. di barengi anggukan dan senyuman sang wangja, satria. membuat riri aneh sendiri melihat sikap putranya ini.
zhi han pun turut menciumi ketiga anaknya dengan sayang dan membungkukkan badannya menghormati orangtuanya sebelum berangkat kerja bersama istrinya, karena masih ada beberapa hal yang harus mereka urus di perusahaan.
" busyeet.. gak patah tuh pinggang membungkuk terus " ucap prima asal setelah melihat adegan zhi han membungkukkan setengah badannya tadi.
" moncongmu bungkuk frangky,,, itu tanda orang korsel menghormati orang tuanya " ucap riri sambil mencubit bibir sahabatnya yang baru keluar dari kamar.
zhi han pun tersenyum melihat tingkah dua sahabat yang tak habis habisnya ributnya.
" lets go sarang " ucap riri pula sambil menggandeng tangan suaminya mesra.
" haahhh.. sarang... sarang nyamuk ya cuutt " ucap prima mengejek ucapan riri. dan riripun berbalik menjulurkan lidahnya. seketika zhi han pun membelai mesra rambut istrinya.
pengawal kwang yang sudah menyiapkan mobilpun berpenampilan rapi dan menyambut tuan dan istrinya dengan penuh hormat dan senyuman. namun.. riri melihat ada gelagat aneh dari sang pengawal suami. nampaknya semua orang rumah agak aneh hari ini fikir riri. mulai satria yang agak diam, papi mami yang senyum senyum penuh makna, hingga bibi dan sekretaris lee pun terlihat aneh. hanya saja ia tak melihat pengawal john dan rima hari ini. kata yang lain mereka sudah pergi karena ada keperluan.
"Haattcciihh...😩 " seketika riri bersin tatkala tiba tiba jari telunjuk suaminya memasuki lubang hidungnya.
rupanya ulah keusilan sang suami membuat riri bersin tak karuan. zhi han pun terkejut tak menyangka keusilannya membuat istrinya bersin bersin parah. itu ia lakukan karena istrinya sedari tadi hanya diam saat ia menanyakan apakah akan membuat sebuah pesta untuk si kembar.
" sorry sorry.. " ucap zhi han sambil menyapu hidung istrinya yang bersin dengan saputangannya.
" usil banget siihh... " ucap riri tak jelas. zhi han pun mendekap wajah istrinya ke dada bidangnya mencoba menenangkan. pengawal kwang hanya geleng geleng kepala melihat dari balik kaca mobil polah tuan majikannya yang usil, dan ini baru pertama kalinya ia melihat keusilan bos besarnya.
" agassi.. terimakasih anda memberikan banyak warna pada tuan saya " ucap pengawal kwang dalam hati sambil tersenyum bahagia dan kembali memperhatikan jalan. tak terasa mereka telah sampai diperusahaan. zhi han pun segera turun dari mobil tanpa menunggu pengawal kwang membukakan pintu untuknya dan istrinya. dengan sigap zhi han mengambil alih peran pengawal kwang membukakan pintu untuk istrinya dan meraih tangan istrinya memapahnya dengan hati hati. hingga sampai di kantor ruangan kerjanya. ia mendudukkan istrinya dengan penuh hati hati pula, dan meraih telepon, memberi tahu sekretarisnya untuk membuatkan teh hangat untuk istrinya.
" honey.. seharusnya kamu istirahat saja tadi di rumah, dan maaf membuatmu jadi bersin bersin begini. " ucap zhi
han setengah tak tega melihat keadaan istrinya sambil menggenggam erat jemari riri yang masih bersin.
" gak apa apa kok, lagian hari ini kita ada rapat pentingkan " tak lama sekretaris yang di suruh zhi han membuatkan tehpun datang. zhi han langsung mengambil cangkir yang berisi teh hangat tersebut, meniupnya dan meminumkan perlahan ke mulut istrinya, membuat sang sekretaris melongo tak percaya, zhi han yang terkenal dingin pada wanita bisa sehangat itu memperlakukan sang istri.
" ehemmm.. " ucap pengawal kwang membuat sang sekretaris buru - buru ijin pamit, takut sang pengawal tangan kanan bosnya ini marah.
setelah agak baikan zhi han beserta istrinya mempersiapkan diri menuju ruang rapat, semua dokumen yang sudah dipersiapkan pengawal kwang telah di teliti dan siap di persentasikan. langkah kaki sepasang suami istri ini terdengar berirama seiring sejalan, setelah pengawal kwang membukakan pintu aula utama ruang rapat yang sudah dipersiapkan pegawai zhi han. tapi yang melangkahkan kakinya di ruangan itu hanya zhi han seorang. kemanakah langkah kaki sang istri..??.
****
di mansion, semua penghuni rumah nampak sibuk dengan berbagai pernak pernik pesta. mereka menyiapkan sambutan istimewa untuk sang pemilik rumah, yang baru menjadi orangtua baru. bu sundari sibuk membuat kue kue kering dan basah di dapur di bantu para pelayan yang lain, rima dan prima asyik menata ruang keluarga agar terlihat indah, sementara sang bibi dan mami riri sedang asyik menimang si kembar. uncle lee dan papi riri juga ikut berbaur membantu. semua pada sibuk siang menjelang sore sebelum sang pemilik mansion datang. mereka tau riri selain terkejut pasti kurang menyukai hal seperti ini. namun mereka juga tak mau hal hal istimewa seperti ini terlewatkan, terlebih si kembar sudah berumur sejak di lahirkan.
****
di tempat kerja sehabis rapat tadi riri menunggu suaminya di balkon atas perusahaan. ia mengelap keringat yang berjatuhan di keningnya. hampir saja, jika ia melakukan kesalahan sedikit saja, maka beberapa anak perusahaan akan ludes di akuisisi perusahaan lain. namun berkat keterampilannya yang bukan isapan jempol belaka riri mampu menandingi perusahaan besar itu, hingga ia telak kalah dan menjauh dari perusahaan suami riri. riri sangat penasaran, perusahaan mana itu mampu menandingi kelihaiannya dalam mengakuisisi perusahaan lain.
sesaat sebelum zhi han memasuki aula ruang rapat, mereka berpisah di lift, riri di dampingi pengawal ali turun menuju ruang lain yang sudah dipersiapkan suaminya bersama para pegawai andalannya yang ia panggil beberapa hari lalu dari indonesia. sedang zhi han bersiap rapat dengan para pemegang saham lainnya. sementara zhi han di sibukkan di ruang rapat utama, riri pun di sibukkan dengan kegiatan mengakuisisi perusahaan lain, karena ia mendapat kabar yang kurang enak dari pengawal ali, ada perusahaan yang kembali mengincar perusahaan suaminya untuk di akuisisi. membuat kening riri berkerut. iapun menyiapkan siasat memerangi hal itu, sambil mengadakan rapat besar, karena zhi han tau pasti ada salah satu pemegang saham yang merencanakan hal ini. riri pun bertempur habis habisan kembali, sudah sangat lama ia tak bermain fikirnya, bahkan para pegawai mengelengkan kepala mereka, begitu tau riri mengakuisisi beberapa perusahaan besar lainnya, mereka berfikir nona bosnya ini lagi terserang virus menggila mengakuisisi perusahaan yang hanya sekedar numpang lewat tadi.
" salah mereka , mengapa harus ikut bermain di dalamnya, membuatku kesal saja " ucap riri dalam hati sambil tersenyum nyengir.
"ganaass, entah apa yang merasukimu" ucap pengawal ali melihat seringai dingin dari nona bosnya ini. hampir sepuluh perusahaan besar ia babat habis sendirian, sementara pegawai nya hanya melongo menghadapi keganasan bos besarnya. pengawal ali tak mampu berkata kata lagi, sambil mematikan layar hologram sehabis menang dari pertempuran tadi. hal ini tentu saja semakin mengepakkan sayap besar perusahaan suaminya.
"huffh.. " ucap zhi han memeluk istrinya yang ia lihat nampak berkeringat sangat basah. ia meraba seluruh badan istrinya.
takut istrinya sakit.
" kamu, gak kenapa kenapakan honey.. " ucap zhi han yang mulai khawatir melihat istrinya yang sangat banyak mengeluarkan keringat.
" aku hanya mau tidur " ucap riri sambil tersenyum, entah kenapa ia sangat lelah sekali.
zhi han pun menggendong istrinya kemudian membaringkannya di sofa ruangan kerjanya, ia mengambil beberapa pakaian kaos cadangan melepas pakaian istrinya, dan mengenakannya. kali ini wajahnya sangat masam sekali, ia sangat khawatir melihat kondisi tubuh istrinya. sementara riri hanya tertawa melihat kekhawatiran sang suami. sehabis mengganti pakaian riri mulai terlelap. sementara zhi han membelai mesra kening istrinya yang masih sedikit berkeringat. ia merogoh kantong celananya mengambil handphonenya.
" ceritakan padaku apa yang terjadi di ruangan tadi, kenapa istriku sangat banyak mengeluarkan keringat hingga sangat kelelahan sekali. " ucap zhi han setengah marah membuat pengawal ali tergidik mendengarnya.
" maaf tuan, nona tadi terlalu bersemangat bahkan ada satu perusahaan yang sangat gigih bersaing dengan nona tadi, beruntung ia kalah, dan entah ada apa nona pun menggempur dengan sngat ganas tak tersisa dari beberapa perusahaan yang ikut bermain pula tadi, mungkin nona kelelahan sesudahnya. " ucap pengawal ali menjelaskan.
"huuhh.. istriku ini,, benar benar... " ucap zhi han menghela nafas berat. ia bangga sekaligus khawatir bercampur jadi satu.
" apa yang mesti aku bayar agar sebanding dengan peranmu my candy, walau aku terlambat memilikimu, tapi rasanya sekarang tak mampu berfikir jernih aku memilikimu, kau lebih dari istimewa " ucap zhi han perlahan sambil mengecup mesra bibir istrinya yang sedang terlelap.