Alhasil mereka bertiga kini acak acakkan, sepanjang perjalanan pulang, mulut tiga pria kemalangan ini hanya manyun manyun saja, Zhi han dan Zay yang basah kuyub dan menggigil kedinginan, sementara Prima yang acak acakan rambutnya akibat jambakan ibu hamil yaitu riri. bahkan kini mereka sangat deg deg an sekali, karena riri yang mengemudi mobil dengan amat pelan sekali. karena ia belum menghapal arah jalan menuju mansion yang ditempati Zay.
" duuh...cuut...ini mobil apa kuda ya.. lama banget nyampenyaa... " ucap Prima yang mulai bosan dengan setiran yang riri kemudikan karena terbilang sangat pelan sekali.
"π€«π€«π€«....biarin az, ntar kena lagi kita" ucap zay seraya berbisik, karena ia tak mau menjadi korban keganasan ibu hamil kembali.
" sweety..aku az ya yang nyetir, bahaya cinta, kamu lagi hamil gini ya..yaaa " ucap zhi han mencoba membujuk istrinya.
"busyeet daah..tau gini naik taxi az tadi" ucap prima yang hilang kesabaran.
" oughh...pada mau cepet nyampee yaa..ππ¬" ucap riri yang nyengir karena mood iseng dan keinginan ngidamnya mulai kembali.
"kamu niih...sstttt..." ucap zay menyenggol siku Prima.
" beneer nih...pada mau cepet nyampee.." ucap riri sekali lagi meyakinkan ketiga pria ini.
"mmm...sebenarnya pingin cepat sampai sih..karena dingin dan basah kuyub gini, cuma... kalau kamu menikmati perjalanannya ok ok az, kami ikutin az asal hati hati ya chamomile..." ucap zay dengan manisnya membuat Zhi han melirik ke arah zay yang duduk di belakang kemudi dengan wajah tak percaya itu bujukan apa kepasrahan.
"ok..ok..klo semua pingin cepat sampai" ucap riri lagi.
" sweety kamuu..." belum sempat zhi han menyelesaikan omongannya, riri keburu menginjak pedal gas dan langsung tancap dengan kecepatan yang tak bisa diprediksi. walhasil zhi han dan kedua pria di belakangnya berteriak histeris.
"Bumiill...kekencangan nyetirnyaaaa" ucap mereka bersamaan beriringan dengan detak jantung yang tak beraturan. shock...itu yang mereka rasakan kini.
" naah... nyampeee...." ucap riri begitu pagar halaman depan di buka penjaga keamanan mansion Zay.
" uhhuuk...uhuuuuk..." terdengar suara batuk yang bersahutan dari dalam mobil ketika riri turun yang langsung di sambut Sesaria dan Rima.
" looh...mereka manaa... " ucap rima yang bingung melihat riri sendiri yang keluar dari dalam mobil.
tak lama ketiga pria yang acak acakan bagai sarang burung pun keluar dari dalam mobil.
"Busyeett...beb..ka Zhi han dan ka prima kenapa jadi semrawutan gini sih... kayak di sambar petir az.." ucap sesaria sambil menahan tawanya.
" bukan petir lagi Sesa...tapi angin tornado...busyet bangeet, istri siapa yang nyetir tadi. " ucap prima melirik Zhi han yang terdiam karena merasakan kepalanya seperti berputar putar.
"udah..aahh..aku mau masuk dulu..mau nonton film kartun" ucap riri.
" haahh...tengah malam gini gak ada film kartun lagi jeng..." ucap rima tak percaya melihat tingkah sahabatnya ini.
" ada kok...aku udah beli kasetnya " ucap riri dengan santainya.
" film kartun apaan, penasaran aku..ikut dong cuut nonton...judulnya apaan siih kok kamu antusias banget pingin nonton " ucap prima.
" boleh kok,,, nonton film kartun sama aku, judulnya KUNGFU JANDAA.." ucap riri sambil berjalan masuk ke dalam mansion. seketika yang mendengarnya langsung bengong.
"kriiikk...kriiiikk...kriiik.." terdengar suara jangkrik yang membuyarkan lamunan dan fikiran mereka barusan.
"π€£π€£π€£π€£π€£...." tawa sesaria dan rima pecah seketika.
" tuuhh...masih mau nonton film kartunnya dengan judul Kungfu Jandaa" ucap zay menggoda prima sambil berlalu merangkul sesaria yang masih tertawa terbahak bahak. dan berjalan memasuki mansionnya untuk membersihkan diri.
" atau mauu...sama janda nikahnya, jadi tiap malam main kungfu kungfuan " sahut Zhi han sambil terkekeh pelan meninggalkan prima yang masih bengong.
" gila bener ngumpul dengan para bekicot gini, jadi korban lagi dah aku...nasiib.." ucap Prima yang tanpa sadar kepalanya langsung di tampol rima karena belum beranjak sedari tadi.
" bekicot kamu bilang, mau ngerasain serangan Kungfu..kungfu apa tadi judulnya kungfu jandaa kan mau gue panggilin si janda" ucap rima dengan sengaja membuat prima cemberut.
" siapa janda...bukan kamu kan, riri juga sudah gak janda lagi apalagi sesaria yang masih perawan " ucap prima dengan santainya sambil beranjak berjalan menyusul rima yang mendahuluinya.
seketika rima berhenti dan berpaling
"ada kok...tinggal aku telpon suruh ke sini" ucap rima lagi seraya menyeringai menahan tawanya.
" siapa... " tanya prima yang seperti akalnya menghilang sedari tadi.
" bu sundari..." bisik rima sambil bersiul berjalan meninggalkan prima yang tak mengira dapat jawaban seperti itu.
" iya juga yaa...bisa kualat aku ama janda kayak bu sundari, pasti pakai kungfu tongkat sapu kalau beliau marah..hiiyy sereem..." ucap prima sambil berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
sementara riri yang sudah selesai mandi di kamarnya, memberikan handuk kering kepada suaminya. " mandi lah.. ada yang mau aku sampaikan " ucap riri kali ini dengan mimik wajah serius. membuat zhi han membalas tatapan wajah istrinya dengan serius pula.
ririnpun duduk di sofa pojok dan langsung menyalakan film kesukaannya 'marsya si gadis usil' ucapnya dalam hati.
selesai membersihkan diri, zhi han pun menghampiri istrinya yang sedang asyik menonton film kartun.
" looh..bukannya mau nonton kartun kungfu tadi...kok sekarang bukan " ucap zhi han heran.
"sweetheart...sinii.." ucap riri sambil menepuk sofa tempat ia duduk sekarang, zhi han pun mengikuti perintah istrinya.
"coba kamu jelaskan, selain kamu pernah mau di jodohkan dengan Dina, apa kamu mengenal mamanya, ibu Diana " ucap riri secara langsung.
" kamu tau dari mana sweety.." ucap zhi han tak percaya dari mana istrinya tau karena zhi han belum sempat menceritakan semuanya ke istrinya.
"jawab az... seberapa dekat kamu sama mama dina, ibu Diana" tanya riri dingin namun memiliki makna yang dalam.
"mmm...dia sahabat ibu aku sweety, hubungan kami memang sangat akrab, hanya saja aku terkadang kurang menyukai caranya dalam bekerja,terlalu banyak memaksa kehendaknya" ucap Zhi han.
"dekat, namun kurang suka, aneh juga.. apa ada yang janggal dengan sikapnya selama ini denganmu " ucap riri bertanya kembali sambil matanya fokus menatap layar televisi.
" janggal...sedikit...tapi kenapa kamu mempertanyakan hal ini, apa ada sesuatu yang terjadi, apa ia menyakitimu..." ucap zhi han yang merasa ada keanehan dengan ucapan istrinya.
" yap...ada sangat banyak, kurasa mereka dendam dengan kita...yang pertama anaknya yang menyerangku, yang sekarang malah ibunya.. kau ingat di shanghai bukan, sewaktu aku di serang..itu perbuatan ibunya Dina, saat ini, bukan aku yang berhati hati sendirian, tapi kamu juga sweetheart " ucap riri keintinya.
" akuu... memang ada apa sweety.." ucap zhi han tak menyangka apa yang di ucapkan istrinya sebenarnya ia sudah mengetahuinya.
" perusahaanmu...itu incaran mama dina selanjutnya,dan sebuah undangan" ucap riri.
" undangan, maksudmu sweety... " ucap zhi han.
" aku datang ke kampung halamanmu, bukan hanya karena sangat merindukanmu, tapi ini undangan yang sengaja di buat ibu diana untukku, tapi sasarannya adalah kamu zhi han, ia tahu kamu salah satu kelemahanku, ia ingin perusahaanmu kacau dan bangkrut, setelah itu terjadi, ia tahu aku akan terpancing. bersiaplah dengan segala kemungkinannya nanti " ucap riri tajam.
" aku mengerti yang kau ucapkan sweety, aku sebenarnya sudah mengetahui cerita ini dari zay, walaupun tak semuanya. jangan khawatir aku baik baik saja, yang aku khawatirkan adalah kamu dan bayi kita " ucap zhi han sambil mengelus perut istrinya.
"hmmmm...berjanjilah, jangan berulah sembarangan lagi,aku sangat khawatir" ucap riri.
" maksudmu apa sweety, aku berulah yang bagaimana " ucap zhi han bingung.
" ke jerman, itu hanya pancingan mereka, mereka ingin menggagalkan semuanya, kau ke jerman namun kekacauan di perusahaanmu semakin menjadi jadi, aku tahu semua selesai waktu aku menyuruh zay bekerjasama dengan perusahaanmu, hanya saja aku sedikit keliru, membuat zay bergabung di perusahaanmu, sama halnya menjadikan Zay korban tambahan, aku sangat kecolongan kali ini " ucap riri dengan mata menerawang kosong.
" jadi ini yang membuatmu banyak melamun sweety... fikiranmu kesana kemari, bahkan kosong hingga membuatmu sakit " ucap zhi han memeluk istrinya.
" aku hanya tak mau menambah banyak permasalahan, aku fikir semua telah selesai, namun setelah mendapat laporan penyelidikan dari pengawal ali, aku sangat paham apa yang membuat mama dina ingin menghancurkan kita, pertama, karena anaknya berurusan denganku, dan... yang kedua mama dina... menyangkut kematian orang tuamu " ucap riri lirik menahan rasa sesak di hatinya.
" maksudmu..." ucap zhi han
" mama dina yang menyuruh orang untuk membuat mobil yang kamu dan orangtuamu tumpangi kecelakaan " ucap riri berhati hati takut membuka luka lama suaminya. sementara Zhi han shock mendengarnya, ia tak berfikiran sampai ke sana, karena memang memori selagi kecil zhi han perlahan lenyap begitu saja. ada mata nanar dan tajam mendengarnya sekarang. namun ia bersyukur itu keluar dari mulut istrinya yang ternyata telah banyak melakukan penyelidikan tentang masa lalunya, bagi zhi han kini ia yang harus bertindak. karena ini menyangkut nama orang tuanya.
" sudah...sekarang saatnya kita istirahat,,, tapii..kamu sudah gak marah lagikan sama aku dan nathalia, dia adik sepupuku " ucap zhi han.
riri menatap lekat mata suaminya yang tajam dan dingin. kemudian ia tersenyum dan mencium dagu lancip suaminya. hingga membuat zhi han tersenyum senang.