Chereads / Me is me / Chapter 36 - Mengakuisisi Perusahaan baru dengan rencana dan tanpa di rencanakan.

Chapter 36 - Mengakuisisi Perusahaan baru dengan rencana dan tanpa di rencanakan.

tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore hari. Zhi han yang masih terlelap memeluk riri sangat pulas sekali. riri pun memperhatikan jam dinding yang terpajang di dinding kamar. ia menoleh ke sampingnya. dan ternyata jarak hidung Zhi han berdekatan dengannya. riri memandangi dalam dalam wajah lelaki yang ada di sampingnya. membelai mesra hidung ke dagunya, dan mendaratkan kecupan manis di hidung Zhi han. yang tanpa sadar mata Zhi han telah terbuka.Zhi han yang sebenarnya risih dari tadi mencoba merasakan dan ingin tau apa yang akan di lakukan istrinya padanya. hingga ia pun sebenarnya tak sabar dan membuka kedua mata elangnya. dan ternyata kecupan bibir istrinya sudah mendarat di hidung mancung nya. tak ayal ia pun membalas kecupan bibir manis istrinya. membuat riri gelagapan dan bangun seketika beranjak menjauh dari sofa tidurnya.

"aku ...mmandii duluu..." ucap riri gugup.

"ga mandii bareng niih.." ucap Zhi han usil.

"yaaa...maumu..ogaah" ucap riri yang menutup pintu kamar mandi perlahan. di dalam kamar mandi ia menepuki wajahnya, ia tak habis fikir apa yang barusan ia lakukan.

"meyri... sadar...sadar" ucapnya yang memandangi wajahnya yang memerah.

sementara Zhi han tersenyum senang. apakah istrinya mulai jatuh cinta padanya. ia segera bangkit dari sifa tidur dan membereskannya hingga membentuk sofa duduk kembali.

riri yang sudah selesai mandi dengan pakaian sama yang ia pakai tadi, menepuk pundak Zhi han.

"apa ada pakaian untukku" ucapnya malu.

Zhi han menarik tangan istrinya beralih ke kamar khusus pakaian dimana tersusun lemari pakaian yang elegan. ia membuka lemari dan memperlihatkan beberapa pakaian wanita yang memang sengaja di koleksi Zhi han khusus untuk riri.

"pilihlah..yang mana kau suka..aku mandi sebentar, mau ikut??" ucapnya menggoda istrinya

riri membalas dengan memainkan bibirnya. riri tak menyangka banyak sekali merk baju terkenal yang di simpan Zhi han untuknya semua terlihat simple, dan riri menyukainya. ia meraih dress pendek berwarna peach selutut tanpa lengan, ia pun berdiri memandangi kaca cermin di depannya setelah ia memakai dress yang ia pilih tadi, simple dan manis.

angin semilir sore kali ini berhembus dengan perlahan. riri dan Zhi han yang sedang asyik menikmati suasana sore sambil menikmati caffe latte bikinan Zhi han yang creamy dan mereka sedang asyik berbincang.

"mmm..kamu pintar ya bikin kopi, kenapa ga jadi barista sekalian" ucap riri yang memandangi matahari yang mulai membenamkan diri.

"boleh..tapi hanya khusus menjadi barista seorang nyonya Zhi,, bukan yang lain" ucap Zhi han menggoda kembali istrinya.

"menurutmu besok apa yang akan terjadi..apakah aku mesti cepat mengusir benalu atau hanya perlu di koleksi sementara waktu." ucap riri

" benalu...sepertinya sangat sulit di singkirkan, apa kau sudah mempersiapkankan diri.sepertinya benalunya semakin tumbuh meluas" ucap Zhi han sambil melirik raut wajah riri yang tenang.

" aku akan memangkasnya perlahan lahan "ucap riri sambil tersenyum pada Zhi han.

"dan aku akan membuang sisa pangkasannya jauh ke dasar jurang,hingga gak akan tumbuh lagi" balas Zhi han yang juga tersenyum pada istrinya. riri berdiri mengepalkan tinjunya dengan pelan ke dada Zhi han. hingga Zhi han menarik tangan riri ke pangkuannya kemudian memeluk dan menciumi bahu riri.

"apa kau tak ingin menciumku.." ucap Zhi han manja sambil menghirup kopinya.

riri hanya tersenyum, memandangi bibir seksi nan halus di mana tersisa creamy coffe latte dari pria yang sekarang memeluknya. hingga ia meyakinkan dirinya, mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Zhi han dengan lembut. Zhi han yang mendapat perlakuan demikian tak menyia nyiakan kesempatan ini. ia pun membalas kecupan lembut istrinya. dan terhanyut dengan nuansa mesra yang tak mampu dilepaskannya. kecupan hangat dari istrinya membuat ia sangat menggebu gebu membalasnya. kecupan demi kecupan riri berikan pada suaminya sore itu.

"puass.." ucap riri menghentikan ciumannya.

"mmmm..belumm" ucap Zhi han.

"yaaa...mintanya berlebihan banget sihh" ucap riri yang mencubiti pinggang Zhi han. Zhi han pun merintih kesakitan.

"kamuu..nyonya zhii..tega banget..sakit tauu". balas Zhi han yang gemas sambil menciumi pipi istrinya. merekapun tertawa bersamaan sambil memandangi langit yang sekarang berwarna orange kemerahan.

*****

pagi ini ruangan nona xiou dipenuhi dengan berbagai dokumen. begitupun ruangan dina. ia sedang mempersiapkan bom atom untuk riri dan nona xiou. sedang rifah sangat gelisah ia sedikit takut kalau istrinya tau saham istrinya telah berpindah nama atas dirinya.

suara hentakan langkah kaki beriringan bersamaan, di mana ada riri, uncle lee dan pengawalnya yang di iringi 2 tim penilai saja, yang satunya dari spanyol dan satunya dari estonia.

mereka adalah Alanzo Benedicto dan Annika Nataschenka sedang tuan Akash Malhotra berhalangan hadir di karenakan urusannya yang sangat banyak.

mereka semua berjalan jalan mengitari semua ruangan yang sudah di rapikan oleh para karyawan khusus sebelumnya. sedang nona xiou yang kini Tengah berada di ruang rapat sedang cemas menunggu bersama karyawan,dewan direksi dan beberapa relasi perusahaan lainnya.

sebuah pintu terbuka di mana riri berjalan menuntun dua orang tamu khusus untuk di tempatkan di sampingnya. nona xiou dan yang lainnya memberikan hormat mereka.

layar proyektor 3d sedang terpampang di hadapan mereka sekarang, satu persatu karyawan khusus menjelaskan isi dokumen yang sudah mereka susun, hingga tiba giliran dina yang gugup menjelaskan. walau gugup dina tetap terlihat profesional dalam pekerjaan. ia sudah menyiapkan file dokumen tambahan, yaitu sebuah aset saham yang ia miliki bersama partner dewan direksi yang tak lain adalah selingkuhan nya.

semua yang hadir terheran heran melihat penjelasan dina yang mengatakan sahamnya sekarang sudah hampir 35% di perusahaan yang artinya ia akan mampu menggeser kedudukan nona xiou, bahkan katanya akan meningkat beberapa kali lipat lagi hingga mungkin ia akan menduduki jabatan CEO baru. rifah yang mendengar penjelasan tersebut benar benar di buat tercengang, ia tak menyangka dina mampu berbuat lebih dari apa yang ia lakukan. tapi taukah dina, bahwa 25% sahamnya adalah milik rifah.

riri yang mendengarkan hal tersebut hanya tersenyum simple.

"Saab seda seletada#dalam bahasa estonia yang artinya bisakah di jelaskan " ucap nona Annika pada dina yang kaget karena tak mengerti ucapan nona Annika.

"kok on korras#baiklah,akan saya jelaskan" ucap nona xiou sambil berdiri dengan senyuman dan memberi hormat pada tim penilai. ia pun menjelaskan dalam bahasa estonia pada nona Annika.

"semuanya pakailah headset kalian" ucap riri pada karyawan dan anggota dewan direksi dan relasi perusahaan, di mana tersedia headset penerjemah bahasa asing.

"See lisamine on uus vara, meie uue omandamise tottu. uks kuu tagasi. kulalislahkuse valdkonnas, ja..ka..moemaailma vara. mis on uha globaalsem. kas see pole vaga meeldiv vara arenenud..??.# penambahan kali ini sebagai aset baru, karena baru kami akuisisi satu bulan yang lalu. aset ini di bidang perhotelan dan juga..aset di dunia fashion yang semakin mendunia. bukankah ini aset yang sangat menyenangkan untuk di kembangkan ??". ucap nona xiou sambil tersenyum.

sedang dina melirik salah satu partnernya yang duduk di seberangnya, seketika wajah mereka pucat. bagaimana mungkin aset saham tersebut berhasil di akuisisi riri. sedang mereka tak menjual saham tersebut. bagi dina hancurlah harapannya. begitupun rifah yang tak menyangka aset nya telah habis akibat permainan istrinya sendiri. partner dina hanya terdiam kaku dengan kebingungannya sendiri. siapa yang menjualnya?.

riri pun mengerutkan dahinya ia bingung, bukankah hanya perusahaan perhotelan yang ia akuisisi. lalu siapa yang mengakuisisi perusahaan fashion.

"vaga fantastiline, ma olin vaga muljet avaldanud..# sangat fantastis, saya terkesan sekali" ucap nona Annika yang mengagumi sosok wanita di depannya yaitu nona xiou dengan bahasa estonianya yang fasih dan..tentu saja sang CEO riri.

wanita yang sekarang benar benar menunjukkan kekuasaannya. yang bisa kapan saja membeli apapun yang ia mau tanpa rencana ataupun direncanakan. para tim penilai memberikan tepuk tangannya tanda mengagumi sekali dengan keberanian riri di saat seperti ini. kejutan yang ia berikan barusan memberikan nilai plus buat tim penilai. berbagai kertas penilaian tercoret sempurna. bahkan binaran rasa puas tergambar di mata nona Annika dan Alanzo.