Dinda membayangkan kejadian pagi tadi. Pikirannya menerawang.
"Maaf, tetap tidak bisa. Aku tidak bisa mengajak anda dan Bulan dalam acara ini."
"Kenapa?"
Dinda terdiam cukup lama hingga akhirnya dia menjawabnya juga dengan keberanian yang ada. Dinda tidak dapat menemukan jawaban lain.
"Apa yang harus saya katakan kepada teman-teman saya jika mereka bertanya tentang siapa anda dan Bulan?" Jelas Dinda lirih.
Kini Dias yang terdiam, ia lalu mengalihkan perhatiannya dari Dinda. Dias berdiri menatap keluar jendela, kedua matanya menatap jauh ke depan, tangannya berada di dalam saku celana. Nampak dari pergerakan punggungnya, sepertinya Dias menghembuskan nafas cukup panjang.
"Kau boleh kembali bekerja," kayanya kemudian.
Itulah kata Dias sebelum Dinda meninggalkan ruangannya. Dinda cukup menyesal telah membirinya jawaban seperti itu, mau bagaimana lagi, Dinda tidak mampu menemukan jawaban lain. Pasti Dias merasa tidak nyaman.