Dinda bingung memilih kata-kata yang tepat untuk memberikan penjelasan kepada Dias.
Tring!
Pintu lift sudah terbuka. Dina merasa terselamatkan oleh keadaan. Dinda berpikir mungkin dia tidak harus menjawabnya. Dinda keluar dari dalam lift, ia menuju meja kerjanya. Dinda coba untuk menghindar.
"Ikut ke ruanganku. Pembicaraan kita belum selesai," pinta Dias. Ia tidak membiarkan Dinda pergi.
Ah, ternyata tidak semudah yang Dinda pikir. Dias masih belum puas dengan dirinya. Sepertinya, Dinda memang harus memikirkan jawaban yang tepat atau si monster labil akan terbangun dari tidur panjangnya. Bisa gawat jika emosi Dias naik, bisa-bisa kelangsungan masa magangnya bisa menjadi taruhannya. Dinda benar-benar tidak ingin berada di kantor tersebut lebih lama lagi.