Dika sengaja menggantung kalimatnya, ia menatap ekspresi wajah yang ditunjukkan oleh Dinda. Dika sedang menimbang, apakah ia harus mengatakannya sekarang atau tidak.
"Hah" Dika menghela nafas lalu tertawa kecil. Ia mengusap asal, puncak kepala Dinda. "Serius sekali" katanya.
"Apaan sih? Kau sengaja ya membuatku penasaran."
"Ah, jadi kau benar-benar ingin tau?"
Dinda mengangguk ragu, lalu ia memasang ekspresi siap mendengarkan. Hal tersebut membuat Dika tersenyum. Ia lalu menarik nafas panjang dan berkata.
"Aku senang jika bisa selalu berada di dekatmu."
Hening sesaay, Dinda menatap Dika tanpa berkata apapun. Dika hanya membalasnya dengan senyuman.
"Apa kau ... Apa kamu?" Dinda seperti ragu untuk menanyakannya.