Air muka Dias langsung berubah, terlihat jelas jika dia kecewa. Sejak tadi ia menata emosinya dan itu tidak mudah. Di saat Dias siap, Dinda sudah terlanjur pergi.
"Apa ada hal penting?" tanya rekan kerja Dinda satu departemen.
"Tidak." Hanya itu kata Dias, ia lalu pergi. Langkah kakinya tidak bersemangat.
Rekan kerja Dinda hanya memandang punggung bosnya tanpa berkata apapun. Dia penasaran kenapa bos Dias mencari Dinda, ingin tau tapi tidak berani bertanya. Ia menggendikkan bahu lalu merapikan meja kerjanya.
Saat Dias menuju tempat parkir mobilnya, ia mendengar percakapan diantara sesama karyawan perusahaannya. Mereka sedang membicarakan Dinda. Telinga Dias segera memasang mode on untuk mendengarkan percakapan diantara mereka. Dias pura-pura membuka bagasi dan sibuk dengan beberapa barang di dalamnya, meski itu hanya alasan karena ia ingin ikut mendengarkan gosip di antara mereka.