Dinda segera mengendalikan dirinya. Bisa senang si monster labil jika Dinda terpengaruh oleh ucapannya.
"Jaga ucapanmu. Aku bukan gadis seperti itu."
"Bukankah kau ingin bertanggungjawab? Bagaimana kau bisa mencuci pakaianku jika tak ku tanggalkan dari tubuhku?"
"Hah?!"
"Apa?" Dias melangkah mendekat. "Apa yang kau pikirkan? Dasar mesum" Dias mengangkat dagu Dinda.
"Huft" Dinda menepis tangan Dias. "Kau salah paham. Tadi aku kira kau yang akan berbuat mesum" Dinda memalingkan wajah. Ia malu karena salah duga.
"Hmm" Dias kembali meraih rahang Dinda. "Aku bisa membuatnya tak menjadi salah paham, jika kau mau" kata Dias lembut.
Kedua mata mereka bertemu, saling pandang dengan pemikiran masing-masing. Dinda terbawa suasana. Nada bicara dan sikap lembut Dias membuatnya terlena. Bagaimana tidak, selama ini Dias selalu berlaku seenak hatinya ke Dinda dan lebih sering membuatnya kesal.