Wajah Dinda memerah, ia tersipu malu mendengar pertanyaan Winda tersebut. Dinda tidak tau harus menjawab apa sebab memang Dinda sendiri tidak tau jawaban dari pertanyaan itu. Dinda merasa cukup nyaman saat bersama keduanya. Yah, walau yang satunya lebih sering membuatnya kesal.
"Kenapa? Nggak bisa jawab? Atau kamu malu?"
"Kakak" kata Dinda malu sambil menyenggol bahu Winda dengan manja.
"Baiklah, aku tidak akan menggodamu lagi. Nanti kamu pasti menemukan jawabannya. Ok, kakak turun dulu ya? Mau lihat kakakmu sudah datang belum."
"Ya, kak."
Dinda menatap dirinya sendiri di cermin. Menatap pantulan wajahnya sendiri. Lama kelamaan Dinda menjadi malu sendiri karena pikirannya lari ke dua pria yang sedang berlomba untuk mendapatkan hatinya. Dinda jadi teringat saat dirinya dulu mengejar-ngejarnya cintanya Niko.